"moment langka itu kembali terjadi dihidupnya, membuat ia jadi merasakan kebahagiaan sesaat. Tapi, kenapa harus ada yang kembali muncul?"
Happy reading...
Sudah seminggu ini Aldi tidur di kamar tamu sejak ia pulang dari rumah sakit. Seminggu ini pula ia jarang bertemu dengan keluarganya padahal mereka tinggal di atap yang sama. Tentu saja, itu semua karna ulah ayahnya. Hubungan ia dengan Cakra masih berjalan lancar, dan Kevin beserta anak buahnya tiba tiba entah hilang kemana. Kehidupan Aldi mulai normal, walaupun ketidak adilan itu masih terus berlanjut.Dan malam ini, Aldi berniat untuk pergi ketaman belakang mencari udara segar. Dikamar tamu terlalu pengap untuknya, sesekali ia juga menginginkan udara di malam hari secara langsung.
Sampai ditempat tujuan, Aldi melihat ayahnya yang sedang duduk dikursi depannya sambil membelakangi. Aldi tidak ingin mengganggu ketenangan ayahnya. Sebenarnya, kalau ia boleh jujur, ia ingin sekali memeluk sang ayah dari belakang, bermain dengannya seperti keluarga normal diluar sana. Tapi sayangnya, nyalinya bahkan hilang saat ia berada didekat pria itu.
Aldi, untuk kali ini saja dia ingin membesarkan nyalinya itu. Ia ingin duduk disamping ayahnya, mengobrol dengan orang itu. Untuk kali ini saja ia ingin merasakan kehangatan dari ayahnya, bukan cacian maupun kata kata tajam yang terus terlontar seperti biasanya.
Perlahan, Aldi berjalan mendekat. Ia terus melangkahkan kakinya mantap menuju sang ayah. Namun, suara lirihan ayahnya menghentikan niat itu. Dan, tanpa sengaja ia mendengar semua ucapan ayahnya.
"Rani, kamu dimana? Kamu menghilang gitu aja, aku masih sayang sama kamu Rani. Rani, dimanapun kamu sekarang, i hope you be happy." Aldi lihat, ayahnya memegang foto itu. Foto dengan ukuran tiga kali empat beserta gambar seorang wanita yang cantik sedang tersenyum. Merasa tidak pantas untuk mendengar lebih jauh, otaknya memerintah untuk pergi dengan segera, tapi tubuhnya menolak hal itu, rasa penasaran mendorongnya untuk tetap berada disana. Lalu, apa yang harus ia lakukan?
Belum sempat memikir lebih jauh, ayahnya ternyata sudah lebih dulu menyadari keberadaannya. Ayahnya menampilkan wajah kaget saat melihat sang anak bungsu berada dibelakangnya. Lalu, ayahnya berdehem(?) untuk menstabilkan suaranya.
"Kamu udah lama?" Tanya ayahnya cepat. Aldi mengerjapkan matanya, kesadaran kembali mengambil alih, dan buru buru ia menjawab pertanyaan sang ayah.
"Nggak, baru aja." Bohong, tentu saja. Ia hanya tidak mau mencari masalah baru. Tujuannya datang kesini bukannya untuk mencari udara segar dan ketenangan? Jadi ia tentu tidak menginginkan kekacauan karna kebodohannya. Berbohong untuk kebaikan tidak masalah bukan?
"Ooh."
"Ayah, boleh Aldi duduk disamping ayah?" Tanya Aldi hati hati, kemudian diluar dugaan, ayahnya berdehem sebagai jawaban. Dengan senang hati, Aldi langsung menaruhkan pantatnya di samping ayahnya. Kedua anak dan ayah itu menatap langit dengan tenang, tentu saja setelah ayahnya menyimpan foto wanita itu.
Merasa suasana disini cukup canggung, Aldi membuka suara sebagai awal obrolan. Ia rasa tidak benar jika seorang ayah dan anak yang sedang berdua hanya berdiam diri.
"Ayah."
"Hmm."
"Aldi dapet nilai paling sempurna di ulangan harian bahasa Inggris."
"Sekelas?"
"Nggak, satu angkatan." Dari samping, tampak ayahnya tersenyum bangga pada Aldi, membuat hati anak itu menghangat seketika.
"Anak ayah hebat. Coba aja kamu kayak gini pas kelulusan, nggak mungkin ayah taroh kamu di sekolah negeri."
"Sebenernya pas itu Aldi lagi sakit yah, jadi Aldi kurang fokus."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]
AventuraApa yang harus Aldi lakukan jika keluarganya saja tak berbagi rahasia dengannya? Haruskah Aldi menyalahkan saudara kembarnya karna telah merebut semua yang harusnya juga dirasakan Aldi? Tapi, seiring berjalannya waktu, badai itu membesar, dan membua...