CHAPTER 11

1.3K 79 21
                                    


Brukk...

" aduh! " erangku terjerembab jatuh ke lantai begitu aku berada tak jauh dari depan ruangan kami tes semifinal OSN.

Padahal baru saja aku, mas Juna dan Reihan ingin beranjak pergi dari hotel untuk jalan – jalan ke salah satu kafe sebentar sebelum kami bertiga menjenguk Dirga di rumah sakit.

Aku merasa seperti ada seseorang yang mendorongku dari belakang saat aku sedang minum air mineral botol yang baru saja ku ambil dari dalam tas ranselku. Entah memang di sengaja atau tidak. Namun, karena aku terdorong dan terjerembab jatuh saat aku minum, menyebabkan nyaris seluruh jas merah dan kemeja putih yang ku pakai basah kuyup terkena air minumku.

" Woy. Apa – apaan sih. Elo sengaja?! Hah?! " teriak Reihan saat menoleh ke belakangku dan menemukan seseorang yang sedang berada tepat dibelakangku dan sepertinya dia memang sengaja untuk mendorongku agar aku terjatuh, entah apa alasannya. Segera saja Reihan menangkap lengan orang tersebut saat dirinya hendak kabur setelah berhasil mendorongku.

Lain reaksi yang di perlihatkan oleh Reihan, lain lagi dengan reaksi dari mas Juna. Mas Juna sempat berseru kaget mendapatiku terjatuh dengan sebagian wajah dan pakaianku basah akibat botol minuman yang berada di tanganku tumpah nyaris setengah dan menyiram tubuhku.

"Descya..! " seru mas Juna sambil menolongku bangkit untuk berdiri dan membersihkan pakaian ku yang basah dan sedikit kotor akibat terkena debu di lantai.

Aku sempat meringis pelan ketika mas Juna tanpa sengaja mememegangiku tepat di bagian pergelangan tangan kananku yang belum sembuh dan masih menyisakan sedikit lebam akibat borgol tempo hari saat aku di sekap oleh Ratu. Sudah tangan itu terpaksa ku gunakan untuk menulis karena aku tidak kidal, dan sekarang malah di pegang erat oleh mas Juna.

Walau sebenarnya aku juga berterima kasih pada mas Juna sudah membantuku untuk berdiri. Karena saat aku ingin berdiri, aku merasa pergelangan kakiku nyut – nyutan sehabis terjatuh tadi. Aku merasa, sepertinya terkilir karena aku jatuh terjerembab saat sedang berjalan barusan.

Mungkin saat ini jika tidak ditolong mas Juna, aku akan kesusahan untuk berdiri. Aku menghela nafas secara kasar begitu aku memaksakan diri untuk berdiri normal sambil tetap dipegangi oleh mas Juna, walau pergelangan kakiku masih berasa nyut – nyutan saat aku berdiri.

" Belum juga sembuh dua buah lebam memar yang di buat oleh Ratu di tangan kananku, kali ini pergelangan kaki kiriku lagi yang harus jadi korban. " pikirku kesal. Sepertinya memang, jika aku berdekatan dengan anak – anak dari binusvi, itu merupakan kesialan tersendiri untukku.

"elo gak papa kan Des? "

" gak papa. Cuma baju gue basah banget. Gue malu kalo harus jalan keluar hotel basah kuyup kayak gini. " sahutku dengan nada sedikit kesal dikarenakan apa yang ku pikirkan barusan.

Sambil mengibas – ngibaskan jas dan kemeja putihku karena air membuatnya lepek dan mencetak tubuh bagian atasku. Membuat kemeja putihku di bagian dada menjadi menerawang karena terkena air. Aku sangat yakin mas Juna mendengar nada kesal dari ucapanku barusan.

" Pakai jas gue aja nih, biar nutupin kemeja putih elo yang basah. Gue gak suka elo di liatin orang. Apalagi sampai malah di gangguin sama cowok mata keranjang yang liat bagian depan badan elo gara – gara baju elo yang nerawang kayak gitu. Keliatan tuh. Sini-in jas elo, gue aja yang pegangin. Tuker sama jas gue nih. " Ujar mas Juna menunduk dengan muka yang memerah, tak ingin padangannya malah justru terfokus pada bagian bajuku yang basah dan sedikit menerawang.

Tanpa memperdulikan nada bicaraku yang kesal barusan padanya, Mas Juna kemudian melepaskan jas merah miliknya dan setelahnya menukarkan dengan jas milikku yang basah kuyup di bagian depannya. Sedangkan jas milikku di ambil oleh mas Juna.

304 TH STUDY ROOM 01 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang