" kenapa elo malah nyusulin gue ke sini sekarang sih, Des? Gue yakin Bejo sama yang lain gak bakal mungkin ngizinin elo buat nyusulin gue ke sini. Apalagi si Bejo paling tau gimana buruknya sikap gue kalo lagi bad mood kayak gini. Pasti elo gak bakal di izinin buat nemuin gue dengan kondisi gue yang lagi emosi kayak gini. Kenapa elo malah ada di sini sama gue? Tadi juga elo bahkan berani buat meluk gue di saat emosi gue yang gak stabil. Emang elo gak takut sama gue Des? " ujar mas Juna pelan sembari tetap memandang ke arah diri ku.
Tanpa dirinya merespon ucapan ku dan justru menanyakan keberadaan ku kali ini yang berada di sampingnya, bahkan hingga aku berani memeluk tubuhnya tadi untuk membantu mengurangi beban yang ku rasakan terlalu berat untuk di tanggung oleh dirinya.
" iya sih, mas. Tadi gue sempet gak di izinin juga sama mas Bejo buat nyusulin elo ke sini. Sempet debat juga sama mas Bejo. Tapi gue khawatir sama elo mas. Dan menurut gue, masalah elo dan keluarga elo ini harus di selesain secepatnya dengan kepala dingin dan gak pakai emosi. Makanya gue bersikeras buat nyusul elo walau mas Bejo gak ngizinin. Sorry ya mas, gue bikin elo gak nyaman karena ikut – ikutan gini. " jawab ku jujur sembari menundukkan kepala ku.
Karena aku baru merasa tidak enak pada dirinya karena sudah terlampau jauh memasuki dan mencampuri urusan keluarga mas Juna. Apalagi aku sama sekali tak ada hak untuk ikut campur dengan masalah keluarganya.
" elo bener – bener suka banget ya Des ikut campur sama masalah orang – orang yang ada di sekitar elo. Padahal masalah di dalam kehidupan elo sendiri aja belum kelar seratus persen. Tapi entah kenapa, itu adalah satu hal yang bikin elo jadi sosok orang yang spesial di mata gue. Elo emang bener – bener beda dari orang – orang kebanyakan yang ada di sekitar gue, Des. " ujar mas Juna di dalam hati begitu mendengar jawaban ku barusan sembari sedikit menarik salah satu sudut bibirnya ke atas dan hingga membentuk sebuah senyuman sangat tipis di wajah dinginnya yang tampan.
" harusnya elo nurut aja apa kata Bejo tadi sih, Des. Harusnya elo jangan susulin gue ke sini, apalagi sampe nyamperin dan duduk di samping gue buat nenangin gue. Gue kalo lagi marah, emosinya suka meledak – ledak. Gak perduli sama siapa pun itu. Gue itu susah ngendaliin emosi sama amarah gue kalo gue udah bad mood. Gue malah gak bisa mikir lagi gimana jadinya kalo gue justru ngeluarin semua kemarahan gue tadi ke elo, yang padahal sama sekali gak tau apa – apa tentang masalah keluarga gue. Kalo elo kali ini sampai kenapa – kenapa gara - gara gue gimana, Des? " tanya mas Juna pelan kepada ku dengan nada khawatir akan keamanan diri ku jika bersama dirinya saat ini.
Mas Juna berujar seperti itu sambil memandang ke arah ku dengan sedikit senyum yang dirinya tampilkan di wajahnya. Dan aku tau saat ini dirinya sedang mencoba untuk menampilkan senyuman terbaiknya, agar aku tak terlalu khawatir pada dirinya. Nada bicara mas Juna kali ini pun, juga sudah kembali menjadi nada bicaranya yang biasa dirinya keluarkan saat bicara pada diri ku. Lembut.
Mas Juna lalu mengelus puncak kepala ku dengan perlahan sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi taman yang sedang kami berdua duduki saat ini. Dirinya tampak sangat lelah dengan semua kejadian yang terjadi di dalam kehidupannya selama ini, apalagi dengan masalah kali ini.
" gue yakin kalo elo enggak akan mungkin mau nyakitin gue. Gue udah pernah bilang kan. Gimana pun keadaannya elo, gue juga akan terus ngedukung dan support elo seperti elo selalu dukung dan support gue selama ini mas. Apalagi elo yang selalu bantuin gue. Gue yakin elo bukan orang yang akan tega nyakitin keluarga atau teman – teman elo sendiri cuma karena keegoisan elo, mas. Dan kalau pun elo sampai nyakitin salah satu dari kami. Gue tau dengan pasti, itu bukan hal yang sengaja elo lakuin. " sahut ku sembari mengangkat kepala ku yang tertunduk sejak tadi dengan perlahan, untuk membalas pandangan mas Juna yang masih saja tak berhenti memandangi ku sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
304 TH STUDY ROOM 01 (FAN FICT) (Completed)
Fanfiction~(TAMAT)~ Cerita yang berasal dari Web*toon dengan penulis adalah Felicia Huang. Saya hanya membuat fanfiction yang berdasarkan imajinasi saya sendiri. Bercerita tentang seorang gadis yang bernama Desyca Taniadi yang berhasil masuk kedalam karantin...