"Silahkan duduk"
Nanda dengan segera duduk di kursi yang berada di hadapan tuan rizky. Nanda tidak tau ingin melakukan apa dan dia hanya bisa patuh
"Jadi, kamu ananda aurelia kan?" Tanya tuan rizky meyakinkan
"Iya itu saya"
"Baiklah, saya tidak ingin basa basi karena waktu saya sudah mau habis-"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Tan, nanda duluan ya"
"Iya nona"
Setelah pamit nanda berjalan keluar restoran itu lalu terdiam ditempatnya sambil memikirkan percakapannya dengan tuan rizky.
"saya ingin kamu memutuskan hubungan mu dengan anak saya, yayang"
"M-maaf?"
"Putuskan hubungan kalian, jika saya yang bilang ke yayang dia tidak akan mendengar. Tapi jika kamu yang bilang, dia akan dengar ."
Nanda terdiam tidak menjawab. Jujur, ia tertekan. Dia sudah mengira hal ini akan terjadi, hubungan nya dengan yayang akan hancur begitu saja. Nanda mendongakkan kepalanya keatas agar air matanya tidak jatuh ke pipinya.
"Saya tahu ini keterlaluan, tapi ini demi kebaikan perusahaan saya dan masa depan anak saya. Dan juga saya sudah membuat janji dengan rekan kerja saya untuk menjodohkan yayang dengan anaknya."
Bohong.
Nanda dapat melihat sebuah kebohongan dalam ucapan tuan rizky, dan mata itu. Kilatan dari mata itu pun ia dapat melihat kepalsuan dari sikap tuan rizky. Nanda tau jika ayah yayang tidak ingin perusahaanya hancur, tapi ia sangat yakin jika dia melakukan ini bukan demi masa depan yayang.
Kenapa semua orang harus bersikap seperti ini?
Nanda hanya bisa menghela nafasnya lelah.
"Jika itu yang om inginkan saya akan melakukannya. Lagipula, ini demi masa depannya yayang kan? Apa yang tidak kulakukan untuk yayang?. Dan saya tau kok om, kalo ini kemauan om sendiri."
Tuan rizky terdiam mematung.
Nanda yang melihat reaksi tuan yayang hanya tersenyum teduh, ia pun bangkit dari tempat duduk nya sedikit membungkuk kan tubuhnya.
"Tolong sampaikan kepada yayang, bilang dia kalau nanda tidak akan mengusik kehidupannya lagi."
Setelah mengucap kalimat tadi nanda beranjak pergi darisana. Ia berpamit kepada manager restoran ibunya dan berjalan ke rumahnya.
~~~~~~~~~~~~
"Lagi lagi, ada aja halangan." Gumam nanda pelan. Ia menatap jalan dengan tatapan kosong.
Nanda tetap berjalan tanpa peduli sekelilingnya. Ia bahkan tidak peduli jika sekarang hujan. Ia berdiri di tepi jalan menunggu lampu hijau. Di depan ia melihat seorang anak kecil yang berjalan ke tengah jalan dan seperti mengambil sesuatu.
Tiiiiiinnnn....
Nanda tidak tau apa yang ia lakukan sekarang. Ia berlari ke arah anak laki laki itu dan mendorongnya ke tepi jalan yang lain.
Bruuukk
Nanda pov (dah lama gk buat ginian)
Hal terakhir yang kulihat adalah orang orang yang berlari ke arah tubuh ku. Dan berakhir kegelapan yang menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy vs Fake Nerd girl.
Teen FictionBagaimana seorang cewek yang berpura pura menjadi nerd, disukai oleh bad boy dan juga dia orang yang populer. Padahal bad boy tersebut tidak menyukai orang kutu buku, tapi fakta tentang bad boy disekolah ini akan jatuh cinta dengan seorang cewek ner...