RE: After Two

2.9K 306 8
                                    

.

!Warning! Cerita ini mengandung alur FLASHBACK

.
.

"Jadilah antekku." ucap Jennie to the point.

Taehyung melirikkan matanya, "Untuk alasan apa kau menjadikanku antekmu ha?"

Jennie menggelengkan kepalanya pelan, "Untuk menghancurkan UNION. Kau pasti sudah paham semuanya kan, Jadi aku hanya ingin kau jadi rekanku untuk menghancurkan organisasi keparat itu." jelas Jennie terang-terangan.

Taehyung tersenyum, "Apa yang bisa kau berikan padaku?"

Jennie terdiam, ia terlihat berfikir sejenak sebelum membuat keputusan yang besar bagi dirinya. "Apa yang tak bisa kau dapatkan dari UNION." tawar Jennie. "Bagaimana?"

Entah kenapa Taehyung yang mendengar tawaran Jennie membuat perutnya geli seketika. Taehyung terbahak keras, seakan apa yang di ucapkan wanita di hadapannya itu sebuah lelucon.

"Aku tak mau." ucap singkat Taehyung yang  setelah itu wajahnya berubah begitu serius.

Tak ada lagi tawa, hawa dingin semakin menyeruak ke dalam gymnasium. Jennie mulai mengeratkan kepalan tangannya, mendadak atmosfer di dekat Taehyung menjadi semakin berat.

"Aku tahu kau berbeda, Taehyung. Kau bisa membodohi rekanmu dengan berpura-pura menjadi mutan milik UNION, tapi aku tidak." bisik Jennie dengan senyum penuh kemenangan.

Tak ada reaksi yang berarti di raut wajah Taehyung. Ia begitu tenang dan sama sekali tidak terintimidasi dengan perkataan Jennie.

"Aku jadi penasaran," Taehyung kembali memperlihatkan smirknya. "Seberapa jauh kau mengetahui semuanya." tantang Taehyung yang tak mau kalah dengan Jennie.

"Aku sudah tahu semuanya, aku memegang semua kartu mu Taehyung. Termasuk ibumu." ucap Jennie penuh kemenangan, kali ini perkataannya membuat Taehyung berhenti bernafas.

Taehyung menggertakkan gigi-giginya, nafasnya memburu, dan detak jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Taehyung menatap kosong kearah Jennie, dengan pupil matanya yang mengecil.

"Kau pasti penasarankan dimana sekarang ibumu? Aku bisa membawamu kesana, jika kau mau menjadi antekku." tawar Jennie sekali lagi tanpa menghiraukan perasaan Taehyung.

Taehyung mengepalkan tangannya, dan langsung beranjak dari tempat duduknya, sebelum kejadian yang tak diinginkan terjadi. "Maaf Kim Jennie, aku tak mau." ucap Taehyung tegas. "Silahkan cari antekmu yang lain, aku bukan tipe pengikut yang setia." pungkas Taehyung sembari mamerkan seringai dinginnya, dan berlalu pergi.

"Sialan! Lihat saja nanti!" umpat Jennie, ia terlihat sangat kesal, dan terlihat seperti pemburu yang akan menyingkirkan apapun yang ada di hadapannya.

Flashback End

Flashback End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brag!

Lampu panggung yang tak berdosa itu jatuh begitu saja saat Jennie melepaskan tembakannya.

Semua tercengang saat menyadari sejak kapan wanita cantik itu berdiri diatas panggung sembari memegang erat tangan Jennie. Didetik berikutnya, para penonton beranjak panik meninggalkan hall, sadar akan hal yang terjadi beberapa saat yang lalu.

Suran yang sempat terhenti karena suara tembakan, langsung tersadar dan berlari kembali ke arah Taehyung yang hanya berdiri kaku tanpa rasa takut dimatanya.

"Taehyung-ah! Taehyung-ah!" sapa Suran sembari memegang erat bahu Taehyung.

