30| Pertolongan

33.3K 1.4K 175
                                    


Update!! Jangan lupa ramaikan part ini yaa. Happy Reading, manis2 kok kayak kamoeh!!! 🤣🤣

•••


30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. Pertolongan

 Di sini… terlalu bising.

Gadis berusia 10 tahun itu mencoba memusatkan kembali atensi sambil mengukir angka demi angka di atas kertas. Dia tidak suka pelajaran eksakta, sehingga dirinya harus belajar lebih ekstra agar memperoleh hasil rata-rata.

Namun, ruangan ini sama sekali tidak mendukung agar kerja otaknya maksimal untuk memperoleh hasil hitungannya sejak tadi. Anak seusianya sibuk berlarian karena berebut ingin minum menggunakan botol Spiderman yang dibawa oleh salah satu di antara mereka; membuat pesawat kertas; mengobrol, atau yang lainnya.

Mereka biasa melakukan itu bila guru berhalangan hadir. Padahal, ada lembaran tugas yang perlu mereka kerjakan dan kumpulkan sepulang sekolah nanti.

“Tinggal satu nomor lagi,” gumamnya, memantik semangat yang tersisa agar peningnya kepala terhalau untuk sejenak.

Tara mengeluarkan isi pensil mekaniknya yang sudah tidak bisa digunakan dan menggantinya dengan yang baru. Tapi, kejadian beberapa saat kemudian membuat konsentrasi gadis berambut sebahu itu buyar sepenuhnya.

Seorang anak laki-laki yang tengah dikejar oleh tiga temannya yang lain menabrak meja Tara hingga bergeser sekian derajat. Minuman dari botol Spiderman yang dibawa oleh bocah itu tumpah setengahnya, mengotori meja Tara termasuk lembar jawaban yang sudah susah payah ditulisnya, hingga kini jadi tak terbaca lagi.

Siswa itu memegangi pinggangnya yang terasa nyeri akibat terbentur tepian meja, tapi Tara tak bereaksi apapun. Gadis itu diam memandang bukunya yang basah serta alat tulisnya yang berserakan di lantai.

Netra hitamnya melirik anak laki-laki tadi yang terlihat akan menangis sambil dihibur oleh kawannya yang lain.

“… minta maaf.”

“Kamu membuat bukuku rusak, jadi kamu harus minta maaf,” ulang Tara menatap tajam anak laki-laki itu.

“Hei, kamu gak lihat aku juga sedang sakit?” protesnya.

“Itu, kan, karena kesalahanmu sendiri. Apa susahnya meminta maaf?”

Anak laki-laki itu berdecih. Egonya yang selangit menahan permintaan maaf keluar dari bibirnya terlebih untuk seorang gadis terkucilkan macam Tara. Sambil menahan sakit di pinggang, dia merogoh saku celana sekolahnya dan meletakkan beberapa lembar uang di atas meja Tara.

CYBERTRON: A Raider Is The BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang