16

3.1K 344 26
                                    

Sasuke pov

Aku terbangun sejak Sakura memasangkan selimut pada tubuhku, semarah apapun dia padaku, ternyata dia masih peduli. Aku kira Sakura akan kembali ke kamarnya, namun saat aku membuka salah satu mataku, aku melihatnya sedang memainkan ponselku seraya duduk di sampingku. Sakura tidak menggunakan wig atau softlens lagi, rambutnya terurai dan beberapa rambut yang menghalangi pandangannya, ia selipkan ke belakang telinganya.

Kedua mataku terbuka sempurna, Sakura tidak menyadari bahwa aku telah terbangun. Ia masih fokus memperhatikan ponselku,  jika ponselku di kunci, aku yakin dia tidak akan berani membukanya, dan sebenarnya aku lupa tidak mengunci ponsel lamaku.

Aku bangun dari posisi tidurku menjadi duduk, Sakura masih tidak menyadarinya. Wajahnya terlihat serius sekali membaca grup angkatan kami, aku terus memperhatikannya dalam diam. Aku pikir ia akan terus membaca dengan datar, tetapi aku bisa melihat perubahaan ekspresi darinya, napas Sakura terputus-putus dengan beberapa kali menggigit bibirnya sendiri.

Hap

Aku merebut ponselku darinya, tidak tega juga membiarkannya menahan dirinya sendiri. Sakura menoleh padaku dengan emeraldnya yang sudah berkaca-kaca, ia menggigit bibirnya sendiri.

"Aku sudah melarangmu, jangan membaca apapun! Lihat dirimu sekarang." Ucapku sedikit memarahinya, pertama kalinya aku melihat Sakura tidak sedang baik-baik saja.

Sakura menarik napas dengan berkedip beberapa kali ke atas, ia bangkit dari duduknya dan akan pergi. Segera saja aku menarik tangannya hingga ia duduk kembali ke tempat semula.

"Mau ke mana? Karena aku melihatmu akan menangis? Jadi kau ingin pergi?" aku memandangnya tajam, sementara Sakura sama sekali tidak ingin bertatapan denganku.

"Sudah malam, aku akan tidur." Ucapnya, suaranya terdengar lirih di telingaku.

"Kau punya bir?" tanyaku, Sakura memandangku keheranan, mungkin karena tiba-tiba aku membicarakan hal lain. Aku rasa bir bisa memperbaiki suasana hati seseorang, jika Sakura tidak bisa jujur dalam keadaan sadar, maka bir lah yang bisa membantunya, dalam keadaan tidak sadar dia tidak akan takut apapun lagi atau memikirkan apapun yang sedang ada dalam benaknya.

"Buat apa?" tanyanya heran, matanya yang semula berkaca-kaca, sekarang sudah tidak.

"Hari ini buruk sekali, aku membutuhkan bir." Ucapku yang menjadi alasan, walaupun hari ini buruk, tetapi aku masih baik-baik saja.

Aku memasang ekspresi frustasi dengan mengacak rambutku kasar agar Sakura percaya padaku. Sakura terdiam sejenak sebelum akhirnya menganggukan kepalanya.

"Ada beberapa." Ucap Sakura yang kemudian berdiri lagi dan berjalan ke arah dapur, aku melihatnya membuka kulkas dan membawa enam kaleng bir ke arahku.

Sakura menyimpan kaleng bir di atas meja, aku mengambil satu dan membukanya, tidak mungkin aku langsung menyuruhnya untuk mabuk. Ia melihatku yang mulai meneguk bir, jika Sakura mempunyai beberapa bir di dalam apartemennya, itu berarti ada kalanya ia ingin mabuk juga seperti orang pada umumnya.

"Kau ingin juga? Minum saja." Usulku, aku mengambil satu kaleng bir dan memberikan pada tangan Sakura  yang berada di atas paha.

Sakura memandang bingung kepadaku, ia beberapa kali melihat kaleng bir yang sekarang sudah berada di tangannya.

"Tidak, aku tidak mau mabuk, nanti kau akan melakukan sesuatu kepadaku." Ucapnya dengan pandangan curiga kepadaku, aku spontan tertawa renyah, semenjak malam itu ia semakin waspada kepadaku.

"Tidak sekarang, waktunya tidak pas sekarang. Minum saja." Aku kembali mempersilakan Sakura untuk ikut meneguk bir bersamaku, jika Sakura bersedia sex denganku tentu aku akan melakukannya walaupun sedang bermasalah seperti ini. Juga sekarang aku hanya ingin mengenal sisi Sakura yang lain, aku ingin mendengar kejujurannya.

REVISIT 《R》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang