Kafe

448 21 0
                                    

Elsa membulatkan matannya. Ia terkejut dengan ajakan Dewa untuk mereka berpacaran.

"kenapa diam Elsa? Bukannya ini yang kamu inginkan selama ini.?" sarkas Dewa.

Elsa terkekeh pelan. Sungguh bukan seperti ini yang Elsa inginkan. Dewa mengajaknya pacaran seperti orang yang frustasi. Elsa tidak akan pernah menjalani sebuah hubungan yang berat sebelah. Ia tahu Dewa tidak memiliki perasaan apapun padannya. Hati Dewa masih pada gadis itu.

Dewa mengernyitkan keningnya heran. Kenapa Elsa malah terkekeh.

"lo mau ngajak gue pacaran? Atau berantam.hmm?"Elsa tersenyum miring.

Sebaiknya Elsa harus menyelesaikan semua ini. Elsa tidak ingin tersisksa lagi dengan perasaanya. Sudah cukup.

"terus,lo maunya apa,Elsa?"Dewa frustasi. Gadis didepannya benar benar keras kepala.

Elsa menggeleng pelan.

"lo gak perlu merasa bersalah atas rasa yang gue miliki ke elo,Wa." kali ini suara Elsa melembut.

Dewa takut dengan pembicaraan Elsa kali ini. Ia lebih suka elsa meneriakinnya ataupun mmemarahinya.

"perlahan-lahan gue bakal hapus perasaan gue ke elo."Elsa menatap Dewa serius. Namun,  dalam tatapannya tersirat luka.

Deg

Dewa menggeleng pelan.

"cih, lo itu bodoh apa bego sih? " kali ini Dewa tidak punya cara lain untuk mengalihkan pembicaraan pada Elsa.

"jadi perempuan itu ribet banget ya? Mereka selalu mengutamakan perasaannya sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Lo egois!" Dewa menatap tajam Elsa.

Sementara gadis itu menatap Dewa santai.

"lo bilang gue bodoh, bego, egois. Terserah! Gue gak peduli"desis Elsa tak sanggup.

Ia menatap diluar kafe. Pandangannya buram. Air mata sebentar lagi akan menetes dipupilnya.

Dewa menghela nafas pelan.gadis ini benar benar keras kepala.

"cepat pulang.Besok ujian.Jangan ngebut-ngebut.lupain hari ini. Gue udah pesan makanan buat lo.makan yang banyak yah. Gue balik duluan." pesan Dewa melangkah pergi meninggalkan gadis itu seorang diri disana.

Dewa keluar kafe. Namun hatinya masih ingin menemani gadis itu. Biarlah, saat ini Dewa meyakinkan perasaanya dulu. Ia tidak ingin gegabah.

Elsa menangis dalam diam. Ia Menutup wajahnya.bahunya bergetar. Hatinya sakit. Namun dia harus kuat.Elsa menghapus air matannya kasar.menetralkan perasaan dan pikirannya beberapa menit.

Mencoba membuka buku walau pikirannya tak fokus sedikitpun.

"apa benar mereka tidak pacaran?" gumam Elsa lalu menggelengkan kepalannya pelan.

Elsa fokus.

Dewa menghubungi seseorang.

"assalamualaikum bang."

....

"Elsa ada di kafe *****"

....

"iya,  dia bawa motor abang."

....

"dia baik baik saja kok bang."

....

"sama-sama bang."

***
Dewa tidak benar benar pulang. Cowok itu memasuki sebuah toko buku didepan kafe itu. Ia tidak ingin meninggalkan Elsa sendirian disana. Paling tidak sampai Satria datang menjemput Elsa.

®®®

Terimakasih telah membaca,  sempatkan vote and comment ya h gaes.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang