28

1.3K 42 1
                                    

" Cuma pusing aja kan ? " tanya Sabrina
" Lo bilang cuma pusing hah ! " Andika menjadi kesal

" Asal lo tau sakit Ta-- "

" Udah sih, kenapa pada marah - marah " lerai Arka " Mending kita cari Tania, nantik ke buru malem " usulnya

" Iya betul tu kata Arka " kata Dito setuju

" Gak usah nunggu lagi, sekarang kita cari Tania " kata Zeta

" Tadi Tania ke arah sana " tunjuk Cantika

Mereka pun akhirnya mengikuti arah jalan itu.

Mereka berjalan sudah cukup jauh.

Dan senja pun sudah berganti menjadi malam.

Namun, mereka masih belum menemukan Tania

" Tania lo di mana " teriak Cantika

" Dik kamu di mana sih ! " teriak Andika

" Sayang kamu di mana " teriak Angkasa

Zeta melihat daerah sekitarnya. Hingga tiba - tiba matanya mendelik.

" Ta--nia " lirih Zeta yang bisa di dengar oleh mereka

Kompak mereka menoleh ke arah Zeta.
Lalu mengikuti arah pandang mata Zeta.

Di sana terlihat Tania yang tergeletak di tanah dan tak sadarkan diri.

Mereka pun langsung berlari menghampiri Tania.

Angkasa terduduk lemas di samping Tania.

Angkasa membawa kepala Tania ke dalam pangkuannya.

" Hei sayang bangun, jangan bikin aku khawatir " liarih Tania sambil menguap pipi Tania.

Tangan Angkasa bergetar melihat darah yang berada di bawah hidung Tania.

" Sayang bangun aku mohon "

Air mata Angkasa sudah tidak bisa bertahan lagi.

Angkasa menangis, iya Angkasa menangis untuk ke dua kalianya.

Dan alasannya sama, karena Tania.

" Kita bawa Tania ke rumah sakit " kata Andika yang keadaannya sama seperti Angkas

Angkasa langsung saja menggendong Tania dan membawanya ke rumah sakit.

Zeta tak tega melihat ke adaan Andika " Kamu yang sabar Tania pasti bakalan baik - baik aja " kata Zeta menenangkan Andika

" Mending kalian berdua ijin sama guru " kata Cantika menyuruh Dito dan Sabrina

***

" Tan tolongin Tania " pinta Andika setelah sampai di rumah sakit

" Ini kenapa bisa kayak gini ? Tante kan udah nyuruh buat jaga Tania baik - baik. Jangan sampai dia drop lagi " kata dokter Kania.

" Sus tolong bawa pasien ke UGD "

***

Di sinilah sekarang mereka berada.

Di depan ruang UGD, menunggu Tania yang sedang di periksa di dalam.

" Gue gak bakalan lepasin orang yang udah bikin Tania kayak gini " kata Angkasa

" Emang lo yakin, ini ulah seseorang ? " tanya Zeta

" Gue yakin, tadi gue sempet liat pipi Tania yang merah akibat tamparan " jelasnya

" Arghh "

Angkasa memukul tembok yang ada di rumah sakit

" Gue gagal, gue gak bisa jaga Tania " Angkasa mengacak rambutnya.

" Gue gagal, Hiks maafin gue " kata Angkasa memohon

" Udah lo gak salah, sekarang kita berdoa supaya Tania baik - baik aja " kata Andika menenangkan Angkasa

Meskipun dirinya sendiri tidak bisa merasa tenang sedikitpun.

" Gue mau bongkar rahasia Tania selama ini " kata Andika yang pandangannya masih kosong

Entah apa yang mendorongnya, hingga Andika akan melanggar janjinya kepada adiknya itu.

Mereka heran mendengar perkataan Andika

Rahasia ?

Rahasia apa yang Andika dan Tania sembunyikan dari mereka. Bahkan sampai Angkasa sebagai pacarnya sendiri tidak mengetahui hal tersebut.

Andika menatap mereka bergantian. Lalu menundukkan kepala, hingga tak terasa air matanya kembali menetes.

" Lo mau ngomong apa ? Kenapa lo jadi nangis kayak gini ? " tanya Arka

" Gue gak bisa nyimpen rahasia ini sendirian. Gue gak sanggup " Andika menghembuskan nafasnya gusar.

Andika mengangkat kepalanya. Andika mengingat kembali janji yang ia berikan kepada Tania.

Tapi ia harus membongkarnya. Cepat atau lambat mereka pasti akan tau hal ini.

" Gue mohon sama kalian, gue mohon kalian harus tetep ada di samping Tania. Kalian harus terus ngasik dia semangat "
" Maksud lo apaain sih. Kita emang selalu ada di samping Tania " kata Angkasa tidak mengerti

" Iya gue tau. Tapi gue gak yakin, setelah kalian tau rahasia ini " Andika menghapus air matanya

" Kalian bakal tetep di samping Tania "

" Rahasia apa sih !? Lo jangan buat kita jadi takut kayak gini " kata Dito geram

Ya, Dito dan Sabrina sudah ada di rumah sakit.

" Tania mengidap penyakit kanker darah " lirih Andika

Hening

Mendadak ruangan itu di selimuti ke heningan. Mereka masih tidak percaya dengan perkataan Andika.

" Bercanda lo gak lucu " kata Arka

" Gue gak bercanda, dan kankernya sudah mencapai stadium 2 " jawaban Andika yang lagi - lagi membuat mereka mematung.

Cantika tidak bisa menahan tubuhnya lagi. Untung saja ada Arka di sampingnya yang menahan tubuhnya. Jadi Cantika tidak terjatuh di lantai.

" Kan--ker " lirih Cantika

" Lo tenang, gue yakin sahabat lo pasti bakal sembuh " kata Arka menenangkan Cantika

" Gak gak mungkin, selama ini gue liat dia baik - baik aja " kata Angkasa tidak percaya

" Gue awalnya gak percaya sama kayak kalian. Tapi jika memang itu kenyataannya, gue bisa apa ? " pasrah Andika

" Kenapa lo gak bilang sama gue hah ! " geram Angkasa

" Gue punya alasan. Gue udah janji sama Tania bakal jaga rahasia ini "

" Tania gak mau orang - orang yang dia sayangi, bakal khawatir sama dia "

" Gue juga baru tau waktu Tania masuk rumah sakit "

" Jadi gue mohon sama kalian supaya selalu ada di samping Tania. Dia memang terlihat ceria, tapi itu hanya topeng yang dia buat "

" Setiap malem gue selalu denger Tania nangis "

Mereka diam. Mereka bingung harus berkata apa lagi.

Kenapa Tania menyembunyikan rahasia sebesar ini.

Dan kenapa mereka tidak pernah merasa curiga terhadap gerak - gerik Tania.

" Arghh... Gue gak berguna. Gue gak cocok sama Tania. Gue.. Gue bahkan gak tau tentang penyakitnya " Angkasa memukul mukul kepalanya.

" Gue gagal, gue gagal sebagai pacarnya "

" Gue yakin bang, Tania pasti sembuh. Gue tau Tania orangnya kuat " kata Cantika menenangkan Angkasa yang terlihat sangat terpuruk.

Ceklek

Mereka langsung berdiri dan menemui dokter Kania yang baru saja keluar dari UGD
































Inget vote and komen :)

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang