27

1.2K 38 4
                                    

" Ehh gue pengen liat - liat nih, cuma daerah sini aja sih " kata Tania " ada yang mau ikut gak ? " tanya Tania

" Gue gak, masih capek " jawab Sabrina

" Gue juga " kompak Zets dan Cantika

" Yaudah kalo gitu gue pergi dulu "

" Hati - hati, jangan lama - lama udah mau malam soalnya " kata Cantika

Tania mengancingkan jempolnya sebagai jawaban.

Tania mengambil hp nya yang berada di saku jaketnya. Tania membuka aplikasi kamera, lalu Tania memfoto tumbuhan maupun hewan - hewan kecil yang menurutnya menarik.

Saking asiknya Tania tidak sadar bahwa ia sudah melangkah terlalu jauh. Tania melihat kesekeliling nya.

" Sial, ngapain gue pergi jauh - jauh sih " kesal Tania

Prok prok prok

" Hai Tania " sapa orang itu dengan senyum miringnya

Tubuh Tania terasa kaku saat melihat kedatangan orang itu.

Tania ingat, orang ini pernah membullynya di toilet.

Ya, orang itu, orang itu adalah Bianca.

" Bianca ? "

" Ternyata lo inget gue ya, bagus deh jadi gue gak perlu kenalan lagi " kata Bianca

" Sudah cukup waktu lo untuk bersenang - senang dengan Angkasa. Gue udah muak liat lo selalu berdua dengan Angkasa " terlihat dengan jelas raut wajah Bianca yang sedang menahan amarahnya.

Bianca mendekat ke arah Tania. Tania yang melihatnya pun melangkahkan kakinya untuk mundur.

" Ma--au nga--pain hah ! " tanya Tania yang mencoba terus mundur

Tania sudah tidak bisa mundur lagi. Di belakangnya sudah terdapat pohon. Sedangkan di depannya ada Bianca, dan di kanan kirinya ada teman - teman Bianca.

Bianca memegang dagu Tania kemudian ia menekannya keras.

" Arghh "

" Ini belum seberapa dari penderitaan gue. Lo udah ngerebut Angkasa dari gue " Bianca semakin menekannya nampak darah segar keluar akibat terkenal kuku panjang Bianca

" Le--pas--in " Tania mencoba melepaskan tangan Bianca

Namun, hal itu sia - sia karena tenaga Bianca lebih kuat darinya.

" Lepasin lo ? " Bukannya melepasnya Bianca malah lebih menekannya

" Gue udah nunggu lama buat nyakitin lo " jeda Bianca " dan sekarang waktunya untuk bales semua perbuatan lo ke gue "

" NGERTI LO ? " bentak Bianca sambil melepaskan tangannya dari dagu Tania kasar.

Plak

" Ini buat lo yang udah ngerebut Angkasa "

Plak

" Ini buat lo karena gak mau dengerin gue untuk ngejuhin Angkasa "

Plak

" Dan ini untuk dendam gue sama lo "

Selesai menampar Tania, Bianca menjambak rambut Tania.

" Ini peringatan terakhir gue, kalo lo gak mau jauhin Angkasa " Bianca semakin gusar menjambak rambut Tania

" Gue bakal nyakitin lo lebih dari ini "

" Gu--ue ga-k ba--kal lep--asin Ang--kas--sa " jawab Tania terbatas - bata karena menahan rasa sakit di kepalanya.

" Ck. Ck lo masih berani ya ternyata "

Bainca melepas rambut Tania. Kemudian melirik ke dunia temnnya.

Temannya yang mengerti pun langsung menyiram Tania dengan air yang sudah mereka bawa sejak tadi

" MASIH BERANI LO HAH ? "

" GUE INGETIN LAGI SEKALI YA, JAUHIN ANGKASA GUE " bentak Bianca

" Guys cabut " suruh Bianca kepada teman - temnnya itu

Tania memeluk tubuhnya erat.

Dingin

Ya Tania sangat kedinginan, bagaimana tidak. Barusan ia disiram air oleh teman - teman Bianca. Belum lagi udara di hutan ini sangat dingin.

Tania mencoba untuk berdiri, namun itu gagal karena tiba - tiba kepala Tania terasa sangat sakit.

Tania memegang kepalanya dengan ke dua tangan.

Tania menangis, ia tidak pernah merasakan sakit kepala seperti ini.

" Siapapun tolongin gue. Gue takut di sini " lirih Tania

" Abang tolongin Tania "

Tes tes tes

Darah itu.

Kenapa lagi - lagi harus keluar. Kenapa setiap ia sakit kepala, darahnya pasti selalu akan keluar.

Tania menghapus darahnya. Namun, lagi - lagi hal itu sia - sia karena darahnya yang selalu saja keluar.

Perlahan pandangan Tania mulai kabur.
Dan tak berselang lama

Bruk

Tania tidak sadarkan diri

*****
Angkasa dkk sudah mendapatkan satu surat yang harus mereka cari.

Namum, tiba - tiba Andika dan Angkasa merasa ada yang tidak beres di tempat Tania dkk.

" Kenapa perasaan gue jadi gak enak gini ya " kata Andika pelan

" Kenapa gue tiba - tiba jadi takut " kata Angkasa

" Kita balik yuk, udah dapet kan suratnya ? Perasaan gue tiba - tiba gak enak " kata Angkasa cemas

" Gue juga ngerasa sama kayak lo " kata Andika yang sama - sama cemas

" Gue ngerasa ada yang gak beres " lanjutnya lagi Andika

" Cepetan kita harus nyarik mereka " suruh Andika

Tak menunggu lama lagi mereka segera menghampiri Tania dkk.

Saat mereka sudah sampai di tempat Tania dkk. Mereka melihat raut cemas dan khawatir dari Cantika, Zeta, dan Sabrina.

Angkasa langsung menghampiri Cantika.

" Tania di mana ? Kenapa dia gak ada di sini ? " tanya Angkasa

" It---tu Tania tadik pergi " jawab Cantika takut

" Kenapa gak kalian temenin sih ? " kesal Andika

" Kalian tau kan Tania baru pulang dari rumah sakit " lanjutnya

" Cuma pusing kan ? " tanya Sabrina

" Lo bilang cuma pusing hah " kesal Andika

" Tania itu



































Inget vote and komen :)

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang