29

2.8K 67 16
                                    

Ceklek

Kompak pandangan mereka langsung mengarah ke arah pintu. Mereka langsung pergi menghampiri dokter Kania

" Gimana ke adaan Tania tan ? " tanya Andika

" Kamu ikut ke ruangan tante, di sana tante bakal jelasin " jelas dokter Kania

" Kita boleh jenguk Tania dok ? " tanya Cantika

" Boleh kok, tapi yang masuk cuma 1 orang aja ya, kalian gantian aja jenguk nya " jelas dokter Kania

Setelah itu dokter Kania dan Andika pergi menuju ruangannya.

" Lo aja yang masuk duluan " kata Arka menepuk pundak Angkasa

Angkasa mengangguk sebagai jawaban. Tanpa menunggu lama lagi, Angkasa masuk dan duduk di kursi yang sudah di sediakan, yang berada di samping Tania.

Angkasa menggenggam tangan Tania. Tangan yang terasa dingin. Dengan wajah yang pucat, membuat Angkasa semakin khawatir.

" Kenapa kamu gak pernah bilang kalo kamu punya penyakit kanker ? Apa menurut kamu aku gak penting ? "

" Kenapa kamu ngadepin penyakit ini sendirian ? Apa gunanya aku sebagai pacar kamu, kalo kamu berjuang sendiri kayak gini "

Tanpa sadar air mata Angkasa mulai membanjiri pipinya.

Jujur saja, Angkasa merasa gagal sebagai pacar. Angkasa tidak pernah menyadari kalau Tania mengidap penyakit ini.

Kenapa ia selalu percaya, saat Tania mimisan dan Tania selalu menjawab bahwa hanya kecapean saja ?

" Aku ngerasa gagal jadi pacar kamu, aku gak pernah becus jaga kamu "

Angkasa menundukkan kepalanya. Ia melepas genggaman tangan Tania.

" Kenapa... Kenapa harus kamu yang menderita penyakit ini, kenapa bukan aku aja "

" Kena-- "

Ucapan Angkasa mendadak terhenti saat ia merasakan pipinya di sentuh sesuatu yang dingin.

Angkasa mendongakkan kepalanya.

" Kamu udah sadar ? "

Tania tersenyum hangat " Kenapa nangis hmm ? "

Angkasa menghapus air matanya. Lalu beralih menggenggam tangan Tania.

" Kenapa kamu bisa tiba - tiba pingsan kayak gini Hmm ? " pancing Angkasa

" Eh i-tu mung-kin aku ke-capean, iya kecapean " dusta Tania

" Aku mau kamu jawab yang jujur, sayang "

" Ishh, kenapa gak percaya sih " decak Tania

" Kamu mau jawab jujur, atau aku yang ganti kamu buat jawab ? " tanya Angkasa

" Maksud kamu apa sih ? Aku gak ngerti "

" Sejak kapan kamu mengidap penyakit kanker darah ? " tanya Angkasa yang sukses membuat Tania kaget

" Ka-mu tau dari mana ? " tanya Tania takut

" Gak penting aku tau dari mana " Angkasa mengusap kepala Tania

" Kenapa kamu gak pernah jujur sama aku ? "

Jujur saja Angkasa sempat kecewa.dengan Tania. Kenapa Tania tidak pernah terbuka tentang penyakitnya kepada Angkasa yang ber status sebagai pacarnya.

" Apa menurut kamu aku gak penting ? Apa menurut kamu aku bakalan gak bisa rawat kamu ? Apa menurut kamu aku bukan pacar yang baik ? Atau apa menur-- "

" Udah stop.. Hikss udah , aku gak mau denger kamu bicara kayak gitu lagi.. Hikss aku gak suka dengernya.. " ucap Tania

Dengan air mata yang sudah keluar tanpa di suruh.

" Kalo kamu masih nganggep aku sebagai pacar kamu, tapi kenapa kamu gak mau jujur sama aku ? " tanya Angkasa

" Ak-ku takut kamu bakal ninggalin aku" jawab Tanya ketakutan

Angkasa langsung saja membawa Tania kedalam pekukanya saat melihat tubuh Tania bergetar hebat.

" Ustt.. jangan nangis aku gak suka, kamu gak perlu takut buat jujur sama aku,  "

Angkasa melepas pelukannya, lalu mencium dahi Tania

" Aku janji, aku bakal selalu ada di samping kamu, kita lewatin ini secara bersama - sama " jawab Angkasa meyakinkan Tania

" Maaf kalo aku hikss... gak bisa jujur sama kamu. Aku gak mau hiks.. kamu khawatir. Cukup abang aku aja yang tau "

" Hei dengerin aku, sesusah apapun masalah yang kamu hadapi. Kamu harus bagi itu sama aku. Itu adalah tugas aku sebagai pacar kamu "

" Tap-- "

" Udah sekarang yang aku mau, kamu harus istirahat dan jangan banyak pikiran "

" Kamu tidur aja, aku bakal nemenin kamu di sini "

Tania mengangguk kemudian memejamkan matanya. Dan tak lama kemudian Tania terlelap dalam tidurnya.

" Aku janji bakal selalu ada di samping kamu, I Love You Tania " kata Angkasa sambil mengusap kepala Tania.

*****

" Gimana ke adaan Tania tan ? " tanya Andika

" Tante gak bakal jamin kalo dalam 5 bulan ini, Tania belum melakukan operasi " Kania menghembuskan nafasnya bisa

" Maka kanker dalam tubuh Tania akan dengan cepat menyebar "

Deg

" Operasi ? "

" Iya, operasi yang biasanya di lakukan itu, seperti cangkok sum sum tulang belakang "

" Sum sum tulang belakang ini biasanya cuma cocok dengan golongan yang sama dengan Tania. Entah itu ayah kamu atau bunda kamu dan bisa juga kamu yang cocok "

" Apa boleh jika tante ngambil sum sum tulang belakang Andika ? " tanya Andika

" Tante gak mau ambil resiko, kamu masih remaja, masa depan kamu masih sangat jauh "

" Tante gak bakal pernah setuju jika kamu mau donorin sum sum tulang belakang "

" Tapi tante tau kan, orang tua Andika itu sangat sibuk, bahkan berkunjung saja mereka jarang "

Kania menyetujui perkataan Andika. Memang orang tua Andima itu sangat mementingkan pekerjaannhya di bandingkan anak - anak mereka sendiri.

" Iya, tante tau. Tapi kalau untuk urusan seperti ini, tante jamin orang tua kamu bakal mau melakukannya "

" Semoga itu menjadi kenyataan "





















Hai balik lagi nih, setelah sekian lama gak up. Sorry ya, soalnya aku sibuk akhir - akhir ini.

Oke jangan lupa vote and komen :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang