60

1.6K 117 28
                                    

















Seulgi pov

Irene memilih kamarnya sendiri, aku juga tidak memaksanya untuk tidur bersama. Hubungan kami apa sampai tidur bersama itu.

••

Aku punya rencana agar lebih lama dengannya sebelum tidur.

"Irene." panggilku yang masuk kedalam kamarnya. Dia sedang membereskan barangnya.

"Nde?"

"Sudah mengantuk apa belum?"

"Belum, aku masih harus membereskan barang."

"Setelah membereskan barang, bisa temani aku minum?"

Semoga saja dia mau, tapi kalau tidak mau ya tidak apa sih.

"Arasseo, tunggu aku."

Ternyata dia mau, aku menutup pintu dengan menahan senyuman yang harusnya tidak aku tahan.

Astaga, perasaan itu datang kembali. Bisa gila aku lama-lama jika tidak segera bilang untuk mengajaknya berkomitmen lagi.

••

Aku mengambil red wine dan champagne di ruang bawah tanah. Sudah sangat lama minuman ini dibuat, ada yang sejak aku lahir bahkan. Appa ku ini kaya sekali.

"Kamu juga mau minum?" tanyaku memgambil gelas di pantry.

"Kamu saja, aku masih mau sadar."

"Ini tidak membuatku mabuk."

"Jinjja? Kamu tidak mudah mabuk sekarang."

"Sejak kamu meninggalkanku."

"Mianhae."

"Aniya, tidak perlu meminta maaf. Jodoh memang tidak ada yang tahu hehe."

"Boleh aku mencicipinya sedikit?"

"Tentu."

Aku menuangkan wine ke gelas yang memang untuknya, cukup banyak ku tuangkan cairan ini.

Dia mulai meminumnya. Astaga reaksi ku seperti mau meracuninya padahal tidak, karena aku senang saja dia mau menurutiku.

"Bagaimana dengan kabar Taehyung?" tanya Irene.

"Dia sudah ditangkap, dan kalian otomatis bercerai karena kamu kan sempat meminta keadilan. Jika dia masih menjadi suami mu, kalian juga tidak akan pernah bertemu."

"Berapa tahun dia dipenjara?"

"Seumur hidup atau 40 tahun penjara,   dia tidak bisa mengajukan banding karena sudah merencanakan tentang pembunuhanku, membunuh banyak orang asing yang dia bohongi, menjual belikan organ manusia, narkoba 15 jenis, psk, banyak lagi."

"Aku hanya mengtahui yang narkoba dan club malam."

"Kenapa kamu menerima pekerjaan itu?"

"Aku baru tahu setelah menikah, dia menutupi dengan usaha supermarket."

"Pintar ya dia." ujar Seulgi.

"Tidak lah, jika orang pintar tidak akan bekerja seperti itu."

"Pintar lah, pintar mencari dosa."

••

Kenapa aku sudah mabuk ya? Biasanya aku masih segar, mabuk pun bisa ku hindari. Aneh sekali.

Seulgi pov end

Seulgi mulai mabuk karena hampir 1 botol champagne habis, tidak seperti waktu itu ketika berkumpul dengan yang lain dan hanya dia saja yang masih kuat diantara mereka semua.

Lost You [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang