Warning ⚠️
Part ini mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar di akhir scene. Mohon kebijakan pembaca dalam menyikapinya dan jangan ditiru. Jika dirasa tidak nyaman, bisa di skip. Ingat ya, Cybertron bukan teenfiction atau teenlit, tetapi young adult.Happy Reading semuaaa ❤❤❤ jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
•••
26. Kesepakatan
Event bisnis tahunan yang tidak pernah absen Yama hadiri terasa agar hambar, namun cowok itu tetap duduk pada bangkunya sambil fokus pada seorang pembawa Mastery Class yang berpengalaman pada bidangnya di atas panggung. Satu alasan yang membuat Yama tak bisa berkutik untuk mencari udara segar di luar sana adalah kehadiran papanya—Humberto—yang kini duduk di sebelahnya.
Bahkan ketika senja menjelang—ketika event berganti menjadi pesta bisnis dan berlokasi di sebuah resort ternama—pria berdarah Latin itu masih sibuk dengan pembicaraannya bersama dengan seorang franchisor yang baru saja ditemuinya. Jujur, mudah bagi Yama untuk ikut ke dalam pembicaraan orang-orang di sekitarnya, terlebih dia mendapati beberapa remaja seusianya turut serta dalam event ini. Namun dirinya sudah terlalu lelah untuk sekadar bicara, oleh karena itu dia memutuskan untuk membisu sambil menunggu papanya menyelesaikan percakapan.
Acara utama pada event ini memang sudah lewat beberapa jam yang lalu sebelum dilanjutkan dengan agenda bebas agar para peserta yang hadir bisa saling bercengkrama meski di lokasi berbeda dekat dengan lokasi event semula dilaksanakan. Ruangan indoor yang terhubung dengan ruang terbuka di halaman belakang resort mampu menampung kurang lebih 150 wirausahawan terkemuka.
“Permisi,” ujar Yama santun karena menyela pembicaraan Humberto. “Pa, aku izin ke toilet,” lanjutnya.
Humberto—pria beralis tebal dengan sedikit kerutan pada kulit wajah yang justru menambah mimik keras dan tegas meski dalam berbagai ekspresi itu—memindai keseriusan putranya lewat sepasang netra hazel green yang serupa dengan milik Yama. Dia sudah kebal menghadapi alibi bilamana Yama hanya ingin kabur dari situasi yang dihadapinya sekarang, namun mengingat putranya itu sudah mengikuti kegiatan di event ini dari siang hingga sore, maka Humberto mengizinkannya untuk menghirup oksigen sejenak.
“Jangan terlalu lama, setelah ini kita masih harus berbincang project kerjasama dengan kolega bisnis.” Suara berat nan tegas Humberto dijawab anggukan oleh Yama.
Cowok dalam balutan pakaian formal berupa jas dan celana bahan berwarna navy itu buru-buru mencari pintu ke luar resort. Embusan angin menyambutkan ketika menginjakkan kaki di ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan pantai. Yama tidak betul-betul ingin ke toilet. Meskipun dia bukan tipikal seseorang yang menyukai sepi, tapi terlalu lama berada di keramaian benar-benar menguras energinya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYBERTRON: A Raider Is The Bos
Teen Fiction(Republish, judul sebelumnya: AlTar) 𝐅𝐚𝐭𝐚𝐥 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 Yang namanya geng penggila tawuran pasti selalu mendapat perspektif buruk di mata manusia tukang julid. Itu namanya hukum alam. Cybertron memang geng beken di kalangan anak muda, ikat...