Perhatian Dewa

606 22 0
                                    

Disinilah Elsa berada diruang serba putih aroma khas RS yang menusuk dihidungnya.  Satu hal yang paling ia benci didunia ini adalah rumah Sakit, dan hari ini ia berada didalamnya.  Kalau ia tidak pikir kesehatannya sekarang memburuk ia mungkin sudah berbaring nyaman di istana kamarnya dengan tenang. 

Ditemani dengan kedua kakaknya ia memandang penuh kesal terhadap kedua abangnya.  Sedari tadi meminta izin pulang tak diindahkan sedikitpun oleh kedua abangnya itu.

"kak..,  Elsa mau pulang saja,  Elsa gak suka disini. " kekeh Elsa memelas.  Triknya pasti akan membuat luluh kakaknya.

"gak dek,  kamu harus sembuh dulu. " ucap Langit dengan nada yang ia lembutkan takut membuat adiknya itu tambah ngambek.

" tapi , ..." ucapan Elsa terhenti saat seseorang mengetuk pintu. Hingga seseorang  datang  yang paling ia hindari sedari kemarin. dengan gerakan reflek Elsa menutup tubuhnya dengan cepat berpura pura tidur.

" gimana keadaan Elsa bang? " Tanya Dewa yang mengerutkan keningnya saat tubuh elsa tertutup selimut. Satria dan Langitpun heran melihat tingkah adiknya.

" sudah membaik,  wa.  Tapi kata dokter Elsa belum bisa pulang ." jawab Satria yang dijawab anggukan oleh Dewa.

Langit tersenyum gemas melihat tingkah adiknya itu. "El,  ngapain sih pake nutup muka segala.? " langit menyuruh Dewa mendatangi Elsa dan berdiri disampingnya tanpa bersuara sedikitpun.

" Elsa sudah tidur kak. " cicit Elsa yang terdengar pelan namun didengar oleh kedua kakaknya begitupun Dewa yang tersenyum tipis pada gadis disampingnya ini.

" tidur kok ngejawab dek, ada ada saja kamu." Satria menggeleng pelan.

Sementara didalam selimut Elsa terlihat gelisah.  Ia benar benar kesal dan malu pada Dewa. Entah kenapa cowok yg berada satu ruangan dengannya ini membuat jantungnya berdegup tidak karuan. Bukan ia takut atau apa?  tapi Elsa juga gak ngeh dengan perubahan degup jantungnya saat bertemu dengan Dewa.

Suasana hening seketika,  menyisahkan Dewa sendiri menjaga Elsa.  Satria dan Langit sedang ada urusan mendadak. Elsa mengerutkan kening.  Dengan perubahan suasana didalam ruangannya ini.
Dimana kedua abangnya? dengan mengendap ngendap ia membuka selimutnya perlahan.

Wajah Dewa terlihat tenang memainkan handphonenya.  Pakaiannya yang santai membuatnya tampan berkali kali lipat.  Elsa cukup kaget mendapati Dewa berada tepat disampingnya.Elsa Masih setia memandangi Dewa ,hingga ia tak menyadari sedari tadi senyum senyum sendiri.   Dewa yang merasa diperhatikan mengangkat wajahnya.

Tatapan keduannya bertemu.

Deg

"apa apaan ini?  Apa saya punya sakit jantung juga selain magh dan asma? " keluh Elsa dalan hati

" udah puas mandangin wajah tampan gue. " ujar Dewa menatap Elsa dengan narsisnya.

"PD banget loe,  orang gue lagi cari kedua abang gue.  Lagian loe ngapain sih disini?"alibi Elsa celingak celinguk mencari kedua abangnya.  Elsa berubah posisi,  dengan duduk bersandar menatap Dewa cuek

"ya udah,  gue pulang. " Dewa beranjak dari tempat duduknya membuat Elsa tak enak sendiri.  Apalagi melihat perubahan raut wajah Dewa yang seperti kecewa.  Tapi baperan amat sih jadi cowok.

Dewa melangkah pergi namun baru saja selangkah.  Bajunya ditarik tarik oleh Elsa.
" baperan amat sih,  "ucap Elsa pelan menarik narik baju Dewa yang membelakanginnya.  sementara Dewa tersenyum penuh arti lalu berbalik menatap Elsa yang menunduk memainkan baju kaos milik Dewa.

"gue mau pulang Elsa,   " ujar Dewa berusaha melepaskan tangan Elsa dari bajunnya. Namun gadis itu masih tetap kekeh menahan Dewa.

" maaf,  " Elsa memandang Dewa dengan tatapan memohon.  Elsa tersadar seharusnya ia berterima kasih pada Dewa karena menolongnya kemarin bukan malah mencuekinya.

" gak usah minta maaf,  loe gak salah. " jawab Dewa menangkap netra Elsa yang terlihat merasa bersalah.

"gue juga mau ngucapin terima kasih, kemarin loe mau nolongin gue. " cicit Elsa.  Untuk pertama kalinnya berbicara didepan Dewa dengan lembut.  Biasannya ia meneriaki dengan muka jutek khasnya. 

" iya,  tapi gak gratis. " ujar Dewa dengan senyum tipisnya membuat Elsa mengernyitkan dahinnya bingung.

" kirain loe ikhlas nolongin gue ." baru aja gue baik baikin Kesal Elsa.

" didunia ini gak ada yang gratis elsa. " ujar Dewa tersenyum manis.

Elsa melihat Dewa tersenyum membuat rasa kesalnya menguap seketika.

"apaan?" Elsa mempertahankan muka kesalnya.

"setelah loe sehat,  loe resmi jadi babu gue.  "
Ucap Dewa santai membuat Elsa mendongak mulutnya ingin memprotes namun sebelum itu, Dewa kembali memotongnya. 

" pilihan loe Iya atau iya. " lanjut Dewa menatap tajam Elsa seolah tatapannya berkata tidak ada bantahan.

"iyah, asal gak aneh aneh saja. " pasrah Elsa membuat Dewa seketika tersenyum lagi. Elsa heran kenapa cowok yang biasannya dingin ini lebih sering tersenyum padannya.

" anak pintar, " ujar Dewa mengelus kepala Elsa membuat Elsa jadi menegang. Terkejut dengan apa yang dilakukan Dewa. Jantungnya sudah tidak lagi berada ditempatnya. Benar benar si Dewa.

"pipi loe merah," goda Dewa membuat  Elsa reflek memegang pipinya .

"masa sih,  gak yah" elak Elsa menetralkan ekspresinnya.

Dewa memajukan wajahnya tepat dihadapan muka Elsa membuat pipi Elsa bersemu merah kembali.

" dimata loe ada beleknya " seru Dewa dengan muka tengilnya membuat Elsa mengumpati Dewa.

Buru - buru Elsa mengucek matannya, membersihkan.  Tiba tiba reflek Dewa memegang tangan Elsa.

" jangan suka ngilang dari gue. " ucap Dewa lembut.  Lidah elsa keluh berusaha menelan ludahnya dengan susah payah.


Fix gue jantungan

***

I hope you like it gaesss

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang