(Republish, judul sebelumnya: AlTar)
𝐅𝐚𝐭𝐚𝐥 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠
Yang namanya geng penggila tawuran pasti selalu mendapat perspektif buruk di mata manusia tukang julid. Itu namanya hukum alam. Cybertron memang geng beken di kalangan anak muda, ikat...
Karena part ini pendek, jadi sekalian aja double update yaa.
Oh ya, kemarin banyak yang tanya nih, "kenapa Cybertron diulang update dari awal lagi?" Aku jelasin sekali lagi ya. Kemarin ada beberapa poin Cybertron yang benturan sama cerita lain, bagian yang benturan cukup fatal dan karena aku sadar diri aku belakangan mulai cerita ini, mau gak mau aku ubah aja plot Cybertron.
Semoga setelah ini gak ada kejadian serupa lagi. Jujur aku capek banget ubah plot trussesuaiin sama alur yang udah ada 😓 Apalagi kemarin kasus plagiat lagi marak2nya banget, jadi sebisa mungkin dihindari. Udah itu aja, maaf bikin kalian jadi enggak nyaman yaa 🙏 do'ain semoga gak ada benturan2 gitu lagi, dan makasi udah tetap ikutin Cybertron ❤❤
HAPPY READING 🔥🔥🔥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2. GRAVITASI
"Cybertron punya gravitasi yang membuat siapapun yang terlibat tidak akan bisa ke luar dengan mudah."
“Ini semua poster yang mau ditempel di mading?” tanya cowok dengan headband hitam yang berdiri di depan gerbang rumah Maorer itu dengan tatapan melongo. “Banyak amat!”
Maorer mengangguk. Cowok yang masih memasang muka bantal itu menguap. “Kalau mading penuh, tempel aja di tembok-tembok sekolah. Intinya, biar poster yang udah dicetak gak mubazir. Gue udah bingung mau ditempel di mana lagi,” katanya yang hanya terima beres. Seharusnya persoalan poster dan promosi menjadi urusan Dermaga, tapi cowok itu tengah molor di ruang tamu akibat pesta kemenangan Cybertron yang diadakan tadi malam.
“Lo berdua kandidat baru Cybertron yang dapat golden ticket, kan? Jadi kalian gak perlu seleksi terlalu ketat buat gabung jadi anggota.”
Bintang dan temannya mengangguk. Jika hanya diminta menempel poster, bukan tugas memacu adrenalin untuknya. Toh, dia sudah pernah melakukan hal yang lebih dibandingkan ini. Menjadi mata-mata Cybertron contohnya, padahal dia belum menjadi anggota pada saat itu.
“Okelah, Bang. Gue ke sekolah dulu,” pamit Bintang. Poster ini berisi promosi terakhir Cybertron sebelum seleksi beberapa hari lagi. Jadi dia harus melakukan yang terbaik.
Sepeninggal Bintang, Maorer kembali masuk ke dalam rumahnya. Cowok itu memandang Zico, Badai, dan Dermaga yang masih molor di tengah ruang tamu luas hanya dengan beralaskan karpet yang digelar untuk pesta kemarin.
Marva sudah siap dengan seragam sekolahnya sambil memeriksa alat tulisnya yang dia bawa dari rumah kemarin, tak terkecuali komik yang menjadi teman rasa bosannya. Sedangkan Yama baru saja selesai menjalankan ritual mandi sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah menggunakan handuk. Cowok itu sudah mengenakan seragam sekolahnya namun dengan kemeja belum dikancing, memperlihatkan kaus hitam polos yang dia gunakan.