12| Gantungan Kunci

27.5K 1.2K 284
                                    

Happy Reading ❤❤❤ maaf atas keterlambatan update nya yaa, belakangan mood menulisku menurun, jadi ngetiknya agak lambat.

Semoga part ini ngefeel. Jangan lupa komennya yaaa, biar makin semangat buat lanjut 🔥🔥🔥

 Jangan lupa komennya yaaa, biar makin semangat buat lanjut 🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Gantungan Kunci

“Hidup itu penuh warna-warna dinamis, bukan hanya hitam dan putih.”

Yama sengaja memelankan langkah. Raut wajahnya mungkin terlihat tak peduli, tapi obsidian hazel green itu seringkali curi-curi pandang ke arah Tara yang berdiri tegak di depan tiang bendera sambil hormat.

Jahat sekali karena Yama berharap Tara goyah dan pingsan. Tapi tampaknya, stamina cewek itu oke juga, mana mungkin langsung hilang kesadaran hanya karena terpapar sinar matahari dalam beberapa menit. Padahal Yama ingin menjahilinya jika seandainya Tara pingsan, namun sepertinya itu hanya jadi angan-angan.

Ketika melintas tepat di depannya, Yama sempat melihat wajah pucat Tara bahkan kantung hitam matanya. Cewek itu kurang tidur, mungkin pagi ini dia dihukum karena terlambat. Aturan SMA Nusantara terlalu ketat. Bel berbunyi, pintu gerbang sudah harus ditutup, telat semenit saja tidak diberi toleransi.

Yama jadi kasihan melihat kondisi Tara.

Lo yang lebih mirip mayat hidup bikin gue semakin yakin kalau Raider adalah lo. Mungkin lo bergadang tadi malam karena balapan di sirkuit, iya kan?

“Berhenti pandangin gue atau gue congkel mata lo!”

Yama menghentikan larinya. Ternyata Tara sadar jika dia tengah diawasi sejak tadi. “Ternyata lo jeli juga, Senorita.”

Tara tak menjawab lagi setelah itu. Yama baru sadar jika dia sudah berlari melebihi 15 putaran. Cowok itu menyugar rambutnya yang basah karena keringat. Kulitnya yang putih jadi sedikit memerah karena terpapar sinar matahari pagi. Yama segera menepi, dan kini iseng berdiri di sebelah Tara.

Cewek itu bergeming, saat Yama menoleh, ternyata Tara tengah memejamkan matanya. Tangan kanannya masih hormat, namun Yama tahu Tara sedang menghalangi sinar matahari yang menerpa wajahnya.

Entah ketiban inisiatif dari mana, Yama berpindah dan berdiri di sebelah kanan Tara. Tubuhnya yang jangkung menghalangi cahaya mentari, membuat Tara membuka matanya ketika tak merasakan hawa panas sang baskara.

“Lo ngapain, sih?” herannya.

“Cuma lagi berdiri.”

CYBERTRON: A Raider Is The BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang