Aku yg ngetik, aku juga yang ga sabaran publish🙃
"kehendak."
Happy reading...
Enjoy guys...
"ini dimana?""Disurga. Tapi disini aku bakal ngelakuin satu tugas lagi buat kamu."
"???"
👥👥👥
Aldo terbangun dengan perasaan tak tenang. Hari sudah pagi, dan yang ia ingat hanyalah pertengkarannya dengan Cakra semalam. Ia pingsan saat itu, dan dengan segera dibawa masuk untuk beristirahat karna penyakitnya kambuh. Selama ini, penyakitnya tak benar benar sembuh total, masih sering ia kambuh dan membuat Diana kerap kali menjadi panik. Namun, penyakit itu setidaknya berkurang dan berangsur membaik.
Ketika membuka mata, hanya Aldi lah yang ia panggil. Ia turun dengan cepat dari tempat tidur, mengabaikan Diana yang terus menyuruhnya untuk berhenti dan tetap tinggal disana, tapi sekali lagi Aldo tidak peduli.
Aldo gusar, ia cemas, dan semua itu hanya karna Aldi. Ia bahkan merutuki dan menyalahkan dirinya sendiri karna telah bodoh dalam bertindak. Rasanya, ia tak mau memaafkan dirinya sendiri.
Perasaan bersalah dan khawatir menuntunnya untuk pergi menuju lantai bawah, bertanya pada siapa saja yang ia temui tentang Aldi. Namun, selalu gelengan kepala lemah yang ia dapatkan. Sampai akhirnya, paman Joko menghampirinya. Paman Joko jongkok tepat dihadapan Aldo yang tengah terduduk sembari menangis keras dan memukul mukul dadanya. Paman Joko, baru kembali dari rumah duka.
"Nak, kamu tenang dulu yah.."
"Nggak! Hiks... Gimana aku bisa tenang kalo sekarang aja aku nggak tau kabar saudaraku sendiri." Paman Joko menghela nafas panjang. Kemudian Diana datang juga dengan isakan kecil. Fakta keluarganya sudah hancur, dan juga tentang anak sahabat yang selama ini sudah ia sakiti, benar benar membuatnya menjadi Diana yang begitu rapuh.
Menyesal? Tentu saja. Rasa bersalah terus terusan datang silih berganti. Meratapi diri sendiri yang sudah banyak membuat kesalahan. Hingga ia sendiri bingung, untuk apa ia ada didunia jika hanya untuk membuat luka? Bukan hanya pada sahabat, tetapi juga pada keluarga sendiri.
Diana memeluk Aldo dari samping, mencoba menenangkan Aldo walau air matanya sendiri tak berhenti mengalir.
"Al, sayang, maafin bunda ya. Bunda tau, bunda udah salah besar ke keluarga kalian. Bunda minta maaf, hiks..."
"Nggak! Bunda jahat, hiks... Kenapa bunda ngelakuin ini? Hiks... Bunda nggak kasian sama Aldi ya?"
"Bunda minta maaf." Walaupun Aldo berucap demikian, tetapi ia tidak menolak pelukan Diana. Karna baginya, Diana tetaplah ibunya walau Diana sudah melakukan kesalahan yang teramat besar.
"Paman, anterin kita kerumah sakit. Aldo mau tau kondisi Aldi."
"Kita langsung kerumah Cakra aja. Aldo udah dipindahin."
"Apa maksud paman? Dia terpental jauh pas ketabrak, kenapa udah pulang?!"
"Dia nggak mampu bertahan." Dunia Aldo maupun Diana terasa hancur. Anak yang selama ini sudah mereka sakiti, akhirnya menyerah dan memilih pergi. Tusukan belati tak kasat mata terus menghantam, menikam secara perlahan hingga keduanya menjadi sangat lemas saat diberitakan kabar itu.
"Hiks hiks hiks... Bund.... Aldii, hiks.."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]
AventuraApa yang harus Aldi lakukan jika keluarganya saja tak berbagi rahasia dengannya? Haruskah Aldi menyalahkan saudara kembarnya karna telah merebut semua yang harusnya juga dirasakan Aldi? Tapi, seiring berjalannya waktu, badai itu membesar, dan membua...