Tak ada respond, lelaki tampan itu masih terdiam dan mata merahnya menatap dingin kearah Jennie.

Plak!

Tamparan keraspun terpaksa Suran layangkan ke pipi Taehyung untuk mengembalikan kesadarannya.

"Taehyung-ah!" teriak Suran masih dengan usaha menyadarkan rekannya itu.

Jungkook, Jimin dan Jin yang sedari tadi melihatpun langsung berlari mendekati Taehyung. Sedangkan Jisoo masih terpaku tak percaya apa yang telah dilakukan adiknya itu.

"Lepaskan aku!" ucap Jennie tegas.

Chae-rin semakin mengeratkan genggamannya, ia segera merebut paksa senapan yang di pegang Jennie dan kemudian menghancurkannya dengan sekali remasan tangan.

"Apa yang kau lakukan? Tindakanmu sudah di luar batas." ucap tenang Chae-rin.

Jennie yang mendengarnya malah tertawa, tak ada sekalipun rasa penyesalan dimatanya. Aura membunuhnya semakin kuat. "Sudah di luar batas katamu? Aku membantu mu menyingkirkannya dan kau bilang tindakanku di luar batas?" Jennie menggeleng kesal. "Lalu bagaimana dengan tindakkanmu selama ini? Apakah itu juga tidak keluar batas?"

Lee Chae-rin hanya diam. Ia tak bisa berkata-kata lagi.

"Lepaskan tanganku!" ronta Jennie sembari berusaha melepaskan peganggan tangan Chae-rin.

"Aku akan menghukummu." Lee Chae-rin masih menatap tenang kearah Jennie. Kali ini ia benar-benar mengontrol amarahnya dengan sangat baik, kalau tidak mungkin hari ini yang terbunuh bukan Taehyung, tapi Jennie.

Mata Jennie membelalak. "Kau siapa! Kau tak berhak menghukumku, derajatmu terlalu rendah untuk melakukan itu!" teriak Jennie.

Jisoo yang mendengar ungkapan Jennie itu langsung berlari mendekati adiknya dan menamparnya dengan sangat keras.

"Mana rasa hormatmu? Aku sudah bilang berkali-kali--"

"Apa!?" sekat Jennie sembari memegang pipinya yang mulai terasa panas. "Kau tak tahu apapun tentang dia," Jennie benar-benar tahu segalanya, tanpa ada rasa takut dimatanya ia terus menunjuk bibinya itu dengan penuh amarah. "Kalau kau tahu, kau pasti akan melakukan hal yang sama seperti ku." pungkas Jennie yang kemudian pergi meninggalkan hall sekolah.

Jisoo tak tahu lagi harus berbuat apa, Hall yang tadi sangat kondusif, kini menjadi sangat berantakan.

Semua orang yang masih tersisa disana hanya diam dan mengamati, sikap Jennie benar-benar di luar kendali, yang Jisoo tahu selama ini Jennie tak pernah semarah ini, Jennie juga tak akan pernah mau menghilangkan nyawa seseorang jika dia tak terpojok.

"Hei! Taehyung! Lihat noona!" ucap Suran sembari mengalihkan pandangan kosong Taehyung ke arahnya. "Kau tak apa? Apa ada yang terluka?" tanya Suran penuh kekhawatiran.

Taehyung hanya menggeleng, kemudian Suran yang tak mau kehilangan jejak Jennie, langsung menyuruh Jin untuk mengikutinya, sedangkan Jungkook dan Jimin membawa Taehyung ke tempat lebih aman.

"Aku masih punya urusan denganmu." Suran mengacungkan senapannya lurus kearah Chae-rin.

Chae-rin membalikkan badannya, "Bisakah kita bicara tanpa ada kekerasan? Atau setidaknya jangan lakukan ini di tempat umum." ucap Chae-rin.

Sementara di tempat lain, Rose dan juga Lisa berusaha mati-matian mengejar Jennie yang jejaknya sudah tak berbekas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Re:Start ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang