21

1.1K 38 0
                                    

" Dek bangun dulu yuk " kata Andika sambil mencoba membangunkan Tania

" Eughhh " Tania membuka lebar - lebar ke dua tangannya

Tania mengerjapkan matanya. Tania tersenyum ke arah abangnya.

" Pagi abang " sapa Tania

Perlahan ia mendadak merasakan pusing, lalu tiba - tiba

Tes.. Tes..tes

Darah menetes dari hidung Tania. Hal itu tak luput dari penglihatan Andika. Andika dengan cepat mengambil beberapa tisu kemudian menempelkannya di bawah hidung Tania.

" Muka kamu pucet banget dek " kata Andika khawatir

Tania memegang kepalanya yang terasa sakit " Arghh sa.kit. hiks... Abang hiks... Sakit " kata Tania kesakitan, setelah itu Tania ambruk dan tak sadarkan diri

Dengan sigap, Andika pun langsung membawa Tania menuju rumah sakit dengan gaya bridal style nya.

" Den, itu non kenapa ? " tanya bibi

" Nanti aja aku kasik tau, aku minta tolong ya bi, kalo ada yang nyariin bilang aku ada di rumah sakit " setelah mengatakan itu Andika langsung menuju mobilnya.

" Kamu harus tahan dek " kata Andika setelah menaruh Tania di kursi depan mobilnya.

Dengan kecepatan penuh, Andika mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Untung saja jalanan masih sepi. Setelah sampai di rumah sakit, Andika memarkirkan mobilnya, lalu  Andika pun langsung menggendong Tania memasuki rumah sakit.

" Kenapa Tania bisa kayak gini ? " tanya dokter Kania yang kebetulan lewat dan melihat Tania yang berada di gendongan Andika

" Aku gak tau tan, tadi tiba - tiba Tania mimisan terus kepalanya sakit. Dan setelah itu Tania pingsan " jelas Andika

Kania menganggukan kepalanya " Kalo gitu kamu ikut tante " suruh Kania

Kania membawa Andika ke ruangan kerjanya. Lalu menyuruh Andika untuk membaringkan Tania di brankar yang sudah di sediakan. Kania pun langsung memeriksa keadaan Tania. Setelah selesai mengecek keadaan Tania, Kania mengajak Andika untuk berbicara di luar.

" Gimana keadaan adik aku tan ? " tanya Andika khawatir

" Tante minta maaf sama kamu " Kania mengajak Andik untuk duduk di kursi " Sebenarnya tante sudah janji sama Tania untuk tidak memberi tau siapapun tentang keadaannya " jelas Kania

"Maksud tante apa ya ? " tanya Andika bingung

" Tania mengidap penyakit kanker darah " kata Kania pelan namun mampu membuat Andika diam tidak bergeming

" Dan sudah menginjak stadium dua " lagi - lagi perkataan Kania sukses membuat hati Andika hancur

" kenapa... KENAPA TANTE GAK PERNAH BILANG SAMA AKU " kata Andik frustasi

Andika mengacak kesal rambutnya. Bagaimana bisa dia tidak mengetahui penyakit Tania. Andika menangis histeri, Andika merasa gagal dalam menjaga adik satu - satunya. Apa yang harus ia katakan kepada orang tuanya ?

Kania yang melihat keadaan Andikapun membawa Andika kedalam pelukannya. Kania mengusap - usap pelan punggung Andika. Kania tau apa yang dirasakan Andika sekarang. Setelah merasa Andika mulai tenang, Kania melepaskan pelukannya lalu menatap Andika

" Tante sekali lagi minta maaf " Kania menghembuskan nafasnya gusar " Tante sebenarnya ingin sekali memberi tau kamu tentang keadaan Tania. Tapi Tania melarang tante, karena Tania tidak ingin melihat kamu, dan orang yang ia sayang khawatir " jelas Kania

" Tania masih bisa sembuh kan tan ? " tanya Andika

" Mungkin dengan cara melakukan cangkok sumsum tulang belakang " jawab Kania " Tapi tante gak bisa janji, kalo itu bisa menyembuhkan Tania " jelas Kania

Kania menepuk pundak Andika " Kamu gak usah khawatir, tante bakalan ngelakuin segala cara untuk menyelamatkan Tania " Kania memegang tangan Andika " Kamu harus kuat, karena cuma kamu yang bisa menyemangati Tania " setelah mengatakan itu Kania pergi meninggalkan Andika

Andika memukul tembok yang berada di dekatnya " Arghh " kenapa ? Kenapa harus Tania ? Kenapa harus adiknya yang menderita penyakit ini ? Andika tidak habis fikir, Tania yang selalu terlihat ceria, ternyata menderita penyakit kanker. Andika menutup wajahnya dengan tangannya. Andika kembali menangis, Andika tidak bisa lagi menahan air matanya.

Andika tersentak saat merasakan, pundaknya yang di sentuh " Kamu temenin Tania gih, tante sudah pindahin Tania di ruang inap " suruh Kania

Andika menghapus air matanya " Makasi tan, jika bukan karena tante Andika gak bakalan tau kalo Tania mengidap penyakit kanker " jelas Andika
" Iya sama - sama, sana kamu temenin adik kamu. Kasian kan dia gak ada yang nemenin " kata Kania sambil tersenyum mencoba menguatkan Andina

Andika tersenyum kemudian menganggukan kepalanya. Lalu Andika berjalan menuju kamar ruang inap yang di tempati Tania. Andika membenarkan rambutnya, dan menghapus semua jejak air mata sebelum memasuki kamar Tania.

Ceklek

Tania yang memang sudah sadar, melihat ke arah pintu. Tania tersenyum melihat abangnya yang datang dan duduk di sampingnya.

" Gimana keadaan kamu ? Udah baikan ? " tangan Andika sambil mengusap rambut Tania

" Bahkan rambut kamu sudah mulai rontok dek " gumam Andika dalam hati

" Aku udah baikan kok, lagian cuma mimisan, gak usah khawatir " bohong Tania

Andika langsung membawa Tania ke dalam pelukannya " Abang sudah tau semuanya, kamu gak perlu bohong lagi sama abang " kata Andika seraya melepaskan pelukannya.

" Ab.ang t.au ? " tanya Tania gugup

" Iya abang tau " jawab Andika seraya menggenggam tangan Tania " Kamu pasti sembuh, abang bakalan ngelakuin segala cara supaya kamu bisa sembuh " kata Andika menguatkan Tania

" Tania.. Hiiks..minta maaf...hikss..karena udah... Hiiks..bohong sama abang " kata Tania yang entah dari kapan mulai menangis

Andika menggelengkan kepalanya lalu mengusap air mata Tania " Kamu gak usah minta maaf, abang cuma pengen kamu sembuh seperti dulu " kata Andika sambil tersenyum untuk menyembunyikan kesedihannya.

" Tania pengen minta satu hal sama abang " pinta Tania

" Tania pengen apa, abang pasti bakal ngelakuin " balas Andika

" Taniaa.....




























Inget vote and komen :)

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang