#46

1.9K 47 3
                                    

Noer, yayang, dan april sama sama terdiam didalam mobil. Ketiganya baru saja pulang dari rumah kakaknya april -saera-. Noer yang mengendarai mobil hanya bisa diam sambil melirik april yang duduk disampingnya sekarang. Gadis itu diam dengan pandangan kosong, noer tau april itu pendiam. Namun, kediaman april ini berbeda. SANGAT.

"Hei noer, pergi ke perusahaan om richard." Ujar yayang tiba tiba. Noer mengangguk menjawab ujaran yayang. Ia membelokkan setiran mobilnya dan melaju ke perusahaan keluarga nanda. Jujur, ini pertama kalinya noer pergi ke perusahaan nanda. Karena itu salah nanda sendiri tidak pernah bilang kepada dirinya jika dia anak dari CEO perusahaan yang berada di list perusahaan terkuat.

.
.
.
.

"Jadi, ada apa kalian semua datang kesini?"

Noer,yayang,dan april duduk bersampingan dihadapan richard. Ketiganya sampai di perusahaan ayah nanda, awalnya richard menyambut ketiga nya dengan hangat namun semua itu langsung pudar saat april bilang ini berhubungan kasus nanda.

"Seperti yang april bilang tadi bilang om, bicarakan masalah nanda terus si yayang baru saja bilang kalau kasus ini disengaja."

Alis richard bertaut bingung. Disengaja? Maksudnya direncanakan dengan detail gitu? Richard meminum teh yang berada di meja kaca didalamnya dengan khidmat namun matanya menatap april dengan tatapan tajamnya. Biasanya orang orang akan ketakutan dan merasa terintimidasi dengan pandangan tajam dan menusuk itu tapi april terlihat santai bahkan mendecakkan lidahnya kesal.

Bung, ayo lah dia sudah terbiasa dengan pandangan seperti itu dari ayahnya bahkan kakaknya sendiri, Itu tidak akan berpengaruh padanya.

"Tolong dijelaskan" ujar richard.

"Emm, jadi gini om. Kemaren saya melihat truk yang menabrak nanda di depan rumah saya, awalnya dikira itu palingan antaran biasa dari luar tau tau papa sering pesan barang online tapi..."

"Plat nomor, wajah orang, dan bahkan truk itu sendiri sama persis dengan yang nabrak nanda. Lalu, waktu itu juga saya melihat papa memberi uang ke orang tadi, Makanya yayang curiga."

Baik april dan noer terdiam sambil menatap yayang dengan tatapan aneh sekaligus tak percaya. Yayang yang mereka kenal biasanya menggunakan bahasa abal abalnya ini bisa berbicara formal nan sopan?! Wah nentar lagi kiamat datang.

Richard yang mendengar penjelasan yayang hanya bisa mengangguk paham. Ia terlihat sangat tenang dari luar namun siapa sangka jika ia didalam hatinya ada sebuah api yang berkobar dengan gagah.

"Lalu? Itu saja?"

'Si tua sialan satu ini...'

"April jangan menyumpah serapahi paman." Ucap richard seakan tahu isi kepala april. April berdecih sedangkan yayang masih sibuk dengan batinnya.

"Hah, om april kesini cuma mau minta tolong sama om untuk well you know bantuin nanda. Kasian nanda om! Ish, anaknya sendiri gak dipeduliin melulu. Wajar aja dia kadang malas pulang kerumah."

"Hah, iya iya om bantuin. Bawel amat jadi anak, dingin darimana coba? Sikap nya nurun dari mak nya sendiri." Balas richard kesal yang dibalas pelototan dari april.

"Jadi kalian butuh apa?"

.
.
.
.

"Yayang, lo yakin nih sana keputusan lo?" Ujar noer sambil menoleh ke arah yayang yang dibalas empunya dengan anggukan yakin. Setelah berjam jam mereka mencari bala bantuan, akhirnya destinasi terakhir mereka adalah rumah yayang.

Ya...

Rumah yayang, rumah mewah dan merupakan  tempat dimana ayahnya berada dan palingan minum kopi atau baca koran atau mungki  kerjain berkas berkas yang bertumpukan di meja kerjanya.

Bad boy vs Fake Nerd girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang