42

753 97 9
                                    











Seulgi dan mereka semua yang sedang minum, sudah mabuk sekarang. Ya kecuali, Wendy, Irene, dan Jisoo, untung saja Hendery sedikit kuat jadi masih setengah sadar. Mereka tidak dipindahkan ke kamar, tapi dipindahkan ke ruang tengah yang sudah diletakkan tempat tidur dan carpet dari maid.

Mereka yang masih sadar, tidur dikamar yang sudah mereka pilih kemarin siang.

Irene membersihkan wajahnya dan melakukan perawatan seperti wanita lain. Tidak diduga Seulgi memasuki kamar dengan mabuk berat tapi sedikit sadar dan ia tetap mengetahui tempat tidur itu berada dimana.

"Seul, apa tidak mandi dulu?" tanya Irene.

Seulgi menuruti meskipun setengah sadar, dan lama untuk melakukannya.

Irene menyiapkan baju untuk Seulgi pakai setelah mandi, ia bukan tidak suka bau badan Seulgi tapi ia tidak suka dengan bau alkohol yang menempel. Bagi Irene, Seulgi itu pria yang memiliki harum yang sangat khas dan Seulgi adalah orang yang memakai parfum sangat banyak, bahkan di closetnya ada 25 parfum, ditas ada 5 parfum, dan belum lagi dimobilnya.

Seulgi keluar dari kamar mandi setelah ritualnya, tanpa memakai satu helai benang pun ia keluar. Irene? Melemparkan handuk kearah wajah Seulgi dan menutup wajahnya.

"Ah wae? Itu menyakitkan" ujar Seulgi meraba wajahnya yang kesakitan, lalu melilitkan handuk dipinggangnya.

"Yah! Kenapa keramas malam-malam?"

Irene menarik Seulgi untuk duduk dipinggir ranjang dan mengeringkan rambut Seulgi yang masih basah.

"Aku tidak suka baunya" gumam Seulgi.

"Bau apa?"

"Rambutku yang tadi"

"Apa kamu memakai shampo ku?"

"Nde"

Marah? Tidak, justru Irene suka jika dibegitukan oleh orang lain. Merasa dihargai saja, meskipun orang itu sadar atau tidak.

Seulgi menarik pinggang Irene dan menenggelamkan wajahnya diperut rata itu.

"Seul. Ini sudah selesai"

"Aniya" Seulgi merengek.

Seulgi menarik Irene dan jatuh ke pangkuannya. Mencium Irene dengan lembut tanpa paksaan seperti waktu itu.

Mendorong tengkuk Irene untuk memperdalam ciuman yang membuat darah Seulgi berdesir, for the first time. Irene membalas ciuman itu dengan baik tanpa disuruh.

"Can we?" tanya Seulgi.

Irene belum menjawab dan Seulgi sudah kembali menyerangnya. Memutar badannya dan menjatuhkan Irene ke tempat tidur, membuka kancing pajamas yang tertutup rapi. Ciuman itu turun ke leher Irene, meninggalkan kissmark sebagai tanda kepemilikannya.

Ciuman itu semakin lama semakin turun ke aset milik Irene. Seulgi membuka dan melepaskan underwear yang menghalangi pekerjaannya. Miliknya sudah tegang, dan handuk itu juga sudah terlepas saat juniornya mulai membesar.

Ia memasukkan jarinya yang paling panjang ke lubang itu.

"Shhh....Seulgihhh" Irene menahan tangan Seulgi, dan menutup miliknya saat Seulgi mengarahkan juniornya didepan lubangnya

"Apa harus sekarang?" tanya Irene. Seulgi menghentikan aktivitasnya yang sedang memberikan tanda dipayudara Irene.

"Mianhae"

Seulgi mengambil baju yang sudah Irene siapkan dan memakainya, lebih baik ia menahan agar cairan itu tidak keluar.

••

Lost You [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang