22

2.6K 306 22
                                    

Esoknya, Sakura menjenguk Ino yang telah siuman, Setelah menjenguk Ino Sakura akan kembali bekerja. Nama baik Sakura kembali pulih berkat ayahnya yang berjuang membongkar kasusnya ke publik tanpa menyebutkan pelaku.

"Huft, Tenanglah, Sakura." Gumam Sakura kepada dirinya sendiri, Sakura merasa sangat gugup untuk bertemu Ino menggunakan jati dirinya yang asli.

Hari ini menjadi kali pertama setelah bertahun-tahun Sakura menemui orang tanpa wig dan softlens. Sakura benar-benar tampil sebagai dirinya, rambut pinknya ia ikat seperti ekor kuda. Siapapun yang melihat Sakura kali ini pasti tampak segar dengan tampilan baru.

Setelah merasa sedikit tenang dan siap bertemu Ino, Sakura mengetuk pintu ruang rawat Ino.

Tok

Tok

Tok

Sakura menunggu pintu terbuka dengan memeluk erat buket bunga yang ia bawa untuk Ino, sementara kado untuk bayi Ino dan Gaara sudah Sakura titipkan kemarin bersama Sai.

Pintu terbuka menampakan Gaara dengan senyum menyambut kehadiran Sakura.

"Aa, Sakura, masuklah." Gaara mempersilakan Sakura untuk masuk ke dalam. Dengan pelan Sakura melangkah ke dalam dan melihat Ino tengah memangku anaknya di ranjang pasien. Ino nampak terkejut melihat kedatangan Sakura.

"Kalian bicaralah, aku akan tunggu di luar." Ucap Gaara yang kemudian berlalu keluar ruangan.

Sakura menghela napas gugup sebelum memberanikan diri mendekati Ino.

"H-hai, masih mengingatku?" tanya Sakura dengan kaku.

Mata Ino telah berkaca-kaca, Ino tentu masih mengingat Sakura dengan sangat jelas. Setelah mengetahui fakta sesungguhnya, Ino merasa bersalah dan malu pada Sakura. Dengan mudahnya dulu ia menuduh Sakura dan percaya pada pengaruh dari orang lain. Ino akui ia sangat bodoh.

Sakura menyimpan buket bunga yang ia bawa di atas meja, lalu ia semakin mendekat pada Ino.

"Aku merasa sangat malu kepadamu. Aku benar-benar merasa bersalah kepadamu, Sakura." Lirih Ino dengan menunduk menyembunyikan air mata penyesalan.

Sakura merasa tidak tega, kejadian beberapa tahun silam bukan sepenuhnya kesalahan Ino. Bahkan Ino juga termasuk korban.

"Ino, kau teman pertamaku yang sangat tulus, anggap saja masa lalu kita adalah kesalahpahaman. Aku sangat menghargaimu sebagai sahabatku, masih teringat jelas di ingatanku bagaimana kau menghampiriku dengan hangatnya saat semua terasa asing. Sungguh aku berterima kasih padamu, bisa menjadi temanmu yang ternyata sangat menyenangkan." Ucap Sakura dengan senyum tulus, Sakura menyentuh pundak Ino membuat Ino mendongak ke arahnya.

Ino tersenyum sedih dengan air mata penyesalan, Sakura sangat baik kepadanya, membuatnya semakin merasa bersalah.

"Dia sangat lucu, ya." Ucap Sakura dengan senyum hangat memperhatikan bayi Ino. Sakura berusaha mengalihkan perhatian Ino, Sakura ingin mereka baik-baik saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

"Sakura, maaf, maafkan aku, maaf karena tidak mempercayaimu, maaf karena aku menuduhmu, sungguh maafkan aku. Aku benar-benar bodoh mengambil kesimpulan hanya dari foto dan video, seharusnya aku bisa melihat ketulusan dan kebaikanmu, bukannya malah menuduhmu. Maaf tidak membelamu saat itu, membiarkanmu menjadi bahan ejekan di sekolah. Kau pasti sangat terluka, aku menyesal ..., maafkan aku." Lirih Ino dengan penuh penyesalan dan tulus meminta maaf dari hatinya.

Sakura mengulas senyum hangat, Sakura memahami kondisi mereka saat itu, ia tidak menyalahkan Ino sedikitpun. Sakura masih menganggap Ino sahabat terbaiknya.

REVISIT 《R》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang