PROLOG

20.4K 1.2K 36
                                    

_

_

_

_

"SIAL!! "

Aku membanting tumpukan kertas diatas meja dengan kasar. Seluruh kerja kerasku tidak dihargai sama sekali, itu membuatku semakin marah dan kesal dengan sendirinya.

"Gagal lagi? "

Seseorang datang menghampiri dengan sekaleng kopi dingin dan melemparnya kearahku.

"Minumlah. Itu akan membuat kepalamu dingin."

Dengan kasar kubuka dan kuteguk minuman itu sekali tegukan.

"Bagaimana dia bisa melakukan ini padaku? " Suaraku seperti meminta penjelasan.

Dia tersenyum. "Tenanglah. Ini bukan yang pertama kalinya. Bukankah kau sering gagal? "

Itu membantu sekali.

"Terimakasih sudah mengingatkanku akan hal itu."

Dia kembali tersenyum.

"Sama-sama. " Jawabnya tanpa rasa bersalah.

Menyebalkan.

"Tidak bisakah dia menghargai ini. Aku sudah mempersiapkannya enam bulan penuh. Enam.bulan.penuh."

Kuacungkan ke enam jariku tepat di depan wajahnya. Dia melotot kaget.

"Hei. Kenapa kau melampiaskan kekesalanmu padaku Song Ga Eun." dia meminum kopinya sejenak kemudian melanjutkan kalimatnya—"Ahh.. Aku lupa. Maksudku. Jeon Ga Eun."

Mataku sukses melebar. Melempar tatapan tajam dan menendang tulang keringnya.

"Akh. Kau menyakitiku." Katanya sembari mengelus bekas tendanganku.

"Kau yang memulai. Jangan pancing kemarahanku kali ini."

"Apanya yang salah dengan itu. Kau masih istrinya kan—kau yang melarikan diri. Aku dengar dia ada disini. London."

"Diam! "

Dia mengatupkan bibirnya.

"Aku tidak ingin membahasnya Park Ye Seul."

"Baiklah."

Dia mengangguk pasrah. "Ngomong-ngomong kali ini game apa yang sedang kau kerjakan sehingga kau ditolak lagi. Jangan bilang game delapan belas tahun keatas."

"Yak! "

Dia tertawa ringan. "Baiklah. Aku bercanda Eun-ah. Sensitif sekali." Lanjutnya mengerucutkan bibir.

Aku tertawa kemudian memilih melangkah ke arah jendela kaca besar. Aku bisa melihat kota London dari sini, semua tampak indah dan menakjubkan. Sesekali kusesep kopi ditanganku dan memandang kosong beberapa lampu yang terlihat seperti bintang.

Bintang? Sudah lama aku tidak melihatnya. Langit London sangat berbeda dengan Korea, disini bintang nyaris tidak terlihat sama sekali. Itu yang membuatku memilih kota ini.

Seseorang yang sangat berarti dulu pernah menjanjikan sesuatu untukku. Aku benci mengingat itu.

"Kau mengingatnya lagi."

Tiba-tiba saja Ye Seul sudah berdiri disampingku.

"Tidak."

Meski aku ingin berkata iya.

"Bagaiman jika kalian bertemu kembali. Apa yang akan kau lakukan? "

Aku mendengus senyum.

"Tidak mungkin. London sangat luas."

Dia menganggukkan kepalanya. Aku menatap langit kembali.

"Lihatlah—bahkan kau merindukan bintang favorit mu." Dia berkata sembari menyikut lenganku.

Aku tidak menjawabnya. Dan sibuk dengan pikiranku sendiri. Dia paling mengerti dengan apa yang aku rasakan, Park Ye Seul. Sahabat sekaligus tempat pelarianku.

Mungkin dia benar, lagi dan lagi. Aku merindukannya. Seseorang yang pernah berjanji sesuatu untukku— aku menunduk mengingat apa yang dikatakannya dulu.

.

.

.

.

"Disaat kau meminta bintang. Aku akan memberikan galaxyku untukmu."

****

T. B. C

Annyeong..

Hai. Aku bawa work baru nih walaupun yang disan belum selesai.huhu. tapi percalah, jika aku membawa work baru bererti salah satu ff akan selesai. Semoga kalian suka? Penasaran dengan kelanjutannya gak?

Next??

Oiya mau nanya nih.. Ada yang tahu arti 'IDEM' gak??

Jangan lupa Vomentnya Saranghae..

'IDEM'(JJK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang