#43

1.9K 52 4
                                    

"Ada apa ini?!"

Baik april maupun yayang menoleh ke arah pintu kamar nanda. April total membeku di tempat nya saat melihat seorang pria paruh baya yang berdiri sambil menatap nya dengan tatapan tajam khasnya.

"Om? Tante?, Kalian datang?" Ujar april bingung. Ia menatap keduanya dengan tampang tidak percaya.

"April? Ya ampun, tante rindu. Kamu sudah besar sekarang ya? Sudah berapa lama tante gak ketemu sama kamu? Hmm, 1 tahun lebih mungkin." Ucap seorang wanita yang selama ini berdiri di belakang pria paruh baya tadi. April diam tidak menjawab, matanya masih terfokus kepada pria yang berdiri di depan pintu.

"Hah, ada apa dengan pandangan mu itu? Om tadi hanya ingin membuat kepala mu dingin kembali"

April seakan tidak peduli dengan ucapan pria tadi dengan segera menoleh ke arah noer yang duduk di kursi dengan santai sambil meminum teh nya.

"Apa? Itu wajar jika wali pasien dipanggil oleh pihak rumah sakit." Balas noer dengan wajah tanpa dosanya. Mendengar hal itu april hanya bisa bersabar menghadapi duo sejoli yang sama sama tidak punya otak.

Di tempat lain, yayang menatap dua orang yang baru saja masuk ke dalam kamar nanda dengan pandangan bingung sekaligus heran.
Yayang yang biasanya terkesan bodo amat sekarang menjadi total kepo.

Tunggu apa tadi kata noer? Wajar jika 'WALI PASIEN' di panggil katanya? Wali, berarti seperti orang tua gitu kan? Tapi, nanda bilang dia tinggal sendiri.

Yayang sibuk dengan pikiran nya sendiri sehingga melupakan keadaan sekitar. Om richard a.k.a ayah nya nanda menatap nya dengan pandangan heran. Ia menghampiri april yang masih sibuk dengan orang yang bernama noer tadi.

"April, itu siapa? Kalian kenal? Kok om baru lihat? Dia siapa nya nanda? Dia single? Anak mana di-"

"Om, satu satu bisa gak om? Om tuh dari dulu sampe sekarang kagak ada berubah tau gak? Kesel loh april nengok nya." Potong april jengkel. Om richard hanya bisa tersenyum maklum saat mendengar balasan dari april. Emang turunan dari sikap Jeffrey.

"Iya, iya. Skip, siapa itu?"

"Itu yayang rizky setiawan. Om tahu kan pemilik perusahaan  RZY group? Nah, dia penerus pemilik yang serakah itu." Jawab april.

"Bahkan kamu masih doyan ngurus masalah bisnis." Gumam richard tidak percaya.

"April, gimana keadaan nanda? Dia gak papa kan, gak ada kerusakan organ kan?" Tanya ibu nanda -tiffany- yang daritadi duduk di samping ranjang sang anak.

"Mungkin dia bakal ada sedikit kehilangan ingatannya tan" bukan april menjawab melainkan noer. Yayang juga ikut menoleh kearah nya saat mendengar kata kehilangan ingatan. Yayang yang mendengar hal itu dengan segera menghampiri april dan noer.

"Apa benturan nya cukup parah?" Tanya yayang dengan khawatir. Noer melihatnya dan hanya bisa mengangguk.

"Kusarankan selama dia koma kalian ajak dia berbicara walaupun tidak ada balasan. Hal itu mungkin saja dapat membuat ingatan nya menetap."

Yayang mematung terdiam ditempat nya dia menatap tubuh nanda yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dia tiba tiba saja langsung duduk disamping nanda dan menggenggam tangan nanda. Ini sudah keberapa kalinya ia melihat nanda tersakiti.

Yayang tanpa sadar menetes kan air matanya saat mengingat ingatan dimana dia selalu membuat nanda tersakiti,dipermalukan, dan banyak lagi. Tangisan yayang pecah begitu saja saat ia berpikir kenapa nanda harus menghadapi ini semua. Kenapa dia tidak ada disaat nanda membutuhkannya? Kenapa bukan dia yang kena tabrakan itu?.

Bad boy vs Fake Nerd girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang