Sakura menghela napas lega ketika dirinya sudah menjauh dari Sasuke, Ia kembali berjalan dengan tegak penuh percaya diri. Beberapa orang menyapanya dengan sopan, Sakura membalasnya dengan anggukan tanpa senyuman. Semenjak tujuh tahun yang lalu, Sakura jarang sekali menampilkan senyumannya pada siapa pun kecuali yang berhubungan dengan pekerjaannya, ia sering sekali menemukan orang yang baik di hadapannya namun di belakangnya malah membicarakan hal buruk dan tidak penting tentang dirinya. Tentu saja semua itu membuatnya semakin terbiasa dengan semua kepalsuan yang ditampakkan orang-orang padanya.
"Ada apa mencariku?" tanya Sakura ketika melihat salah satu karyawan yang juga temannya berdiri di depan ruangannya. Orang tersebut menegang sesaat karena terkejut, ia segera berbalik lalu cengengesan di hapadan Sakura, sehingga membuat Sakura mengernyit dahi.
"Sakura bisakah kau menolongku? Aku ada urusan mendadak sementara Tuan Uzumaki memintaku pergi ke perusahaan U.S Crop untuk meminta tanda tangannya sebagai kesepakatan kerja sama. Dokumen ini harus diserahkan dua jam lagi dari sekarang. Bisakan kamu yang menggantikan aku?" tanya Miko penuh harap, Sakura terdiam sesaat untuk berpikir. Ia memang tidak terlalu sibuk hari ini tetapi ia juga memiliki satu dokumen yang harus ia selesaikan hari ini juga.
"Hanya meminta tanda tangan, bukan?" tanya Sakura yang langsung membuat Miko mengangguk cepat.
"Kau sudah membuat janji dengan pihak U.S Crop?" tanya Sakura kembali.
"Sudah. Kau tinggal datang ke sana, lalu menanyakan pada resepsionis dimana letak ruangannya." Balas Miko. Sakura mengangguk membuat Miko semakin senang.
"Terima kasih Sakura, ini dokumennnya." Ucap Miko sembari menyerahkan dokumen yang sedari tadi ia bawa.
"Sama-sama." Balas Sakura yang kemudian mengambil dokumen tersebut.
"Oh, iya, aku hampir saja lupa. Orang yang harus menanda-tangani ialah Sasuke Uchiha." Ucap Miko yang lalu pergi dengan tergesa-gesa. Sakura terpaku sesaat, Sasuke? Apa ia harus bertemu lagi dengannya? Baru saja ia menghindari Sasuke tadi, masa harus bertemu lagi, dan parahnya malah ia yang harus menemuinya.
"Aissh, sial!" gerutu Sakura kesal, Sakura lalu menyimpan terlebih dahulu dokumen yang sedari tadi ia pegang ke dalam ruangannya. Setelah itu, ia pergi menuju perusahaan U.S Crop.
Setibanya di U.S Crop, Sakura melihat berberapa orang yang tengah berlalu-lalang, mereka terlihat sibuk sampai tidak menyadari sekitar. Sakura segera menuju resepsionis untuk meminta bantuan, Sakura terpaku ketika melihat orang yang ia kenal sedang berada di tempat resepsionis.
'Karin ...," batin Sakura, Sakura mundur selangkah ia mulai ragu untuk bertemu dengan Karin.
'Tidak! Identitasku bukan lagi Sakura, mengapa aku harus takut menemuinya' batin Sakura menguatkan dirinya sendiri. Sakura mulai kembali melangkah, Karin menyapanya dengan sopan.
"Ruangan Sasuke Uchiha lantai berapa?" tanya Sakura dengan sedikit angkuh.
"Apakah anda sudah membuat janji?" tanya Karin ramah, meski dalam hati ia tidak suka dengan sosok di hadapannya.
"Tentu!" jawab Sakura singkat, Karin mengangguk, ia lalu memanggil seorang OB untuk mendekatinya.
"Antarkan nona ini ke ruangan Tuan Sasuke Uchiha." Titah Karin pada OB tersebut, OB itu menyanggupi lalu mengajak Sakura untuk mengikutinya.
"Sepertinya aku mengenalmu, Nona." Gumam Karin pada dirinya sendiri sambil terus memandangi Sakura yang mulai hilang dari pandangannya.
Sakura sedikit menenangkan dirinya sendiri yang tiba-tiba menjadi tegang di depan sebuah pintu besar dengan tulisan CEO, Sakura menunduk hormat seraya mengucapkan terimakasih pada OB yang sudah mengantarkannya. OB tersebut mengangguk lalu izin untuk pergi dari sana, Sakura menekan sebuah bel yang berada tepat di samping pintu, ia menunggu Sasuke mengizinkannya untuk masuk. Suara dari alat yang ada dihadapannya mengizinkan Sakura untuk masuk, dengan langkah tegas Sakura masuk ke dalam ruangan dan melihat Sasuke yang masih tampak sibuk dengan laptop miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVISIT 《R》✔
Fanfiction《06》 END 21+ Sakura hampir di perkosa oleh ayah tirinya, ayah tirinya membalikkan fakta sehingga ibunya murka dan memindahkan dirinya keluar kota. Tidak sampai disitu, perpindahan sekolahnya malah membuatnya mengalami trauma sampai harus mengganti i...