"kali ini penyiksaan yang datang. Tapi, sampai kapan ini akan terus berlanjut?"
Happy reading...
"Ck, lagi lagi kamu ngehalangin saya! Tapi gak papa, berhubung kamu adalah saudara kembarnya target saya, nggak ada salahnya saya nangkap kamu."Itulah suara yang pertama kali Aldi dengar saat tersadar dari pingsannya. Sudah jelas, ia tahu betul dengan suara itu, suara yang sama dengan yang menyekapnya waktu lalu, Kevin.
Aldi merasakan kepalanya sangat amat pusing, entah apa yang dimasukkan Kevin ke kain yang dipakai untuk menyekapnya. Yang pasti ia sadar dengan tangan terikat dan tubuh yang terasa tidak nyaman.
Aldi mengedarkan pandangannya, ia bukan ditempat yang waktu itu ia sadar, melainkan ruangan serba putih dan terang, juga ada beberapa bekas goresan didinding. Aldi sadar, disekitarnya banyak sekali benda tajam yang mungkin akan dipakai Kevin untuk melukainya.
Perlahan Aldi mendengar suara itu, suara langkah kaki Kevin yang mendekat kearahnya. Dan saat Kevin berada tepat dihadapannya, Kevin memegang kedua pipi Aldi dengan satu tangan. Cengkraman kuat itu menimbulkan rasa sakit bagi Aldi, tapi ia sadar, ia tidak boleh menyerah. Ini baru permulaan.
"Saya bakal minta tebusan, tunggu sebentar oke, saya mau nelpon dulu." Kevin berlalu pergi dari sana. Ia menghempaskan cengkraman nya dipipi Aldi, hingga membuat rasa sakit itu bertambah.
Samar, ia melihat sosok Ica tengah berdiri dihadapannya sambil menggumamkan kata 'ini awal dari semuanya.' Aldi mengerti, ia mengangguk dan sosok Ica kembali menghilang setelah sebelumnya tersenyum lembut.
Jika bisa, ingin sekali Aldi kabur dari sini, melepaskan ikatannya pada kursi yang ia duduki, tapi ia sadar, ia terlalu lemah. Obat bius yang digunakan Kevin terlalu banyak, hingga membuat Aldi tak berdaya. Tapi setidaknya ia juga merasa senang, bukan Aldo yang berada di situasi ini, cukup ia saja yang merasakannya seorang diri. Kali ini demi Aldo.
Kevin berjalan ketempat disebelah ruangan penyekapan Aldi. Ada dua orang disana, Rani dan penjaganya. Ya, satu gedung yang sama dengan tempat penyekapan Rani.
"Kev, nggak bisakah kamu bebasin anak itu? Dimana rasa belas kasihan kamu? Nggak biasanya kamu bawa sekapan keruangan ini, Kev." Ujar Rani seraya berjalan kearah Kevin dengan memohon. Ia tahu, itu adalah ruangan neraka bagi para sekapan karna mustahil korban yang keluar dari sana akan sehat. Pasti ada saja goresan luka yang tercipta ditubuh korban.
Kevin menatap sekilas pada Rani, lalu melanjutkan aksinya yang hendak menelpon seseorang. Ia me-loudspeaker panggilannya, hingga suara deringan ponsel Kevin terdengar jelas.
"Nggak, dia udah keterlaluan." Jawab singkat Kevin. Tak lama, suara wanita terdengar jelas dari arah ponsel, pertanda bahwa panggilan itu tersambung.
"Halo, siapa ya?"
"Anak anda kami tahan. Digedung biasa, silahkan ambil dengan tebusan xxx"
"Ck, lo Kevin ya?"
"Kenal ternyata. Udahlah, mau ditebus apa enggak?"
"Emang anak gue yang mana?"
"Kayaknya sih adek."
"Gak percaya gue.
Bun, aku pulang.
Ini anak gue, lo nyulik yang adek sih, bener. Tapi emang gue bakal percaya?"
"Ck, wanita biadab! Tunggu sebentar deh."
Kevin keluar dari sana. Meninggalkan Rani yang membeku ditempatnya dan juga sang pria yang hanya menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]
AdventureApa yang harus Aldi lakukan jika keluarganya saja tak berbagi rahasia dengannya? Haruskah Aldi menyalahkan saudara kembarnya karna telah merebut semua yang harusnya juga dirasakan Aldi? Tapi, seiring berjalannya waktu, badai itu membesar, dan membua...