Chapter 21

3.5K 305 1
                                    

-Pangkalan Angkatan Laut UNION

Suara bising baling-baling helikopter yang berhasil mendarat mulus di kapal induk perang berjenis USS Enterprise ini memecahkan keheningan malam, beberapa kebutuhan logistik dan juga persenjataan mulai di turunkan.

Sepasang mata dingin mengawasi dari dekat, sedetikpun matanya tak akan teralihkan dari sebuah peti hijau besar yang kini dibawa tepat dihadapannya.

"Malam ini kita hanya memiliki seratus butir peluru serendibite. Semua ini yang ada di markas besar UNION. Jadi gunakan barang ini sebaik mungkin." jelas Ken panglima tertinggi perang, sembari membuka penutup peti untuk diperlihatkannya kepada Yoongi.

Yoongi yang mendengarnya langsung berkacak pinggang sembari tersenyum sinis. "Dasar brengsek!" umpat kesal Yoongi yang sudah masa bodoh dengan siapa lawan bicaranya saat ini.

Namjoon yang berada tepat di samping hyungnya itu mencoba menenangkannya. "Berapa lama lagi kita akan sampai ke daerah target?"

Ken berdecih lirih, ia menutup peti dengan kasar, dan memerintahkan bawahannya untuk membawa amunisi mereka ke gudang persenjataan.

"Setelah melewati pulau itu," jari telunjuk Ken mengacung menunjuk sebuah pulau yang berjarak beberapa meter dari ujung kapal. Sebuah pulau tak berpenghuni yang disebut pulau kematian.

Pulau kematian bukan berarti siapapun yang memasuki pulau itu akan mati, tapi itu hanya sebutan bagi pulau yang tak memiliki nama dan tak perpenghuni.

"Dan tentu saja kalian akan tahu, setelah pulau ini hanya akan ada laut lepas." lanjut Ken dengan senyuman merendahkan.

Yoongi menatap Ken dengan wajah penuh amarah. "Persetan dengan pangkat panglima mu atau apalah itu! Sekarang aku ingin membunuhmu!" bisik Yoongi tepat setelah langkah kakinya melewati Ken.

Ken yang mendengarnya langsung berdiri kaku. Sedangkan Namjoon bersikap seolah tak ada apa-apa karena dia sudah terlampau biasa dengan sikap sarkastik sunbaenya itu.

"Kapan amunisinya akan datang lagi?" tanya Namjoon.

Ken tersenyum, bukan karena pertanyaan Namjoon, tapi karena dia ingat perkataan Yoongi yang dari dulu tak pernah berubah. Padahal sudah 5 tahun lamanya mereka tak bertemu.

"Besok pagi, mereka mengirimnya langsung dari Sri Lanka. UNION tak memiliki banyak simpanan amunisi di markas, karena mereka takut seseorang akan menjualnya." ucap asal Ken yang lagi-lagi disituasi seperti ini ia masih sempat membuat lawakan, hal itulah yang tak disukai Yoongi.

Namjoon ikut tersenyum walaupun sebenarnya itu tak lucu baginya, "Aku tak tahu apa yang direncanakan UNION, aku juga tak tahu apa yang mereka cari." ucap Namjoon sembari mengalihkan pandangan ke langit-langit malam yang tak berbintang itu.

Ken terdiam, ia tak menjawab apapun. Pandangan matanya kini mengikuti pandangan mata Namjoon.

"Sebuah perjanjian telah terjadi. Sebuah kesepakatan yang telah disetujui banyak pihak. Tapi kenapa UNION masih ingin lebih?" lanjut Namjoon dengan penuh tanda tanya dibenaknya selama ini.

"Dengan alasan sebagai penjaga umat manusia kita dibuat, banyak korban jiwa yang sudah pergi demi sebuah penelitian yang tak berujung, termasuk teman-teman kita." Namjoon langsung menahan air matanya ketika ia mulai mengingat masa lalunya.

Ken masih tak bergeming dan hanya memilih diam menatap langit malam tanpa berani melihat keadaan lawan bicaranya saat ini.

Malam semakin larut, udara dingin lautan mulai menyeruak menembus kulit hingga ke tulang. Deru nafas Namjoon mulai tak beraturan.

"Aku tak tahu kenapa UNION melakukan itu, atau melakukan ini dengan semua alasan yang sama. Aku juga tak tahu kenapa UNION selalu mengincar pulau yang keberadaannya tak diketahui itu, padahal hidup berdampingan seperti ini lebih mengagumkan." lanjut Namjoon sembari menolehkan kepalanya menatap dalam kearah Ken. "Apakah kau tahu alasannya, panglima?"

Ken terjengat kaget. Bibirnya bergetar, tak tahu apa yang akan ia katakan.

Namjoon tersenyum melihat ekspresi tak nyaman Ken yang terlihat jelas walau kabut kini berusaha menyembunyikan ketakutannya.

Namjoon kemudian menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Kau tahu semuanya panglima, pantas saja Suga hyung tak pernah mempercayaimu." Namjoon kemudian berlalu pergi meninggalkan Ken yang masih berdiri terpaku.

" Namjoon kemudian berlalu pergi meninggalkan Ken yang masih berdiri terpaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Menurut kalian ceritanya gimana?
Comments yaaaaa~

Semoga kalian seneng baca ceritaku~
Luv u all💜💜

Re:Start ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang