4✓

4.5K 373 14
                                    

"apa? Siapa? Kenapa?"

Happy reading...

Udara pagi menerpa wajah seorang yang sedang jogging, membuat suasana sejuk tercipta. Langkah kaki itu terus berlari lari kecil, menghasilkan keringat yang bercucuran. Si empu Aldi, memilih untuk beristirahat sejenak di bangku taman yang ia lewati kala melihat matahari sudah mulai naik.

"Kenapa sih, mereka gak mau jujur yang sebenernya ke gue?" Gumam Aldi, ia merasa ini semua tidaklah benar, ia merasa ada yang salah. Bukan, bukan hanya Aldo, tapi ibunya juga. Entah itu hanya perasaan semata karna ia tak pernah mendapat kasih sayang dari ibunya, atau lebih dari itu.

Dari dulu, keinginan Aldi hanya satu, dan itupun sangat sederhana. Dipeluk sang ibu, ya hanya itu saja. Selama enam belas tahun, ia belum pernah sama sekali merasakan pelukan ibunya. Lupa, atau apalah itu, yang pasti ia tidak pernah merasakannya. Hanya dengan melihat Aldo dipeluk, itu sudah membuat Aldi iri, ia ingin dipeluk, dan diperlakukan manis oleh ibunya. Tapi ia sadar, semua itu hanyalah angan angan belaka.

Setelah merasa istirahatnya cukup, ia lalu kembali melangkahkan kakinya menuju kerumah, ia pikir olah raga pagi ini harus diakhiri.

👥👥👥

"Hiks....

Hiks....

Hiks...." Tangisan pilu itu kembali terdengar. Diruangan ini, tepatnya diujung kota tua yang sangat sepi. Ruangan gelap dengan pencahayaan satu buah bohlam lampu.

Wanita paruh baya itu, menangis hampir selama enam belas tahun. Seorang pria dengan jas hitam rapi dan celana kain tampak menghela nafas pasrah.

Hati nurani pria itu nampak goyah, ia tak tega, benar benar tak tega melihat wanita itu terus terusan menangis. Ia tahu ini salah, tapi sungguh, ia hanya dibayar.

"Nyonya, makanlah makanan anda. Setelah selesai saya akan kembali datang." Ujarnya, wanita itu tampak tak mengubris hal itu dan malah terus menunduk meratapi nasib. Walaupun ia sudah hampir setengah abad, tapi kecantikan dari wajahnya terpancar bak malaikat yang dikirim tuhan. Tapi tetap saja, karunia kecantikan bisa berdampak buruk bagi orangnya.

"Tuan, saya mohon. Hiks..." Kembali, pria itu menghela nafas. Lalu dengan mantap ia menjawab. "Baiklah, saya akan membantu nyonya, tapi saya tak bisa melepas anda." Akhirnya, wanita itu tersenyum, dan hal itu juga dilakukan oleh sang pria.

Pria itu akhirnya pergi dari ruangan itu, dan wanita itu tampak lebih bahagia kini. Sederhananya, wanita itu disekap.

👥👥👥

Aldo dan ibunya kini sedang berada ditaman kota Jakarta, mereka berdua duduk disalah satu bangku kayu taman.

"Bun, kenapa bunda ajak Aldo kesini?" Tanya Aldo akhirnya, karna sejak ia bangun tidur tadi pagi, ibunya langsung menyuruhnya untuk membersihkan diri dan mengajaknya jalan, tanpa Aldo ketahui alasannya.

"Enggak papa, cuma pengen habisin waktu bareng kamu aja." Aldo tersenyum, ibunya itu selalu saja bisa membuat dirinya tersenyum disetiap waktu. Hingga Aldo kembali memecah keheningan yang tercipta disana.

"Bun, apa gak papa, kita belum kasih tau Aldi kondisi yang sebenernya? Aku takut dia marah." Ujar Aldo sendu, hal ini yang terus saja mengusiknya dari dulu. Tentang, apa yang akan terjadi kalau Aldi mengetahui kondisinya, apakah Aldi akan marah atau tidak, dan pertanyaan pertanyaan semacam itu. Lalu, suara lembut ibunya menyapa telinga, membuat hati itu kembali tenang saat mendengar suara itu.

"Nggak papa kok. Malah lebih baik gini, nanti kalo kamu udah sembuh baru kita kasih tau dia. Yang penting sekarang Aldo harus banyak istirahat sama jaga pola hidup, biar Aldo cepet sembuh." Aldo mengangguk, kemudian mereka kembali menikmati waktu tenang itu.

The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang