CHAPTER 44

1.1K 55 16
                                    

" Jadi bagaimana Arjuna? Desyca? Kalian berdua sudah nentuin tanggal acara pernikahan kalian berdua? Kami semua membebaskan kalian berdua untuk nentuin tanggalnya. Lebih cepat, lebih baik bukan. " Ujar mamih tiba - tiba buka suara di hadapan kami, saat kami semua sudah berkumpul lagi di ruang tamu setelah kami semua makan siang. Bahkan Irene, pak Zam, mas Bejo dan Reihan pun juga ikut mendengarkan semuanya kali ini. Mamih rupanya sangat - sangat bernafsu untuk menikahkan ku.

Pertanyaan mamih yang mendadak tentang masalah pernikahan ku dengan mas Juna ini, membuat ku yang sedang minum langsung tersedak dan terbatuk - batuk hingga membuat semua yang ada di sana terkejut. Mas Juna yang duduk di samping ku pun dengan segera mengambil alih gelas yang sedang ku pegang seraya menepuk - nepuk punggung ku perlahan agar aku berhenti terbatuk - batuk.

" Pelan - pelan dong minumnya Des. Sabar dikit sih. " mas Juna menegur ku pelan sambil menyerahkan tisu pada ku.

" Yakin nih mas Juna mau sama mbak Desyca? Slebor kayak gitu. Ntar nyesel lho mas Juna kalo hidup sama mbak Dedes. " celetuk Dellon yang langsung mendapat pelototan dari mamih dan papih.

" Gak lah. Mas udah yakin kok sama mbak mu. Bahkan mungkin mas sangat - sangat yakin sama mbak mu. Slebornya mbak mu itu yang bikin dia beda dari cewek lain. " sahut mas Juna seraya tertawa pelan menanggapi ucapan Dellon barusan pada dirinya. Tanpa mas Juna sadari, tawa pelan mas Juna yang baru saja mas Juna nampakkan di hadapan mereka, membuat papa mas Juna juga tante Meri serta Adel dan Manda terkejut tak percaya. Karena mereka berempat baru kali ini melihat sosok mas Juna bisa tertawa selebar dan sesantai itu di hadapan mereka. Selama ini mas Juna selalu saja memasang wajah yang dingin dan tak bersahabat di hadapan mereka semua, tanpa terkecuali.

" Sudah lama aku tak melihat tawa Arjuna seperti saat ini. Aku benar - benar sangat berterima kasih pada Desyca yang sudah mengembalikan tawa anak ku seperti dulu. " ucap papa mas Juna dalam hati.

*****

" Lagian mamih kenapa langsung nanya gitu sih. Malu - maluin aja. Orang tua mas Juna juga kan belum ada ngomong apa - apa. Kenapa langsung nanyain tanggal pernikahan aku sama mas Juna gitu sih. " sahut ku protes keras pada mamih, setelah aku mengatur nafas karena tersedak tadi. Apalagi orang tua mas Juna sama sekali belum bicara apa pun tentang perjodohan dan lamaran kali ini sejak tadi.

" Tante sama om sangat setuju jika Arjuna melamar mu, nak. Bahkan lamaran ini sebenarnya merupakan keinginan om dan tante sejak dulu. Mana mungkin om dan tante melarang Arjuna melamar kamu setelah semua apa sudah kamu lakukan pada keluarga kami. Om dan tante juga sudah banyak berhutang budi pada kamu, Desyca. " ujar tante Meri dan membuat ku tak percaya dengan ucapan beliau.

" Keinginan om dan tante? Tapi bagaimana bisa? Desyca gak ngerti tan, om. " Tanya ku dengan wajah yang di liputi kebingungan dengan ucapan yang keluar dari mulut tante Meri barusan pada ku.

" Ingat ketika Desyca menolong Adel dan Manda waktu di dekat kolam renang hotel saat kita pertama kali bertemu? " Tanya tante Meri pada ku dan langsung membuat ku menganggukkan kepala. Aku juga mengingat dengan jelas bagaimana pertemuan ku dengan semua keluarga mas Juna saat itu ketika aku masih dalam masa - masa OSN bersama dengan mas Juna, mas Bejo, Dirga dan juga dengan Reihan.

" Sebenarnya tante dan om sama sekali gak pernah menyangka jika kami berdua akan bertemu kamu lagi setelah kamu menolong Adel dan Manda. Tapi takdir rupanya berkata lain. Kita akhirnya bertemu lagi untuk ke dua kalinya saat kamu datang ke rumah kami. Bahkan dengan fakta yang ada, jika kamu adalah teman Arjuna. Di tambah lagi, kamu juga lah yang berhasil membuat Arjuna mau memaafkan tante dan juga papanya. Semenjak itu, kami berdua diam - diam berharap jika kamu adalah jodoh Arjuna nanti. " jelas tante Meri panjang lebar sekaligus menjelaskan semuanya pada diri ku. Aku benar - benar tak menyangka jika papa mas Juna dan tante Meri akan berharap jika mas Juna akan bersama dengan ku.

304 TH STUDY ROOM 01 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang