Brendon tenang sekarang, ia menjadi remaja biasa lagi yang bebas melakukan apa saja yang ingin ia lakukan. Tak ada pikiran soal Mega, atau siapa pun. Ia tenang, aman, dan nyaman.
Sudah tiga minggu lebih dari kepergian Mega liburan entah ke mana.
Brendon tak rindu, tak penasaran, tak ada rasa apa-apa lagi. Ia merasa lebih baik dengan ini, karena ia memang harusnya tak merasakannya. Ingatan itu pun semakin sama di kepalanya, entah ingatan milik siapa itu. Brendon rasa milik mantan suami Mega yang meninggal.
Dan hantu yang ia temui adalah hantu mantan suaminya.
Well, ia tak peduli lagi sekarang, ia mungkin sudah tiada dan tenang.
Brendon mengisap rokoknya seperti biasa, duduk di belakang sekolah seorang diri. Sekolah Brendon adalah sekolah elit milik keluarga Cakrabuana, milik orang tuanya, diisi makhluk-makhluk jenius dan Brendon salah satunya.
Walau faktanya, Brendon sudah berubah menjadi reputasi buruk sekolah menengah atas itu.
Kenapa ia melakukannya?
Entahlah, Brendon sendiri tak tahu. Mungkin disebut pembangkangan dikarenakan ia mengetahui kabar orang tuanya yang akan bercerai. Semuanya heboh dalam kasus, sidang yang bahkan belum tuntas sampai berbulan-bulan lamanya.
Konyol.
Apa Brendon diperebutkan?
Yeah, ayahnya dan ibunya bertengkar memperebutkan banyak hal, segalanya! Aset, kekanak-kanakkan.
Ibunya kini pergi entah ke mana, sementara sang ayah sibuk bekerja, sidang terakhir sebentar lagi dan ia tak sanggup tinggal bersama salah satu dari mereka.
Tak ada yang tahu soal orang tuanya yang siap bercerai, hanya ia dan beberapa orang terpercaya, tetapi lihatlah nanti ketika telah bercerai.
MENYEBALKAN!
Isi kepalanya kalut dengan keadaan keluarganya saat ini, ketika seseorang melangkah menghampirinya. Tepat ketika keduanya berhadapan, tangan orang itu mengambil rokok dari tangan Brendon, menggenggamnya tak peduli keadaannya masih menyala, meremasnya kemudian membuangnya sembarangan.
Brendon terkejut. "Bu-Bu Na--"
Plak!
Tamparan melayang mengenai wajah Brendon, air mata Mega berjatuhan lebih banyak dan ia mengangkat tangannya siap melayangkan lagi. Tetapi, Brendon menangkap tangannya.
Hal yang tak terpikir oleh Mega akan reaksi Brendon, pemuda itu malah meniup tangannya yang terluka bakar karena rokok.
Padahal, tangan itu tega menamparnya.
"Ada apa sebenernya, Bu Natalia?" tanya Brendon bingung. "Kenapa Ibu tiba-tiba gampar saya?"
"Saya hamil." Mata Brendon melingkar sempurna sementara Mega menangis semakin keras. "Saya hamil anak kamu!"
Brendon langsung berdiri, menarik Mega masuk ke dalam pelukannya dan mengusap belakang rambutnya.
"Puas kamu? Ini mau kamu 'kan?" Mega berkata dengan sesenggukan.
"Saya jujur aja gak tau apa yang terjadi waktu itu." Mega keluar dari pelukan Brendon dan menatap kesal pemuda itu.
"Gak tau?! Gak tau terus!"
"Saya akan bertanggung jawab, Bu. Dan ada hal yang harus saya jelaskan sama Ibu." Mega mengerutkan keningnya. "Sekarang, Ibu ikut saya!"
Mereka pun menuju ke tempat yang Brendon tunjukkan, rumah Brendon. Masuk ke dalam Brendon tak tahu ternyata ada banyak orang di sana. Ibunya, ayahnya, pengecara dan lain-lain.
Menemukan sang putra dengan membawa CEO perusahaan yang diajak kerjasama, dengan wajah berantakan sehabis menangis, tentu mengherankan sang ayah saat itu juga.
"Bu-Bu Natalia? Brendon?"
"Ah, Pak Cakrabuana!" Mega tersenyum simpul, sebelum Brendon menjawab sesuatu. "Sayang, aku rasa keluarga kamu sibuk, kapan-kapan aja ya ngenalin aku ke mereka."
Skenario apa ini?!
"Enggak, enggak, ada apa ini?" tanya sang ibunda berdiri dari duduknya, kelihatan wajahnya sama bingungnya dengan sang suami.
"Mm ... Mah, Pah, aku lamar Mega." Kebohongan ini Brendon yakin akan berbuntut panjang.
Semua yang ada di sana bertukar pandang dengan ekspresi berbeda-beda.
"Kalau begitu, mohon maaf, kita akhiri pembicaraan karena ada masalah yang harus saya selesaikan." Ayah Brendon memandang semua tamunya termasuk ibunda Brendon.
"Pengecualian bagi saya, karena saya yang melahirkannya," katanya tegas memahami apa yang dimaksudkan suaminya.
Saling sengit memandang, akhirnya ayah Brendon melemahkan hatinya.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE, OLD MARRIAGE [Brendon Series - C]
Romance21+ Karena menginjak sebuah jam, Brendon, remaja SMA 18 tahun, tiba-tiba mendapatkan ingatan asing yang membuatnya jatuh cinta pada seorang janda muda anak dua, Mega.