Happy Reading ❤❤❤
Jangan lupa ramaikan part ini yaaa11. Sang Juara
“Tentang dia selalu membuatku penasaran.”
Raider terus memutar handgrip Alex untuk menambah laju motornya. Torpedo berada di depannya, menghalangi jalan Raider ketika ingin menyalip posisinya. Cewek itu berdecih, Alfrey benar, tenaga mesin motor Torpedo memang lebih besar. Cowok itu juga cukup mahir mengendalikan kuda besinya, membuat Raider sedikit kewalahan.
Dia dapat melihat Torpedo meliriknya lewat kaca spion. Raider menurunkan sedikit laju motornya, membuat jarak Alex dengan motor Torpedo menjadi lebih jauh.
Kenapa, tuh, motornya? Mau mogok kali, ya? Galton tertawa dalam hati. Ternyata Raider tidak semenyeramkan yang orang lain bilang. Kemampuan cewek yang akan menyabet posisi legendaris itu memang mumpuni, tapi ketika dihadapkan dengan Torpedo, tampaknya dia sadar diri jika dirinya akan kalah.
Justru bagus jika begini, Torpedo bisa lebih fokus pada rintangan di depannya karena Raider sudah tertinggal jauh di belakang.
Dengan semangatnya yang masih membara bagai api, Galton menambah kecepatannya, mengejar garis finish yang sudah menunggu sang pemenang di ujung sana. Lihat saja, malam ini, identitas Raider akan terungkap. Cewek itu tak akan bisa menyembunyikan wajahnya lebih lama lagi.
“Gue yang bakal rebut semua gelar lo!” teriaknya diiringi dengan keributan jalanan yang cukup lenggang itu akibat deru motornya.
Raider tak menjawab. Dia tetap berusaha menjaga konsentrasi ketika tahu Torpedo hanya berusaha mengalihkan perhatiannya.
“Posisi lo enggak abadi! Oh ya, lo perempuan, kan? Lebih baik belajar masak atau make up di rumah. Kalau lo anak rajin, seharusnya lo lagi belajar, jangan keluyuran malam-malam.
“Karena lo dipastikan bakal kalah, lebih baik lo kabur dan jangan balik lagi ke sirkuit. Nanti malu.” Galton tertawa setelah berkata demikian. Cowok itu tak sengaja melirik spion motornya di sebelah kiri, namun Raider sudah tidak ada di posisinya semula. Apa dia tertinggal sejauh itu?
Detik-detik berikutnya, rongga telinga Torpedo dipenuhi dengan suara deru motor yang melintas tepat di sebelahnya. Galton melebarkan matanya, melihat Raider langsung menyambar posisinya sepersekian detik kemudian. Sial! Dia lengah, mengira Raider akan kalah telak malam ini hanya karena tertinggal jauh di belakangnya.
“Gue bisa tebak seberapa bodohnya ekspresi lo sekarang.”
Ujaran itu mengalihkan atensi Torpedo. Di perempatan, Raider menantang nyawanya sendiri dengan menyebrang secepat kilat ketika sebuah mobil nyaris menabrak badan motornya. Sementara Torpedo yang kehilangan konsentrasi, menghantam trotoar ketika sebuah truk bermuatan melaju dari arah samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYBERTRON: A Raider Is The Bos
Ficção Adolescente(Republish, judul sebelumnya: AlTar) 𝐅𝐚𝐭𝐚𝐥 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 Yang namanya geng penggila tawuran pasti selalu mendapat perspektif buruk di mata manusia tukang julid. Itu namanya hukum alam. Cybertron memang geng beken di kalangan anak muda, ikat...