#1 Noblesse

12.2K 637 5
                                    

[Note: It is recommended to use dark mode while reading this story]

|

-BOSTON, US/ 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-BOSTON, US/ 2022

Bulan bersinar terang malam ini. Cahaya remangnya berusaha menembus celah pepohonan rimbun di tengah hutan yang sunyi. Pohon Pinus yang menjulang tinggi, dengan jalan setapak yang menuju tengah hutan menjadi saksi bisu perdebatan dua orang gadis belia yang masih menggunakan seragam lengkap. Rupanya dua gadis itu baru saja pulang dari sekolah.

"Kalau eonni mau tinggalkan aku, tinggalkan saja. Aku tahu jalan pulang." Gadis berambut pendek itu dengan susah payah terus mengikuti langkah kaki kakaknya yang terlampau cepat.

Kim Jisoo, begitulah nama yang tertulis di name tag dada sebelah kanan milik gadis bermata kelam, sekelam langit malam ini yang tak berbintang, "Itu salahmu Lisa! Jika saja kamu tidak berkelahi dengan temanmu sampai dia masuk UGD pasti kita tidak berakhir disini!"

"Itu salahnya! Dia yang-"

Jisoo berbalik, jemari lentiknya kini sudah mencengkeram kedua pipi Lisa, "Jika kamu terus membela dirimu, jangan harap lidahmu ada di posisi yang sama seperti sekarang!"

Lisa terdiam, tidak ada yang lebih menakutkan saat ini kecuali tatapan mata Jisoo yang begitu mengintimidasi.

Ditengah perdebatan mereka, tiba-tiba terdengar suara batang pohon kering yang terinjak, kedua kakak beradik itupun terdiam seketika. Pandangan mata menajam, indra pendengaran mereka yang sensitif membuat kedua telinga mereka bergerak.

"Boo!" Bisik seseorang tepat di samping telinga Lisa, yang langsung membuat gadis itu berteriak.

"Rose!" Teriak Jisoo memperingati.

Gadis yang tiba-tiba muncul itu tertawa. Sembari melipat tangannya di depan dada, "Kalian terlalu lama, Mama sudah menyiapkan makanan, jadi Ayah menyuruh ku menjemput kalian."

Lisa yang mendengarnya, menatap Rose dengan wajah penasaran, "Ayah sudah tidak marah?"

Rose yang mendengar pertanyaan dari adiknya itu hanya tersenyum tipis, dan dengan cepat ia sudah menghilang dari hadapan mereka berdua, tanpa memberi penjelasan apapun.

Jisoo memutar bola matanya kesal, "Kamu seperti bukan anaknya saja, Ayah marah juga untuk melindungi kita semua dari manusia. Jadi," Jisoo menatap Lisa yang sekarang tampak sedih karena telah membuat Ayahnya marah.

"cepat kembali ke mansion, ayah pasti sudah menunggu."

Di tengah hutan, mansion mewah dibangun, didalamnya sangat indah, beberapa pelayan terlihat sibuk melayani tuan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tengah hutan, mansion mewah dibangun, didalamnya sangat indah, beberapa pelayan terlihat sibuk melayani tuan mereka. Menyiapkan makan malam merupakan kesibukan mereka saat ini. Sepiring daging rusa segar dengan darah yang masih keluar terhidang di atas piring.

Setelah mereka selesai makan, semuanya terdiam, tak ada yang berani beranjak sebelum Mama dan Ayah mereka beranjak pergi. Namun, malam ini berbeda. Suasana di meja makan sangat hening.

"Ada yang ingin kami bicarakan kepada kalian." ucap Mama dengan raut wajah serius. Mama dan Ayah saling menatap satu sama lain sebelum memberitahukan hal yang mendadak ini kepada empat anaknya.

"Kita akan pindah ke Seoul besok." ucap Ayah tegas yang membuat keempat anak gadisnya itu mengerjap bingung.

"Mama tahu pasti banyak sekali pertanyaan yang ingin kalian tanyakan."

Rose langsung mengangguk antusias.

Mama yang melihat antusias Rose, membuatnya tersenyum, "Simpan pertanyaan itu untuk besok, karena sekarang waktunya kalian untuk tidur." Lanjut Mama yang langsung disambut desahan kesal dari Rose.

Mama dan Ayah beranjak dari meja makan, meninggalkan empat anak gadis mereka yang masih termenung.

"Eonni, apa kamu tahu hal ini?" Rose menatap Jisoo.

"Aku?" Jisoo menatap Rose balik dengan tatapan yang tak kalah bingungnya. "Mana aku tahu, jika aku mengetahuinya, kamu pasti tidak bertanya seperti itu."

"Apa itu karena aku?" Lisa menimpali.

Rose mengangguk, "Bisa saja."

Jennie yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, kini mulai ikut berbicara. "Karena Lisa atau bukan, yang jelas ini terlalu mendadak. Hanya karena satu kesalahan tidak mungkin membuat Ayah ingin mengusir kita bukan?"

Rose, Jisoo dan juga Lisa terdiam, apa yang dikatakan Jennie ada benarnya. Ayah mereka bukan tipe seseorang yang seperti itu.

-𝑻𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

-𝑻𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Re:Start ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang