Part 28

6.6K 586 55
                                    

Selesai makan malam, Brendon bermain dengan Michael sementara Mega menggendong Michelle guna menidurkannya setelahnya meletakkan ke keranjang. Ia lalu melangkah ke arah suami dan putra pertamanya itu.

"Eh, udah jam setengah delapan, tuh. Ayo, tidur!" ajak Mega.

Micheal langsung protes. "Bentar lagi, Mah! Aku belum ngalahin robot jahat!"

Mega mengecak pinggangnya.

Brendon tertawa pelan. "Besok aja kita main lagi, ya. Soalnya, kan, kamu harus rajin bangun pagi. Inget, anak baik harus patuh sama orang tu--?"

"--a." Michael menyahut dengan tawa. "Iya, deh, aku bobo! Hehe! Bacain dongeng, ya, Pah, Mah?"

Brendon menatap Mega, seakan meminta persetujuan. Ia lalu mengangguk dan Michael memekik bahagia.

"Eh, jangan terlalu ribut, entar adik kamu bangun!" tegur sang ibu, Brendon dan Michael berdesis, tersenyum dengan telunjuk di depan bibir.

Mereka pun menuju ke kamar Michael, menceritakan tentang dongeng sepasang sendal yang ingin menjadi banyak hal. Mata Michael perlahan meredup seiring Mega dan Brendon bergantian membaca cerita yang ada di buku. Sampai akhirnya pria kecil mereka benar-benar tertidur pulas.

Keduanya memberi kecupan selamat malam bergantian di kening Michael, lalu ke kamar Michelle untuk memberikan hal yang sama.

Tanpa disangka, Brendon langsung mengangkat Mega ala bridal style, nyaris wanita itu berteriak akan aksi mengejutkan itu jika saja ia tak menahan teriakannya. Mereka menuju ke kamar, tepat ketika Brendon menghempaskan Mega pelan ke kasur ia mendapatkan cubitan di tangan.

"Gak sakit." Brendon menjulurkan lidahnya, walau faktanya pemilik tubuh yang asli merasakan betapa pedasnya capitan kepiting itu.

Mega mengerutkan kening. "Ih, masa, sih?"

Sejenak berpikir, Brendon kemudian mengusap-usap bagian yang tadi Mega cubit. "Hehe." Ia meringis.

"Rasain!" Mega tertawa pelan. "Jangan angkat aku kek tadi, please! Nakutin tau, gak! Apalagi tadi di kamar Michelle, gimana kalau dia bangun?"

"Aku tau kamu gak bakal kek gitu, lagian kamu suka 'kan?" Brendon mengangkat sebelah alisnya.

Mega menghela napas dan tersenyum. Tentu saja ia senang dimanjakan terlebih oleh suaminya yang mulai ia rasakan bunga-bunga bermekaran di hatinya. Kupu-kupu juga berdesakan keluar ketika Brendon mulai mencubunya lembut dan hangat.

Walau yang ia takutkan adalah ... bayangan Brendon kadang berubah menjadi Ferry.

Lelah saling mencumbu, keduanya pun tidur nyenyak dalam keadaan minim busana di balik selimut. Brendon memeluk Mega yang berbadan lebih kecil darinya dari belakang, menenggelamkan badannya di balik rengkuhan dan kaitan kakinya.

Awalnya tenang, sampai sebuah mimpi buram terlihat di kepalanya.

"Selamat ya, Pak!"

"Gimana malam pertamanya, Pak?"

"Wah, kapan saya nyusul Bapak, ya!"

Ferry hanya tertawa dan membalas dengan senyuman kepada karyawan yang menggodanya. Ia membalas seadanya, dan tentu tak mungkin ia menjawab bagaimana malam pertamanya. Luar biasa jika ingin tahu, Mega perawan polos dan ia tak menyangka si gadis bisa seliar itu bersamanya di atas ranjang.

Pria itu masuk ke lift, seorang diri di sana, di mana kotak besi itu membawanya naik sampai terdengar bunyi 'ting!' dan pintu terbuka. Ferry keluar dan sambutan karyawan nyatanya belum habis untuknya. Yang paling heboh, tentu sekretarisnya, Nia, sahabat baik istrinya.

Orang yang membuat Ferry mengenal Mega.

"Gimana malam pertama Bapak? Pasti Mega ganas? Mega ganas, kan, ya? Ih, dia juga sempit, enak pasti, kan, ya, Pak?" Ferry hanya tersenyum dengan keringat sebesar biji kacang ada di keningnya. "Hehe, saya yakin langsung tokcer sekali tusuk, Pak!" Kemudian sekretaris mudanya itu tertawa pelan.

Sekalipun pecicilan dan kurang ber-attitude, Nia adalah sekretaris yang baik. Walau, yah, ia masih terlalu muda, bahkan seumuran dengan istrinya. Diterima di sini pun hanya sebagai pengganti sekretaris lamanya sebagai training, meski begitu Ferry bisa bertahan dengannya selama setahun ini dengan baik. Ia mungkin akan menjadi sekretaris tetapnya suatu hari nanti.

Kemudian suasana berganti perlahan berganti.

"Bapak kenapa, kok mukanya kusut gitu?" tanya Nia yang tadi fokus ke laptopnya, ia menatap sang atasan yang memijit batang hidungnya.

"Gak papa, cuman masalah rumah tangga." Ferry menggedikan bahu.

"Yah, itu udah biasa, Pak. Gak ada rumah tangga yang bener-bener sempurna. Tapi, kalau Bapak berniat menyempurnakannya--"

"Mega sok-sokan kasih saya kejutan, kalau ternyata dia hamil dan baru ngasih tau ke saya pas usia tujuh bulan. Parah, saya, kan, khawatir!" Ferry memutus perkataan Nia.

Nia menyunggingkan senyum paksa. "Oh, begitu, ya."

"Walau saya banyak senengnya, sih. Saya ngambil cuti aja, ya?" Ferry mendongak untuk menimbang-nimbang keinginannya. "Ah, ide bagus, kan, Nia? Liburan ke mana gitu?"

"Mungkin ke ... Bali?"

"Great idea!" Ferry menjentikan jari, ia tertawa pelan.

Nia hanya menatapnya dengan tatapan lirih sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap layar laptopnya. Ia menghela napas, memegangi dadanya, sebelum akhirnya menggeleng pelan.

Kembali, suasana berubah ...

"Saya cinta sama Bapak!"

"A-apa kata kamu?"

"Saya cinta sama Bapak, dari dulu, tapi Bapak malah milih Mega yang baru Bapak kenal daripada saya yang satu tahun lebih dulu mengenal Bapak! Bapak sadar gak, sih, saya menahan diri saya selama ini? Saya ... gak bisa nahan ini lagi! Setiap hari ketemu Bapak bikin hati sama semakin ... hancur! Saya benar-benar menginginkan Bapak!"

Mata Ferry melingkar sempurna akan pernyataan sekretarisnya itu.

"Kamu--"

"Gak papa, Pak. Saya cuman mau mengutarakan isi hati saya biar saya tenang, gak bermaksud menghancurkan kebahagiaan keluarga Bapak. Selamat untuk anak pertama Bapak, ya." Nia tersenyum cengir, sebelum akhirnya berbalik.

Ferry menatap punggungnya bingung, yang kemudian berbalik lagi.

"Pak, maaf lancang soal tadi! Omong-omong, meeting bentar lagi! Kurasa kolega yang lain udah pada ke ruangan!"

"Mm ... oke."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

YOUNG MARRIAGE, OLD MARRIAGE [Brendon Series - C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang