Menyampaikan Gagasan dan Menulis

131 3 0
                                    


Kalau kau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah!” (Imam Al-Ghazali).

“Semua penulis akan meninggal. Hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka, tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak.” (Ali bin Abi Thalib).

Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan maka ia menndapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).

Nah, dari kata-kata bijak dan hadits di atas tentu sudah cukup menyadarkan kita untuk mulai menulis. Ya, karena menulis itu sangat penting. Bisa jadi ladang pahala buat kita. Dan para ulama dan cendikiawan/ilmuan Muslim kala dulu juga sangat akrab dengan aktivitas menulis untuk menuangkan hasil karya mereka.

Menulis merupakan elemen dasar komunikasi. Kita akan dianggap sebagai orang yang gagal jika tidak mampu mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran kita ke dalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siapa saja. Namun, pada jenis tertentu, menulis memang memerlukan keterampilan khusus. Nah, itulah pentingnya agar kita terus berlatih menulis. Secara sedikit demi sedikit, namun rutin dan disiplin. Sangat mustahil seseorang tanpa latihan khusus tiba-tiba bisa jadi penulis hebat.  It’s impossible!

Ada beberapa tips yang berkenaan dengan menulis yang kudapat dari buku “Sukses Meracik Aksara,” antara lain:

- Jadwalkan waktu menulis kita. Misalnya, satu jam, dua jam, atau terserah. Tapi patuhi tiap hari ya!

- Rumuskan target di kalender. Supaya kita bisa melihat dengan jelas pencapaian menulis kita dari hari ke hari.

- Bergaullah dengan sesama penulis. Dengan begini, kita akan lebih termotivasi untuk terus mengasah kemampuan dalam menulis.

Mulai sekarang cobalah untuk menulis apa saja yang ada di benak kita. Teruslah menulis hingga waktu menulis kita habis. Tapi harus diingat! Data yang masuk atau yang kamu peroleh harus dipastikan dulu kebenarannya! Dan standar dalam menilai salah dan benar kita dalam menyampaikan gagasan/menulis adalah dengan mengembalikannya lagi kepada Islam. Dan jadilah, penulis ideologis!

Kepribadian IstimewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang