Pagi datang dalam sekejap mata ketika keduanya baru saja terlelap di sofa. Menikmati sarapan dengan sepotong roti panggang berselai strawberry dan susu murni tanpa percakapan panjang karena Han GoEun mendapat panggilan telepon dari Han Dongsung mengenai kabar terbaru sang Ayah yang telah sadar. Berbarengan dengan Jaehyun yang juga mendapat panggilan dari Park Jaehwa untuk segera datang ke asrama.
Berulang kali Jaehyun meminta maaf karena tidak dapat menemani atau ikut menjenguk dikarenakan permintaan sang manajer yang tidak bisa dibantah. Bagi Han GoEun, untuk merasa kecewa pun sudah tidak sepatutnya lagi dirasakan karena sejauh ini lelaki itu terus mengusahakan bertemu.
Karena itulah, Han GoEun segera bergegas ke rumah sakit hingga beberapa perawat mesti menegur karena berlari di sepanjang koridor. Menginterupsi beberapa pengunjung yang menoleh heran pada ketergesa-gesaan Han GoEun.
Pintu ruang inap sang Ayah terbuka pelan walau nafas masih tersengal lelah. Menampakkan keempat anggota keluarga yang menoleh serempak menatap Han GoEun. Peluh gadis itu menjejak kasar di sekitar kening. Menatap sang Ayah yang kini tengah tersenyum rekah menyambutnya.
"Ayaah!" rengek Han GoEun meluruhkan tubuh memeluk.
"Aigoo." Ayah mengusap pelan punggung GoEun. "Kenapa sampai menangis seperti anak kecil begini?"
Han Dongsun mengalihkan tatap tak kuasa memperhatikan tangis sang adik. Luapan kecemasan itu tampak lega seiring dengan derai air mata yang mengalir.
"Ayah sudah tidak apa-apa. Berhentilah menangis." papar Ayah melepas dekap. Menyeka lembut derai air mata yang menjejaki pipi.
"Jangan bekerja terlalu keras, Ayah! Kau 'kan sudah tidak muda. Jangan merasa kuat dan perbanyaklah istirahat." omel GoEun disela tangisnya. Bibir mungil itu melengkung rendah dengan ratapan tangis yang terus memecah.
Ayah terkekeh. "Kamu sedang menasehati atau meledek, sih?"
Wajah rengek Han GoEun kian tertekuk masam sambil berulang kali menarik air hidungnya yang mengalir. Ia sengaja tidak menggubris pertanyaan sang Ayah yang berusaha mengalihkan pembicaraan. "Dongsun oppa yang akan mengurus restoran. Jadi Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir dan perbanyaklah istirahat. Mengerti?"
"Iya, Ayah mengerti." jawab Ayah mematuhi rajukan sang anak dan kembali berpeluk.
🍑🍑
Jaehyun memarkirkan mobil tepat di dalam garasi asrama dengan tergesa. Buru-buru melangkah masuk dan berhenti mendadak kala mendapati sosok Park Jaemin sudah duduk sendirian di ruang televisi.
Manajer tersebut menoleh memperhatikan Jaehyun yang baru saja datang. "Berikah padaku." pintanya setelah mematikan saluran acara televisi.
Jaehyun mendekat sembari mengeluarkan semua foto yang dimiliki. Jantungnya berdegup kencang ketika menyerahkan lembaran itu pada sang manajer yang tampak datar menerima.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] My Boyfriend, Jeong Jaehyun.
Fanfiction❝kamu adalah yang terkhusus dihatiku.❞ - Jeong Jaehyun ©fourteenjae 2019 editor cover : cheerup0214 Sudah tamat! Walaupun begitu, tolong hargai saya sebagai penulis melalui vote kalian! Thankyou♡ ◾ start : 10/03/19 ◾ finish : 10/11/19 🔝 highest ran...