Hablu Minallah

130 2 0
                                    

Adakalanya kita mengalami kegoncangan dalam hidup karena menghadapi berbagai himpitan masalah. Kita merasa tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Dan terasa tidak ada yang bisa kita harapkan lagi atau frustasi! Nah, ingatlah bahwa sesungguhnya Allah itu ada. Allah SWT. begitu dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi!

Sebenarnya hanya kita yang sedang merasa jauh dari Allah. Allah SWT. selalu mengawasi kita, kapan pun dan di mana pun kita berada. Allah-lah sebaik-baik tempat kita meminta dan bergantung. Percayalah kita sejatinya selalu terhubung dengan-Nya. Di sinilah kita perlu kembali menguatkan hubungan dengan-Nya. Adapun untuk menguatkan kembali hubungan kita dengan Allah SWT. antara lain  bisa dilakukan dengan cara berikut.

Memikirkan janji dan ancaman Allah

Allah SWT berfirman:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (TQS. Ali ‘Imran [3]: 133).

Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksa-Nya.” (TQS. Al-Ra’d [13]: 6).

Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita semua. Ketahuilah bahwa kita akan dihadapkan pada ujian demi ujian saat menempuh jalan kebenaran dan menyibukkan diri dengan perjuangan Islam. Namun jika kita tetap tegar di atas kebenaran dan bersabar menghadapi cobaan, pasti penderitaan akan segera sirna dan kelelahan akan hilang. Yang tersisa tinggallah balasan yang baik dan pahala bagi kita, insya Allah.

Bukankah orang yang berpuasa di tengah terik matahari itu hilang rasa hausnya ketika ia meneguk seteguk air saat berbuka puasa? Saat itu ia mengulang-ulang doa yang pernah diajarkan Rasulullah Saw:

“Rasa haus telah hilang, urat-urat telah basah, dan yang tersisa adalah pahala. Insya Allah.” (HR. Abu Daud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi dan al-Hakim.)

Ketika kita masuk dan menginjakkan kaki di surga, saat itu segala kelelahan yang pernah kita rasakan, duka yang dulu mendera, dan luka yang kita alami di jalan Allah SWT sirna seketika.

Saat itu, akan dikatakan, “Apakah Anda pernah merasakan penderitaan sebelum ini?” Kita akan menjawab setelah dicelupkan sekali ke surga. “Demi Allah, saya tidak pernah merasakan penderitaan sebelum ini.” (Lihat: HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah dalam hadits penuturan Anas bin Malik ra.).

Kepribadian IstimewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang