Satu minggu sudah persiapan tahunan sekolah berjalan. Semua pembagian tugas sudah berjalan sesuai rencana, walaupun ini acara tahunan pertama yang menampilkan tema teater musikal, tetapi semua murid sangat antusias, dan beberapa murid dari kelas teaterpun juga ikut membantu persiapannya.
Semuanya bekerja hingga lupa waktu, terkadang mereka harus pulang jam sepuluh malam dari sekolah hanya untuk mengerjakan beberapa properti yang harus selesai saat itu juga.
Seperti saat ini, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tetapi sekolah masih ramai dengan murid-murid mereka yang berlalulalang untuk persiapan acara tahunan sekolah yang tinggal menghitung hari.
"Aku harus taruh dimana?" tanya Rose kepada Jisoo yang masih fokus mengechek properti.
Jisoo menunjuk pintu keluar gymnasium, "Taruh di gudang saja dulu." ucap Jisoo yang kemudian pergi mencari Jin yang tiba-tiba hilang keberadaannya.
Rose mengangkat kedua alisnya, kemudian dengan susah payah ia mengambil beberapa properti untuk ia bawa ke gudang sekolah.
"Mau aku bantu?" tanya seseorang yang tiba-tiba mengambil beberapa properti dari tangan Rose.
Rose sangat mengenal bau ini dan ia tak mungkin salah kali ini. Rose tersenyum kemudian memberikan seluruh properti yang ia bawa ke tangan Chanyeol.
"Terimakasih sunbae." ucap Rose.
Chanyeol hanya membalasnya dengan sebuah anggukan singkat.
"Oh ya, kenapa sunbae ada disini? Bukannya sunbae seharusnya sudah pulang dari tadi?" tanya Rose sedikit berbasa-basi untuk menghilangkan kecanggungan antara keduanya.
"Suho memintaku untuk membantunya, sebenarnya aku juga ingin pulang. Tapi karena dia menawarkanku sesuatu yang menarik jadi aku mau." ucap Chanyeol sembari tersenyum manis.
Seketika dunia terasa berhenti ketika Rose menatap senyum indah Chanyeol.
"Kau sendiri? Kenapa masih disini?" lanjut Chanyeol.
"A--aku, aku sedang membantu eonni ku, aku sudah berjanji padanya untuk membantu." jawab Rose sembari menunjuk Jisoo.
Chanyeol menatap bergantian kearah Jisoo dan juga Rose. Pandangan matanya sangat meneliti, hingga Chanyeol tersadar ketika Rose menepuk lengannya pelan.
"Ayo bawa ini ke gudang." ajak Rose, langkahnya yang cepat mendahului di depan Chanyeol.
Chanyeol yang tertinggal, langsung berlari kecil mengejar ketertinggalannya. "Ya! Eonni? Apakah dia kakak mu?? Kalian saudara??" cerca Chanyeol yang penasaran.
Rose hanya senyum dan berlari menuju keluar gymnasium.
Tidak jauh dari sana, terlihat Lisa dan juga Jungkook yang sedang asyik berlatih koreo bersama Jimin.
"Tidak, ini seharusnya begini." ucap Jungkook sembari memperagakan gerakan dancenya.
Lisa memperhatikannya dengan seksama. "Oh! Kau keren sekali Jungkook." ucap Lisa memuji.
"Tentu saja aku keren." balas Jungkook dengan sombongnya.
Namun kesombongan Jungkook tak bertahan lama, tiba-tiba Jimin datang menghampiri dan memukul kepala Jungkook dengan gulungan kertas yang Jimin bawa. Walaupun badannya lebih kecil dari Jungkook itu tak ada masalah bagi Jimin untuk memukul kepala Jungkook.
"Jangan terlalu percaya dengannya Lisa." sahut Jimin. "Ya! Jungkook! Gerakanmu salah, seharusnya di part ini kau membuka tanganmu selebar 90 derajat, dan kakimu jangan kau lebarkan seperti itu, kau memakan tempat." Jimin mengoreksi semua kesalahan Jungkook, dan itu membuat Jungkook terdiam sembari berpura-pura menyimak.
"Lihatlah Lisa, ada anak SD mengomel. Imut sekali bukan." bisik Jungkook tepat di telinga Lisa.
Lisa berusaha menahan tawanya, tapi Jungkook terus bilang kalau ia ingin membawa Jimin pulang, dan disaat itulah tawa Lisa pecah tak tertahan.
"Apa yang kalian tertawakan?" tanya Jimin penasaran.
"Tidak ada!" ucap cepat Jungkook yang tak mau Jimin tahu apa yang ia dan Lisa bicarakan.
"Jungkook bilang," ucap Lisa terhenti ketika Jungkook mulai menatap tajam kearahnya. "Jungkook bilang dia ingin membawa Jimin pulang!" teriak Lisa yang langsung berlari menghindari kejaran Jungkook.
Sementara itu, kedua mata menatap dingin dari kejauhan, "Cih! Kenapa dengan mereka?" ucap lirih Jennie ketika sedari tadi matanya terganggu dengan pemandangan yang baginya tak mengenakkan.
Setelah kepergian Lisa dan juga Jungkook, Jennie kembali fokus memperhatikan Taehyung dari kejauhan, pria itu sedang sibuk dengan cat semprotnya, berulang kali ia sedikit kesusahan menggunakan benda itu.
Dan kini wajah tampannya tak sengaja tersemprot cat warna merah karena kesalahannya sendiri.
Jennie terbahak seketika, sudah beberapa minggu terakhir ini ia memperhatikan Taehyung, tetapi baru kali ini ia melihat Taehyung yang seceroboh itu. Tak berapa lama Jennie pun akhirnya memutuskan untuk membantu Taehyung.
"Ini." ucap Jennie sembari menyodorkan sebuah sapu tangan.
"Terimakasih." balas Taehyung singkat, dan langsung tangannya dengan cekatan membersihkan seluruh cat yang menempel diwajahnya.
Lagi-lagi Jennie menatap lama kearah Taehyung, dan helaan nafas beratpun Jennie keluarkan sembari mengalihkan wajahnya kearah lain. "Entah kenapa udaranya semakin dingin, atau apakah ini ada hubungannya denganmu?" tanya Jennie dengan penuh isyarat.
Taehyung berhenti sejenak, bibirnya tersenyum sinis seakan tahu apa yang dimaksudkan oleh lawan bicaranya itu. "Apa mau mu?"
Jennie menatap serius, "Jadilah antekku." saut Jennie to the point.
Jennie sudah tahu kalau Taehyung mengetahui apa yang ia maksud. Taehyung bukan pria bodoh, ia remaja pintar yang tahu harus bersikap seperti apa ketika berhadapan dengan segala jenis manusia maupun vampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re:Start ✔
Random! ATTENTION ! [SEQUEL RE:START THE NEW ERA] REALIS Note: cerita ini dalam perbaikan Dunia telah lama menjadi neraka, sejak kaum vampir dan manusia memutuskan untuk saling berperang, memperebutkan kekuasaan di atas bumi. Manusia yang tidak memiliki k...