24| Membesuk

36K 1.5K 198
                                    

Senengnyaaa bisa balik update lagiii 😆😆
Mohon maaf kemarin-kemarin aku hiatus karena PTS dan urus naskah Cakrawala yang lagi direvisi menjelang terbit, jadi Cybertron tertunda dulu. Bertepatan aku habis terima rapot hari ini, aku pun update!!!

Silahkan yang mau cek part terakhir yang aku update biar kalian ingat cerita ini sampai mana. Makasi banyak yang udah sabaarrr banget menunggu author yang masih kesulitan untuk produktif ini 😭 Yang pasti, hari ini ada 2 hal yang terungkap. Silahkan dibaca dan Happy Reading ❤❤❤

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. Membesuk

“Mama tunggu di sini aja, ya?” Dinda menunjukkan senyum hangatnya, meski Tara tahu itu terlihat dipaksakan.

Tara mengangguk mengerti lalu menutup pintu mobil. Cewek dengan setelan kaus lengan panjang hitam model v-neck dipadukan wide-leg jeans itu melangkahkan kakinya masuk menuju gedung bertingkat di depannya.

Sebelum ke mari, dia dan mamanya membuat kesepakatan; Tara boleh mengunjungi papanya sesuka hati, tetapi cewek itu harus bersedia untuk mendapatkan perawatan demi menyembuhkan gangguan psikis yang dia alami. Tanpa bantahan Tara menerimanya jika itu berarti mamanya tidak mengganggu rencana yang sudah dia buat.

Seusai melakukan daftar kunjungan di loket dan mendapat surat izin berkunjung dari petugas, Tara meletakkan tas slempang yang dia bawa di sebuah loker. Aturan pengunjung di Lapas tidak memperbolehkannya membawa barang di luar kepentingan termasuk ponsel sekalipun.

Seorang pria mengantarkannya melewati beberapa sel tempat para narapidana itu menjalankan masa hukumannya selama beberapa masa. Tara bisa merasakan emosi yang mereka tunjukkan melalui ekspresi yang terpancar ketika melihat sosok Tara di luar jeruji besi. Kebebasan, mungkin itu yang paling mereka nantikan.

Tara mengalihkan pandangan ketika dirinya dibawa menuju ruangan dengan sebuah meja dan dua buah kursi di tiap sisinya. Cewek itu duduk menunggu kehadiran seorang pria berpakaian napi yang hadir di ruangan ini beberapa saat kemudian. Tara menunjukkan sunggingan senyum tipis sebagai sapaan, meski yang melihatnya menilai senyuman itu lebih mirip sebuah seringai.

Papanya terlihat lebih kurus dibandingkan kala terakhir mereka bertemu, setahun yang lalu. Lingkar hitam di sekeliling matanya, rambutnya yang memutih dan tak selebat dulu hingga menampilkan kulit kepala di sela-sela helaian, menandakan jika pria itu sama sekali tidak menikmati masa-masanya sebagai narapidana di tempat ini. Padahal 2 tahun telah berlalu sejak rentetan insiden kelam yang membawa Aldo menuju ujung kekejiannya, tapi dia masih sulit beradaptasi dengan situasinya kini.

Membuat Tara merasa sedikit… iba.

“Waktu kunjungan maksimal tiga puluh menit,” kata petugas itu sebelum mengawasi keduanya dari jarak jauh.

CYBERTRON: A Raider Is The BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang