23

1.2K 42 1
                                    

" Tania " suara cempreng itu berasal dari arah pintu

Orang itu mendekati Tania yang sedang duduk di kasurnya. Orang itu memeluk erat Tania, saking eratnya Tania sampai hampir kehabisan nafas.

" Le.pa.sin gu.ue " kata Tania terbata - bata seraya menepuk pundak orang itu

Orang itu melepaskan pelukannya, seraya menyengir seperti merasa tidak bersalah.

" Lo kayak mau bunuh gue tau gak " tatap Tania tajam

" Ya lagian kan gue kawatir sama lo " bela Cantika, ya orang itu adalah Cantika " Gimana keadaan lo sekarang " tanyanya

" Lebih baik setelah lo peluk "

" Zeta gak ikut ? " tanys Tania

" Gue lupa ngasik tau " cengir Cantika " Abisnya kan gue panik, setelah abang gue bilang lo masuk rumah sakit gue langsung pergi ke sini " jelas Cantika sambil melirik Angkasa yang sedang sibuk mengupas apel

Angkasa yang merasa namanya di bicarakan, hanya menatap Cantika datar. Lalu setelahnya, Angkasa memberikan apel yang baru saja ia kupas kepada Tania.

Cantika mendudukkan badannya di sofa yang ada di kamar Tania " Ehh, nanti lo udah boleh pulang kan ? " tanya Cantika

Tania menganggukan kepalanya sebagai jawaban

" Tunggu abang gue bayar, abis itu pulang deh " lanjutnya.

Ceklek

Kompak ketiganya menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka

" Kata dokter, sekarang kamu udah boleh pulang " kata Andika yang baru saja datang

" Yaudah yuk, Tania juga udah bosen di sini " jawab Tania semangat

" Lah gue kan baru dateng, masak udah main pulang aja " kata Cantika tidak terima

" Ya lagian ngapain juga lo ke sini " balas Angkasa datar

Cantika mengerucutkan bibirnya kesal terhadap perkataan Angkasa

" Udah deh, lebih cepet lebih baik, lagian kan besok kita mau kemah " lerai Tania

********

Di sini lah sekarang mereka berada. Di rumah Tania. Yap Tania sudah berada di rumahnya. Lebih tepatnya sekarang Tania berada di kamarnya.

" Kalo gitu aku pulang dulu, aku belum siap - siap buat besok " pamit Angkasa seraya menyusap pelan rambut Tania

" Iya, makasih ya udah mau temenin aku " Tania tersenyum " Besok kamu gak usah jemput, kita ketemu di sekolah aja, aku berangkat sama abang " kata Tania

" Eng-- " jawaban Angkasa terpotong

" Gak ada penolakan " tegas Tania

" Iya deh " jawab Angkasa pasrh " Oh ya nanti jangan tidur malem malem, trus inget minum obatnya, sama inget makan "

" Iya - iya bawel kamu " jawab Tania seraya mencubit pelan pipi Angkasa

" Khmm, inget ada yang jomblo nih " sindir Cantika

" Aku pamit ya " pamit Angkasa

" Gue juga pamit, inget pesen abang gue tuh " goda Cantika

" Woi gue pamit dulu, jagain pacar gue " suruh Angkasa kepada Andika

Andika hanya menjawabnya dengan senyuman dan anggukan kepala. Setelah Angkasa dan Cantika pergi, Andika langsung duduk di sebelah Tania.

" Kenapa sejak tadi, Tania perhatiin abang suka ngelamun " tanya Tania

" Gak apa kok " jawab Andika Sambil tersenyum

" Kamu yakin dek, mau ikut kemah ? Kamu kamu baru pulang dari rumah sakit " tanya Andika khawatir

Tania meraih tangan Andika, kemudian tersenyum hangat " Abang gak usah khawatir, Tania kan orangnya kuat " kata Tania mencoba menguatkan Andika

" Tapi kamu jangan jauh - jauh dari abang besok, atau gak jangan jauh - jauh sama Zeta dan Cantika " suruh Andika

" Ashiap " jawab Tania meniru ucapan Atta Halilintar

" Udah gih, sekarang kamu tidur, biar abang aja yang nyiapin barang kamu " pinta Andika

" Ta-- "

" Udah gak ada penolakan " potong Andika cepat

" Terserah abang dah, kalo gitu Tania mau tidur, selamat malam abang " ucap Tania seraya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

" Selamat malam juga adik abang " Andika mencium puncak kepala Tania

Tak berselang lama Tania mulai memasuki alam mimpinya. Andika yang merasa Tania sudah tidurpun tersenyum simpul

" Abang janji bakal jagain kamu, abang gak mau adik satu - satunya dan kesayangan abang menderita  " setelah mengucapkan itu, Andika berkemas pakaian Tania untuk kemahnya besok

Setelah selesai membereskan barang Tania, Andika pergi mematikan lampu kamar Tania. Lalu ia pun pergi menuju kamarnya.

" Maafin Tania karena udah bikin abang khawatir " kata Tania lirih

Tania sebenarnya hanya pura - pura tidur saja. Tania mendengar apa yang Andika katakan, inilah sebabnya Tania merahasiakan penyakitnya. Tania tidak ingin abangnya dan orang yang ia sayangi akan khawatir padanya.





























Inget vote and komen :)

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang