CHAPTER 23

986 55 15
                                    

" Des. Elo emang ada janjian atau mau ketemuan sama orang ya hari ini habis pulang sekolah? " tanya salah seorang teman ku yang baru datang dari luar kelas, saat kami semua sedang bersiap – siap untuk pulang. Sembari duduk di kursi yang berada di depan meja ku di kelas.

Di tambah lagi, guru biologi kami yang harusnya mengajar di jam terakhir hari ini sedang tidak masuk untuk mengajar di kelas kami, karena beliau ada urusan di luar kota. Dan akhirnya dua jam terakhir ini merupakan jam kosong di kelas ku. Sehingga kami semua bisa untuk pulang lebih cepat di bandingkan kelas yang lain yang ada di Smansa.

kebetulan, baru hari ini aku kembali bersekolah. Setelah sebelumnya, aku di berikan izin khusus untuk tidak bersekolah karena mengikuti karantina OSN dan penyelenggaraan OSN di daerah Dumai, yang jaraknya cukup jauh dengan Pekanbaru. Namun walau aku di berikan izin untuk tidak bersekolah, aku tetap di anggap masuk sekolah karena aku mewakili sekolah untuk mengikuti OSN di bidang Fisika.

" hah? Perasaan gue sama sekali gak ada janjian sama siapa – siapa hari ini. Kenapa emangnya? " tanya ku bingung sambil memandang ke arah dirinya dengan pandangan bingung dan sedikit bertanya - tanya tentang siapa yang ada janjian dengan ku hari ini.

Apalagi hari ini aku pergi ke sekolah memakai taksi online dan aku merasa sama sekali tidak memiliki janji dengan siapa pun setelah pulang sekolah. Di tambah lagi jika mengingat cedera di pergelangan kaki kiri ku yang memang belum sembuh seratus persen. Sehingga sangat tidak mungkin aku sebodoh itu untuk berjanji atau pergi ke suatu tempat dengan seseorang dengan kondisi kaki yang cedera seperti ini.

" itu lho Des. Ada beberapa anak Binusvi di depan gerbang tuh. Tadi pas gue lewat di depan pos satpam, gue sempet denger mereka nyari elo gitu. Siapa lagi coba anak Smansa yang namanya Desyca Taniadi dan ikut OSN Fisika selain elo. Makanya gue langsung bilang ke elo nih. " jawab teman ku itu dengan santainya dan membuat ku langsung membelalakkan kedua mata ku.

" serius? Oke deh. Ntar gue cek sekalian pas gue mau balik keluar sekolah. " ujar ku kaget seraya mengucapkan terima kasih kepadanya sambil tetap membereskan buku – buku dan peralatan sekolah ku ke dalam tas ransel ku, namun dengan kecepatan yang semakin meningkat, begitu aku tau ada yang mencari ku.

Baru saja aku hendak beranjak keluar kelas untuk menuju pos satpam. Dan berniat untuk melihat siapa yang datang dan mencari ku, sembari juga aku menunggu taksi onlline yang akan menjemput ku pulang. Reihan tiba – tiba saja menelepon ku dan membuat ku sedikit terkejut begitu menerima telepon darinya.

*****

" elo sekarang lagi di mana Des? masih di sekolah kan? Atau malah udah pulang ke rumah? " tanya Reihan pada ku to the point dari seberang sana begitu aku mengangkat telepon dari dirinya.

" iya gue masih di kelas nih. Ini baru aja mau balik ke rumah. Jam terakhir jam kosong soalnya. Kenapa emang Rei? tumben amat elo nelpon gue. Ada apaan emang? " jelas ku menjawab pertanyaan Reihan sambil bertanya pada dirinya.

" bagus deh kalo elo belum balik dari sekolah. Gue di depan sekolah elo nih. Sama mas Juna, mas Bejo sama Dirga juga. " jelas Reihan dengan entengnya dan justru malah membuat ku yang masih berada di dalam kelas, kaget setengah mati.

" dih? Pada ngapain elo di sekolah gue sekarang? Elo berempat pada gak sekolah apa? Trus Dirga emang udah bisa masuk sekolah? Luka tembaknya udah sembuh emang? Bukannya isitrahat aja tuh anak di rumah. Malah keluyuran. " tanya ku beruntun mengingat baru dua hari kemarin kami datang dari hotel dan selesai mengurus semua urusan OSN. Apalagi Dirga baru saja keluar rumah sakit saat kami kembali dari hotel dan menuju Pekanbaru.

" Dirga yang kayak cacing kepanasan itu elo tanyain. Jelas dia udah baik - baik aja lah sekarang. Gue sama yang lain emang sengaja ke sini buat ngejemput elo. Cepet gih keluar. Kami tunggu di depan gerbang ya. Buru Des. Jangan lama – lama, udah pada laper nih. " ujar Reihan sambil menutup sambungan teleponnya dan hanya menjawab pertanyaan ku tentang Dirga.

304 TH STUDY ROOM 01 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang