Saudara

450 18 0
                                    

Ujian hari pertama mereka telah usai. Elsa membereskan peralatan alat tulisnya. Hari ini cukup melelahkan.kepalannya sungguh berat. Ia ingin cepat istirahat. Badannya terasa lemas.

"kenapa lo?"tanya Dewa menatap Elsa heran.

"lo sakit?" tanya Dewa lagi berusaha menggapai kening gadis itu namun ditepis Elsa.

"gue masih waras."ujar Elsa kesal.

"maksud gue bukan sakit itu." ujar Dewa

"terserah lo. Gue mau pulang." seru Elsa malas.

"gue anter."kali ini Dewa tak ingin dibantah.

"gak usah."tolak Elsa ketus.

Dewa masih tetap menahan kepergian Elsa.
"gue antar".seketika Dewa berdiri dan memegang pergelangan tangan gadis itu.

"apa-apaansih,lepas."Elsa berusaha memberontak.

Dewa mengeraskan rahangnya menatap tajam Elsa.mendekatkan wajahnya pada telinga elsa"diam atau gue cium"bisik Dewa dengan seringainya

Elsa kicep seketika.
"Dewa kok mirip om om mesum?" gumam Elsa yang masih didengar Dewa.

Dewa melanjutkan langkahnya diikuti Elsa yang menunduk.

Ponsel Dewa berdering sebuah kontak nama yang akhir akhir ini sering menelponnya.menggeser icon hijau Dewa mengangat telepon itu

"hallo."Dewa menghentikan langkahnya begitupun Elsa.

"..."

"gue gak bisa... "tolak Dewa pelan

Elsa tau siapa yang menelpon.
"pasti si Rara rara itu." gumam Elsa pelan.

"...."

"harus banget sekarang?"tanya Dewa ragu. Pandangannya tertuju pada Elsa yang mulai bete.

Elsa menatap Dewa kesal lalu mengirim pesan pada abangnya untuk menunggunya.

"...."

"gue gak bisa sekarang."ragu Dewa

"iyain aja. Kasian pa.car. lo gak ada yang jemput."ketus Elsa.

"el,"Dewa mengejar Elsa namun gadis itu malah berlari kecil.

"arrrghhh...."Dewa mengerang frustasi.

"halo, Dewa kamu kenapa?"cemas Rara

"gue jemput lo sekarang." malas Dewa lalu mematikan ponselnya sepihak.

See Dewa, loe pecundang.

Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka Dewa.
"hari ini masih gue beri kesempatan,Wa.tapi jangan harap besok!"gumam Seorang Cowok dari rooftop sekolah.

***
Elsa menetralkan nafasnya. "Dasar tembok jahannam"keluh Elsa.

"Gimana ujiannya? "tanya Satria saat adiknya itu berjalan mendekat.

"lancar."jawab Elsa seadanya.moodnya sedang dalam keadaan berantakan. Ditambah kepalanya udah mau pecah.

"udah dong ngambeknya. " ujar Satria penuh harap.

"..."

"Mau Es krim gak? "

"...."

"kakak yang beliin deh, ambil sepuasnya!!" satria masih berusaha membujuk adiknya itu.

"beneran bang?"Elsa menatap abangnya dengan mata berbinar. Bertolak belakang dengan sedetik yang lalu. Keinginan Elsa untuk makan es krim sangat besar. Sakit kepalanya tiba tiba terasa baik baik saja.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang