Kristopher

679 15 0
                                    

"benarkah hanya aku dihatimu yang bertahta?"

"Dewa Mahendra"

Kedua cowok tampan itu berhenti ditaman belakang sekolah.tiba-tiba saja Kriss mengapit kepala Dewa di ketiaknya membuat Dewa merontah sakit.

"sakit bego..!!" Dewa berusaha melepaskan jepitan Kriss

"Lebih sakit mana dengan loe gak ngabarin gue , anying...!!" kesal Kriss lalu melepas kepala dewa.

Membuat Dewa ngos-ngosan.menatap sahabatnya itu dengan senyum hangatnya.

"biar surprise aja, " ucap Dewa memeluk sahabatnya itu dari samping sambil menaik turunkan alisnya.

Kriss berdecak sebal. "loe sengaja ya..?"

"apaan?"

"sekelas sama Elsa..!"

Dewa melepas pelukannya lalu bersandar pada pohon .

"gaklah bego, loe kok gak ada perubahan sama dia?" tanya Dewa penasaran.

"peluang gue sedikit,Wa. Hatinnya masih sama loe.!" Lirih Kriss menatap Dewa lelah.

Perasaan Dewa tidak karuan, antara legah dan tidak mendengar penuturan Kriss. Tapi Kenapa dia harus legah pikirnya.

"menyembuhkan tidak semudah melukai, Wa. Loe harus yakinkan perasaan loe kesiapa?" lanjut Kris .

Sementara Dewa hanya geleng geleng kepala."loe yang terbaik buat dia ,Kris.bukan gue."ucap Dewa

"dan dia maunnya loe." Tegas Kris menatap tajam Dewa.

Dewa menghela nafas kasar. "tapi cinta.., gak bisa dipaksakan, Kris!" ujar Dewa ragu-ragu.

"yakin loe? " ujar kriss dengan nada mengejek.

Dewa terdiam. Membuat kris terkekeh dan menepuk pundak sahabatnya itu.

"mata loe itu gak bisa bohong,Wa." Ucap Kris sementara Dewa masih tetap diam

Kata - kata Kris membuatnya berpikir.apa bener dia memiliki perasaan pada cewek aneh itu?.kalaupun iya. Tapi sejak kapan?
Memikirkannya membuatnya pusing.

"mikir boss, gue mau cabut. " seru Kris lalu melangkah pergi.

"mau kemana loe?arah kelas disebelah sana ."teriak Dewa.berjalan menuju kelasnya .

"gue mau main petak umpet dulu ama pak Seno" teriak Kris menuju gerbang belakang. Dewa terheran -heran satu tahun meninggalkan sahabatnya itu ternyata belum berubah.

***

Dengan sedikit mengendap-ngendap Kris menoleh kanan kiri. Biasanya pak Seno guru killer yang patroli saat pelajaran berlangsung akan Mencari siswa-siswi yang bolos pelajaran dan menyeretnya ke ruangan BP.

Kriss mulai memanjat pagar setinggi dua meter itu, deheman dari seseorang menghentikan niatnya.

"ehh, bapak. Apa kabar pak?" seru Kris dengan senyum tengilnya menjabat tangan gurunnya itu.

"baru hari ini kamu masuk, sudah mau berbuat ulah lagi Kristopher.?" Tegas pak Seno tak lupa tatapan sangarnya ia keluarkan. Membuat siapapun akan takut pada guru brewok ini.

" anu pak, saya itu kangen omelan bapak. Bapak nggak kangen apa sama saya?"seru Kris dengan wajah imutnya membuat pak seno jijik melihatnya.

"kamu mau main main sama bapak, Kris? Ayo ikut bapak ke ruang BP, saya yakin kamu juga merindukan ruangan itu kan?" ujar Pak Seno menarik lengan Kriss dengan geram

"ah ,, bapak bisa aja, tapi lain kali ya pak, murid bapak yang cakep ini mau belajar dulu?" ucap Kris melepas tanga pak Seno

"kamu pikir bapak percaya , Kris?"

"bapak harus percaya sama saya pak, karena memulai sebuah hubungan baik itu harus dilandasi dengan kepercayaan. benar kan pak,,?" sahut Kriss dengan menaik turunkan alisnya membuat pak Seno cengo.

"bagaimana pak?dengan ibu Tina?" tanya Kriss dengan muka tengilnya.

Ibu Tina adalah gebetan Pak Seno. Pak Seno menyukai ibu Tina sejak lama namun , guru sangar ini tidak berani mengungkapkan perasaan pada guru Cantik itu.

Pak Seno berdehem dan bingung bocah tengil ini tau darimana.

"ahh, bapak jangan bingung gitu, selain saya meraih predikat nakal, saya juga stalker handal loh pak."seru Kriss dengan gaya sombongnya membuat Pak Seno tersadar.

"alahh sok tahu kamu, ayo ikut bapak keruang BP." Seru Pak Seno memabawa Kriss dengan Paksa.

"Pak Seno sesuatu banget dah..!" pasrah Kriss

"kamu bilang apa?" geram Pak Seno .

"gak pak, saya hanya prihatin sama luna maya" ujar Kris tidak nyambung.


***

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang