Chapter 15

3.9K 350 1
                                        

Tap

Tap

Tap

Suara papan tombol handphone yang berbunyi memenuhi ruang kamar Lisa.

Wanita berambut lurus itu sedari tadi mondar-mandir memegang gadgednya dengan wajah cemas. Lisa mencoba menghubungi kedua orangtuanya, namun tak ada jawaban.

Lisa sangat cemas, entah kenapa ia ingin kembali ke Boston. Ia merasa ada sesuatu yang salah. Sejak mereka di Seoul, kedua orangtua mereka sama sekali tidak menghubungi mereka kecuali hanya memberi tahu sesuatu yang penting saja, bahkan saat itu eomma nya tidak berbicara banyak dan tidak menanyakan kabar mereka.

Lisa curiga kepindahannya dengan ketiga saudaranya ada maksud tersembunyi.

Bibi nya juga jarang di rumah, Lisa ingin menanyakan kabar orangtuanya ke bibinya. namun, Lisa selalu gagal karena bibi nya sering keluar rumah dan pulang-pulang ketika mereka sudah tidur.

"Tck!" dengus Lisa sembari melemparkan tubuhnya di atas kasur.

Banyak hal yang ingin ia ceritakan ke eomma nya.

Lisa terus mencoba, namun untuk kesekian kalinya ia gagal. Akhirnya ia melempar gadgednya dengan kasar, dan kemudian mendekapkan wajahnya ke atas bantal.

"Ya! Kau kenapa?" tanya Jennie tiba-tiba.

Lisa terjengat, dengan cepat ia melemparkan bantal ke arah Jennie yang sedang berdiri menikmati cahaya bulan di balkon kamar Lisa. "Eonni! Pintunya ada disana! Kau selalu saja tiba-tiba muncul dari balkon! Memangnya kau mau aku terkena serangan jantung!" protes Lisa.

Jennie tersenyum kecil, "Memangnya vampir bisa terkena serangan jantung?".

Lisa terdiam ia berfikir sejenak sembari membenahi duduknya. "Entahlah. Mungkin saja pernah."

"Ya!" Jennie berbalik sembari tertawa menatap adiknya. "Lisa, aku ingin berbicara sesuatu." ucap Jennie yang kemudian ia menghilangkan diri

"Bicara apa?" Lisa beranjak dari kasur, ia melangkah pelan menuju balkon. Matanya menatap lurus kearah bulan, kemudian ia tersenyum

"Aku bertemu sesuatu yang bagus." bisik Jennie yang muncul lagi di samping Lisa.

Lisa mengangkat satu alisnya.

"Lihat aku menemukan ini di sela buku yang ku baca." Jennie menunjukkan selembar foto yang sudah usang.

Disana tampak seorang lelaki tersenyum manis sembari membawa mawar merah di tangannya.

Lisa menatap lekat kearah foto polaroid itu. "Siapa itu? Wajahnya asing."

"Aku juga tidak tahu, tapi." Jennie menatap kearah Lisa dengan senyuman penuh artinya "Apakah ini simpanan bibi?"ucap Jennie sembari tertawa.

Lisa yang mendengarnya ikut tertawa, "Mana mungkin, kau tahukan bibi memiliki banyak pacar, dan saat ditanya pasti ia akan menjawab ini hanya temanku, lalu keesokan harinya teman lelakinya itu mati." ucap Lisa sembari terus terbahak.

Jennie pun mengangguk setuju, akhirnya dia tak ambil pusing dengan foto usang itu dan Jennie memilih untuk menyimpan foto itu di dalam saku celananya. "Ayo ikut aku." ajak Jennie yang sudah ada di depan pintu

Lisa memutar bola matanya malas. "Tunggu aku eonni!" Lisa berlari mengikuti langkah Jennie yang sangat cepat menuju garasi.

Jennie mengambil kunci sepeda motor milik Lisa dan kemudian melemparkannya kepada adik bungsu nya itu. "Kau yang menyetir." ucap Jennie sembari mengenakan helm.

"Selalu saja, aku kan tak tahu tujuannya kemana? Kalau tersesat bagaimana?" protes Lisa pasrah.

Jennie menunjukkan smiriknya "Ikuti saja kemana arah hatimu pergi, aku akan menemanimu."

Lisa langsung menyaut helm dan memakainya. "Memangnya hatiku GPS apa." gumam pelan Lisa.

Jennie langsung menatap Lisa. "Apa?"

"Enggak."

Mau tak mau akhirnya Lisa yang menyetir. Lisa yang sudah terbiasa membawa sepeda motor sendiri dengan sesuka hati menancap gas di jalanan Seoul yang lumayan ramai.

Jennie mengeratkan pegangannya di pundak Lisa, kemudian ia terbahak sembari menikmati angin yang berhembus kencang melewati nya

15 menit kemudian Lisa telah sampai di tujuannya. "Kenapa berhenti?" tanya Jennie bingung

Lisa menghiraukan pertanyaan eonni nya, ia langsung turun dan memasuki sebuah kedai teh yang terletak di pinggir jalanan Seoul yang ramai

Kling

Lisa langsung mengedarkan pandangannya mencari seseorang. "Ya! Bibi." ucap Lisa sembari melambaikan tangannya.

Chae-rin menatap kaget kedua keponakannya itu. "Kenapa kemari?" tanyanya sembari menaruh gelas winenya.

Lisa tersenyum lebar, sedangkan Jennie menatap sekitar dengan wajah tak nyaman.

"Jennie eonni bilang dia mau jalan-jalan." ujar Lisa.

Jennie langsung menatap tajam kearah Lisa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Re:Start ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang