980 111 1
                                    




Irene POV

Aku membanting diriku diatas kasur. Lelah dengan semuanya, dan seharusnya tadi menjadi jalan-jalan yang menyenangkan untuk kami. Sekarang masalah itu menjadi keluarga kami yang menanganinya, tetapi aku meminta pengertian mereka untuk tidak terlalu mengurus hubungan ku dengan Seulgi.

Aku masih mengingat kejadian tadi disana. Setiap mengingatnya membuatku bertanya-tanya, apa dia begini setiap aku tidak disampingnya? Apa aku terlalu sibuk dengan kuliahku? Apa dia masih menanggapku selama kami jarang bertemu? Apa karena aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan 'sayang' untuknya? Tapi aku bukan tidak pernah, hanya jarang saja memanggilnya seperti itu apalagi aku selalu bergumam saat memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

°°°

Aku kembali seperti rutinitas setiap harinya untuk melakukan aktivitas dengan teratur. Aku juga sudah mengajak Seulgi untuk bertemu di apartement milik kami berdua sore nanti, karena aku ingin dia menjelaskannya dengan ku saja kenapa dia seperti itu dan juga berbohong untuk hal yang sepele. Jika dia memberikan penjelasan ke orang lain pasti mereka akan menyalahkan dirinya, apalagi kalau dia menceritakan nya ke teman-teman kami terutama Lucas.

°°°

Seulgi datang ke apartement kami sesuai dengan jam yang aku beritahu tadi, datang dengan tepat waktu. Mungkinkah dia merasa bersalah?.

"Hai" sapa canggung Seulgi dan senyuman yang sangat aku rindukan, tapi bukan senyuman yang canggung seperti sekarang.

"Hai juga, duduklah"

"Aku akan menjelaskannya" ucap Seulgi.

"Secepat itu?"

"Nde, jadi kalian hanya salah paham"

"Dengan apa?"

"Hubunganku dengan Jisoo, kami hanya menganggap diri kita masing-masing antara seperti adik dan kakak."

"Lalu?" tanyaku yang masih belum puas dengan ceritanya.

"Jangan menyalahkan Jisoo"

"Aku tidak menyalahkannya, kan aku belum mengetahuinya lebih dalam lagi"

"Apa kamu masih marah?"

"Kamu sudah menjelaskannya, untuk apa aku marah?" tentu saja aku masih marah, tapi aku tidak bisa meluapkannya karena tidak ingin memperpanjang masalah.

"Mianhae" Ucapnya yang mungkin ada rasa penyesalan disana.

"Tidak apa, lupakan masalah ini" ujarku berdiri dan masuk ke dapur untuk memasakkan makan malam.

"Apa kamu tidak kuliah hari ini?" tanya Seulgi.

"Sedang ada acara di kampus, tapi aku malas kesana" ucapku berbohong padahal aku tadi masuk kelas pagi.

"Kenapa? Bukankah kamu suka dengan acara seperti itu"

"APA YANG KAMU TAHU TENTANG ACARA ITU?" bentakku membuatnya terkejut dan membeku. Aku memang tidak pernah membentaknya selama ini, tapi mungkin karena masalah kemaren aku masih terus mengingatnya jadi aku tidak tahan untuk meluapkannya.

"A...aku hanya bertanya saja, mianhae jika kamu tidak suka" gugup dan sangat takut ada diraut wajahnya sekarang.

"Mianhae, aku tidak bermaksud untuk membentakmu, karena ada banyak tugas yang belum aku selesaikan sisanya" kataku mencari alasan agar terlihat frustasi dengan tugasku.

"Tidak apa, kamu pasti banyak pikiran untuk kuliahmu sekarang"

"Hmm" balasku dan kembali memotong bahan yang tadi aku beli sebelum kesini.

Lost You [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang