5| ATTACK

36.7K 1.6K 243
                                    

Sebagai permintaan maaf karena kemarin aku enggak update, hari ini aku double update yaaa

Happy Reading, jangan lupa tinggalkan jejak ❤❤❤


5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5. Attack

“Mereka terlalu baik, tapi aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kesekian kali.”

Terkapar tak berdaya setelah mendapat pukulan maut dari seorang perempuan adalah hal yang dapat menodai harga diri Marco dan kawan-kawan di bawah naungan Cerberus. Mereka tak menyangka jika seseorang datang menolong siswi SMA Nusantara yang sudah menjadi target rencana Cerberus.

Bukan, cewek tadi bukan target mereka. Dia hanyalah objek segar bagi pria hidung belang seperti Marco.

“Minta maaf!” kata cewek bermasker yang tengah menginjak punggungnya kini. Marco tetap bungkam, sudah cukup harga dirinya ternoda, jangan sampai meminta maaf.

“Gue yakin serangan tadi enggak bikin lo bisu,” lanjutnya seraya menarik kerah belakang jaket Cerberus milik Marco.

Menyeramkan. Mata hitam kelam yang memandangnya penuh ancaman membuat Marco berusaha mengalihkan tatapannya. Dia sudah tak bisa melawan. Sekujur tubuhnya mati rasa karena sengatan listrik dari alat di tangan kiri cewek bermasker itu.

“Minggir lo, bangsat!” Marco berusaha menggerakkan tubuhnya. Dia melirik dua temannya yang kehilangan kesadaran. Detik berikutnya, sengatan stun gun kembali menjalar melalui tengkuk belakangnya, membuat Marco berteriak ketika otot-ototnya kembali dibuat lumpuh.

Dia tak bisa berkutik lagi, Marco sama sekali tak bisa melawan siswi asing dengan nyawa sembilan yang berani mengusik Wakil Cerberus seperti dirinya.

“Mulut lo lumpuh juga? Bisa minta maaf, kan?” Kaki cewek itu beralih menginjak-injak jemari tangan Marco, membuat ringisan kesakitan ke luar dari bibirnya.

“G-gue udah gak apa-apa, kok. Bi-biarin aja dia di sini, jangan di apa-apain lagi.” Siswi yang dia ketahui sebagai teman sekelasnya kini angkat bicara dengan nada takut. Bukan hanya takut pada Marco, tapi dia juga takut pada cewek yang dengan berani menghajar cowok itu tanpa ampun untuk menyelamatkannya.

“Lo masih punya rasa kasihan sama orang yang nyaris bikin lo celaka? Hati lo lemah juga,” cibirnya dengan dingin. Tangan Aruna mulai bergetar, dia takut salah bicara.

“T-tapi, kayaknya ini udah berle—”

“Jangan terlalu percaya diri. Gue ngelakuin ini atas dasar kemauan, bukan buat menolong siapapun,” ujarnya dengan begitu angkuh. Dia menunjuk Marco yang masih tak berdaya di atas trotoar. “Gue yakin dia gak perlu belas kasihan lo. Jadi, silahkan pergi, gue masih punya urusan sama bajingan ini.”

CYBERTRON: A Raider Is The BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang