19✓

3.6K 325 24
                                    

"inilah puncaknya. Puncak dari segala kejadian."

Happy reading...


"ALDI! KENAPA KAMU GAK BECUS JAGAIN ALDO SIH??!!!!” Suara itu sangat menggema didalam rumah Aldi. Ibunya tengah murka padanya. Perihal Aldo.

Saat pagi menjelang di tempat perkemahan, Aldo berjalan jalan seorang diri. Bahkan teman temannya termasuk Aldi belum bangun. Ia terus menelusuri hutan itu tanpa mengetahui kalau dibawahnya ada jurang yang cukup curam. Karna tak berhati hati, Aldo tergelincir masuk kejurang. Beruntung, Aldi segera menemukannya dan langsung menyelamatkan Aldo. Dan saat itu juga mereka memutuskan untuk pulang.

Kini Aldi terdiam sambil menunduk. Tadi ayahnya sudah memukul pipinya beberapa kali. Namun rasa perih itu tak sebanding dengan rasa sakit dihatinya.

Padahal Aldo baik baik saja, hanya luka goresan kecil. Ia pun sudah diobati dan duduk disofa dengan nyaman sembari menonton Aldi yang tengah diamuk oleh orang tuanya. Ibunya yang biasa hanya berdiam diri, kini ikut angkat bicara. Hati Aldi bagai ditusuk beribu pedang.

Plakk

Tamparan itu kembali mengenai pipi Aldi. Kali ini Aldi terduduk sambil terisak pelan. Tamparan itu bukanlah dari ayahnya, melainkan sang 'ibu'.

Tidakkah mereka seharusnya mendengarkan dahulu? Aldo sebenarnya merasa kasihan, ia juga sadar ini bukan sepenuhnya salah Aldi, atau memang Aldi tak bersalah akan kejadian ini. Tapi, ia masih sangat trauma dengan kejadian yang menimpanya. Hingga ia hanya memutuskan diam sambil sesekali mengeluarkan air mata.

"Aldi, ayah kecewa berat sama kamu! Nggak pernah sekalipun kamu mau berjuang buat Aldo! Apa kamu nggak kasihan? Dia sudah berjuang agar tetap hidup tapi kamu malah nyia nyiain perjuangannya! Kamu emang gak pernah niat buat ngelindungi kakak kamu!"

Air mata Aldi kembali menetes dengan deras. Tidak pernah berjuang demi Aldo? Lalu untuk apa dia disekap Kevin? Apa itu tidak termasuk melindungi Aldo? Tak lama, suara ibunya kembali menggema. Namun, tanpa mereka ketahui, Rani juga Cakra berada didepan pintu rumah yang tidak tertutup. Menyaksikan segala kekerasan yang ditujukan untuk Aldi. Cakra bahkan sampai menutup mulutnya dengan tangan. Ia baru sadar, ternyata inilah permasalahan Aldi yang sebenarnya. Mereka berdua ingin menolong, namun kaki mereka kelu untuk berjalan.

"Bener kan mas, kalo anak dengan mata beda warna itu pembawa sial! Mitos itu bener adanya. Bahkan mas ingat kan dulu, dulu pas Rani ngelahirin dia, Rani langsung meninggal! Juga, dulu pas kita jalan jalan bareng dia, kita malah kecelakaan pesawat. Udahlah mas, aku nggak mau lagi ngurus dia."

Aldi kembali merasa sakit. Menurutnya, apakah itu alasan kedua orang tuanya membencinya? Hanya karna matanya yang berbeda warna? Mitos macam apa itu?

"Bun, yah, apa karna mata Aldi yang aneh bikin kalian benci Aldi? Nggak sayang sama Aldi?" Tanya Aldi. Ia menengadahkan kepalanya dan menatap kedua orang tuanya sendu. Walaupun begitu, tetap saja tatapan kedua mata orang tuanya sangat penuh akan amarah.

"Kamu memang pembawa sial Aldi! Kamu tau, kakak kamu dulu meninggal karna kamu! Dan sekarang kamu mau bikin Aldo juga celaka. Sebenernya kamu mau apa? Kamu mau apa hah??!!!!" Bentakan ayah Aldi kali ini cukup memancing Aldi. Apakah ayahnya tak sadar? Ia hanya ingin kasih sayang, kasih sayang kedua orang tuanya dan merasa menjadi seperti Aldo. Dia juga ingin merasa diperhatikan dan diprioritaskan oleh orang tuanya. Ia juga merasa, kalau ia adalah anak mereka, tapi kenapa ia diberlakukan tak adil?

Emosinya tersulut.

"AKU CUMA MAU KASIH SAYANG, AYAH! AKU MAU NGERASAIN RASANYA KASIH SAYANG KALIAN BERDUA! CUMA ITU AJA, APA SUSAH? Aldi juga pengen ngerasa kayak Aldo, Aldi pengen dimanja! Ngerasain hangatnya pelukan kalian, kasih sayang kalian. Oke, Aldi paham, dulu kalian emang nggak merhatiin aku karna Aldo sakit, tapi kenapa pas Aldo udah sembuh, kalian tetep benci Aldi?! Hiks hiks." Semua bungkam. Bahkan ayahnya hanya terdiam membeku.

The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang