8| PAWANA

46.9K 1.5K 277
                                    

Happy Readinggg, jangan lupa ramaikan part ini ❤❤❤

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8. Pawana

“Layaknya sang angin, aku ingin merasa bebas.”

Tara membalut luka di telapak tangan kiri Yama dengan telaten seolah dia sudah biasa melakukan ini. Yama hanya memandangnya dalam diam, ketika menyadari Tara membisu sejak kejadian tadi.

Jika dia normal, maka cewek itu seharusnya merasa canggung. Tapi tampaknya tidak, justru Yama yang merasa awkward. Tara betah menutup mulutnya selama bermenit-menit, tapi Yama tidak. Cowok itu ingin selalu berbicara pada seseorang yang membuatnya tertarik.

“Woi, mulut lo hilang, ya?”

Tara hanya meliriknya, kemudian kembali membalut luka Yama. Cewek itu meletakkan perban ke dalam tas gendong mininya yang berwarna hitam. Dia mengambil obat merah di sebelahnya, kemudian bergilir menarik tangan kanan Yama. Terdapat luka lecet kecil di sana, tapi tetap harus diobati.

“Cita-cita lo pasti jadi dokter atau perawat,” celetuk Yama lagi. Dia masih berusaha membuat Tara bicara, namun cewek di depannya tetap saja tidak merespon.

Setelah selesai mengobati kedua tangan Yama, barulah Tara memandang netra hazel green yang tak henti menyorotnya sejak tadi. “Buka jaket lo,” titahnya.

“Hah?”

“Gue benci mengulang ucapan yang sama.”

Yama memicingkan matanya, membuat Tara mengerutkan kening. Kenapa lagi dengan cowok di depannya ini?

“Lo gak ada niatan apa-apain gue, kan?”

Tara memejamkan mata seraya menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya kasar. Ujian hidup jenis apa yang tengah dia hadapi. “Gue cuma suruh lo buka jaket, bukan buka pakaian. Lo jangan coba nguji emosi gue, ya!”

Yama tertawa geli. Kenapa wajah Tara yang sedang marah jadi terlihat lucu? Apa cewek itu tidak bisa menunjukkan ekspresi lain? Dahinya pasti lelah selalu berkerut dan membuat Tara terlihat sangat-sangat tidak bersahabat.

Yama bukannya ingin dekat dengan cewek di depannya ini. Bahkan dia menganggap Tara sebagai ancaman setelah dia dengan terang-terangan mengibarkan bendera perang pada Cybertron. Tapi, ketika menelaah sosoknya lebih jauh, Yama justru merasa tertarik. Tertarik dalam konteks, sejauh apa Tara bisa memasang wajah poker face-nya itu?

CYBERTRON: A Raider Is The BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang