12.04

1K 115 7
                                    












Seulgi masuk kedalam kamarnya dengan cepat menutup pintunya, ia duduk dipinggir tempat tidur yang Irene duduki juga.

"Apa bisa tidur?" tanya Seulgi lembut.

Irene bingung dengan kedatangan Seulgi yang tiba-tiba ini. Apa maksudnya sudah malam dan datang ke kamarnya.

"Kenapa kamu disini?"

"My room"

Irene langsung berdiri, padahal tadi yang bilang kamarnya disini itu pelayan bukan dirinya yang seenaknya masuk, bagus langsung masuk.

"Tidak apa jika kamu mau tidur disini, aku tidur disofa."

"Apa kamarnya hanya ini saja?"

"Ada 7 tapi yang baru dibersihkan 3 kamar. Aku tidak pernah mengunjunginya."

"Kamu tidur ditempat tidur saja" ucap Irene yang tidak enak.

"Tidak usah"

"Aku tidak bisa tidur ditempat tidur yang suasananya baru"

Seulgi menarik Irene untuk duduk kembali dihadapannya. Ia tidak mungkin lupa kebiasaannya untuk menyanyikan Irene sebuah lagu dan membiarkan Irene tidak tidur sampai besok.

"Jika kamu menginjinkan aku untuk tidur denganmu aku akan menyanyikan lagu. Aku tahu kamu takut dan tidak suka dengan petir malam seperti ini."

Seulgi langsung tidur disebelah Irene duduk, lalu menarik Irene tidur disebelahnya.

Irene menurut saja apa yang dilakukan Seulgi padanya.

Seulgi menyanyikan lagu untuk Irene agar cepat terlelapnya dan ia segera pindah tempat.


Tak lupa ia mengelus kepalanya dan bagian dahi agar Irene mengantuk.

Irene sama sekali belum mengantuk ternyata, itu membuat Seulgi lebih bekerja keras untuk membuatnya tidur. Apa dia harus mengambil obat tidur agar Irene tidur?.

"Kenapa belum tidur?" tanya Seulgi menghadap Irene, dan Irene pun melakukan hal yang sama.

"Tidak tahu"

"Ayo tidur. Besok kamu harus kuliah"

Irene dan Seulgi tidak pernah seintim ini sebelumnya, bahkan saat pacaran pun tidak pernah karena masih jauh dari kata menikah. Dari pada dua garis biru duluan, kan lebih baik berpikir panjang kalau mau seperti sekarang. Ya meskipun mereka ini sedang tidak berpikir panjang karena tidak takut diciduk pacar masing-masing, tidak mikir yang lalu dan yang lainnya.

"Aku besok tidak kuliah" jawab Irene.

Irene mengelus pipi Seulgi, semakin tirus dan ada rambut tipis yang mulai tumbuh disitu.

"Aku merindukanmu" ucap Irene diiringi oleh air mata yang tidak bisa ia bendung lagi.

Seulgi menghapusnya, ia langsung memeluk Irene agar tidak menangis lagi dan tenang. Ia tidak bisa mengatakan bahwa dia juga merindukan Irene, karena rasa sakit dihati masih belum kering. Yaiya kena darah.

"Uljimma"

Tangisan Irene semakin menjadi ketika Seulgi mengatakan itu. Semakin larut malam Irene dan Seulgi tidak ada yang menutup mata sama sekali. Mereka bercerita bagaimana hari hari mereka tanpa orang kesayangan masing-masing, seperti Seulgi tanpa Irene dan Irene juga tanpa Seulgi.

Lost You [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang