1✓

7.3K 497 25
                                    

"Ketika kau baru bertemu dengannya, tapi dia sudah begitu tulus padamu. Haruskah kau masih menyembunyikan hal itu?"

Happy reading...

Pagi yang cerah dengan burung burung yang berkicau ria. Kota Jakarta sudah dipenuhi oleh lalu lalang orang orang yang berjalan kaki maupun kendaraan kendaraan untuk memulai aktivitas rutin mereka. Begitu pula yang terjadi disini, diruang makan keluarga kaya yang sedang sarapan pagi. Memang tampak hangat, namun tidak untuk salah satu dari mereka.

Aldi, pria enam belas tahun itu tampak menikmati sarapannya dengan wajah hambar. Orang tuanya benar benar sibuk memuji penampilan saudara kembarnya, Aldo. Memang Aldo terlihat lebih rapi dan berkelas dibandingkan dengan Aldi. Bagaimana tidak, Aldo sekolah di sekolah swasta berkelas yang selalu meluluskan murid murid cerdas dan berkualitas, sedangkan Aldi bersekolah di sekolah negeri yang sudah terlalu biasa. Tentu saja argumen dari semua kejadian itu tak luput dari peristiwa dimana Aldi tak dapat menyaingi Aldo.

Seragam sekolah Aldo benar benar rapi, dengan rompi dan dasi indah yang menggelantung dikerah bajunya. Aldi? Cowok itu hanya menggunakan seragam SMA biasa yang ada disekolah umum. Dan karna itu pula orang tua mereka tak henti hentinya memuji Aldo.

"Aldo, belajar yang rajin oke?" Ucap ibu mereka ditengah acara sarapan itu. Aldo mengangkat kepalanya dan lantas tersenyum mendengar ucapan ibunya, mengangguk sekilas dan lalu kembali memakan makanan yang tersisa dipiringnya. Orang tua mereka tersenyum melihat Aldo, sedangkan Aldi sama sekali tak mereka gubris keberadaannya.

Aldi hanya menghela nafas dalam dan kemudian menaruh sendoknya saat dirasa perutnya tak lagi mampu menampung sarapan pagi itu. Ia lalu mengambil tas sekolahnya yang berada di dekat kakinya lalu memakainya.

"Ayah, bunda, Aldi mau berangkat." Ucap Aldi pada orang tuanya. Ayahnya mengangkat kepalanya dan tersenyum. Ayahnya terlihat ingin membalas ucapan Aldi, namun ia tampak ragu dan membuat Aldi merasakan keanehan secara tiba tiba. Perasaannya saja yang tak enak, atau memang benar kalau ayahnya akan menyampaikan sesuatu namun tampak ragu?

"Aldi, maaf. Ayah gak bisa antar kamu hari ini. Ayah udah telat dan harus antar Aldo kesekolahnya dulu. Kamu tau kan, kalo sekolah kalian berlawanan arah? Mana lagi nanti takutnya Aldo dimarahin soalnya sekolahnya itu disiplin. Ini hari pertamanya masuk sekolah, kasian kalo harus dihukum. Ayah mohon pengertian kamu."

Dan benar saja, ayahnya tak bisa mengantarnya dan lebih memilih mengantar kakaknya. Seperti ada rasa sakit yang tiba tiba menghatam relung hatinya, membuatnya sakit dan sesak secara bersamaan. Namun ia mencoba mengabaikan dan segera berangkat sekolah sebelum ia terlambat.

Setelah berpamitan dan mencium tangan kedua orang tuanya, Aldi langsung bergegas kearah pintu utama rumah mereka dan melangkahkan kakinya menuju ke halte bus untuk sampai kesekolah. Sebenarnya bisa saja dia diantar oleh supir pribadi mereka, namun sayang, supir pribadi mereka sedang ambil cuti karna ada urusan dikampung halamannya.

Di halte, Aldi harus menunggu selama sepuluh menit untuk menaiki bus nya, dan ia memilih untuk duduk ditempat yang disediakan.

'ini juga hari pertama Aldi, kenapa cuma Aldo yang diperhatiin?'

👥👥👥

"Cakra! Lempar kesini bolanya!"

Suara Aldi dan anak anak basket yang lain memenuhi lapangan sekolah itu. Cakra, teman yang beru saja dikenalnya itu ternyata juga sama sama menyukai permainan bola basket, membuat Aldi merasa cocok untuk berteman dengan Cakra.

The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang