" thanks ya Des. Udah bantuin gue kali ini buat ngadepin mereka berdua. Thanks juga udah mau nemenin gue tadi buat ngomong sama mereka berdua di dalem sekaligus ngelurusin semuanya. Semua urusan gue sama mereka berdua. " Ujar mas Juna sembari tersenyum tipis nan samar ke arah diri ku di samping dirinya, begitu mas Juna sudah selesai bicara dengan ke dua orang tuanya.
Dan kini kami berdua kembali lagi duduk di kursi taman yang tadi menjadi tempat mas Juna bercerita pada ku. Sedangkan mas Bejo, Dirga dan Reihan masih saja sibuk bermain dengan ke dua adik mas Juna, Adel dan Manda di halaman depan rumah mereka bertiga. Mas Bejo, Dirga dan juga Reihan cukup paham untuk membiarkan aku sendiri menemani mas Juna saat ini dan lebih memilih untuk tidak menganggu kami berdua di taman samping yang berada tak jauh dari mereka.
" hahaha. Apaan sih mas. Gue kan sama sekali gak ngapa – ngapain. Kan yang ngambil keputusan dan berani buat ngadepin masalah itu elo sendiri. Gue cuma nemenin doang kali mas. " sahut ku tertawa.
Aku tau, jika kali ini mas Juna sudah menghempaskan semua masalah yang ada di dalam hatinya dan mulai meruntuhkan kebencian pada semua keluarganya. Terutama kepada sang ayahnya. Dan ku harap keadaan mereka semua semakin hari, semakin baik.
" gimana kondisi elo saat ini, mas? Udah mendingan gak hatinya sekarang? " tanya ku lagi dan melirik ke arah dirinya yang masih menyunggingkan senyum tipis di wajah dinginnya.
" gue juga masih gak tau, Des. Yang jelas, gue ada niat buat maafin mereka berdua. Dan gue mau nyoba buat ngelupain apa yang udah bokap gue perbuat sama gue, walau itu butuh waktu yang gak sebentar. " ujarnya jujur seraya menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.
" aamiin, mas. Gue doain ya semoga elo bener – bener bisa maafin bokap dan keluarga elo, ngelupain semuanya juga. Inget kata - kata gue dulu sama elo mas? " tanya ku padanya.
"Maafin bokap elo saat ini, bukan karena bokap elo pantas untuk di maafkan dengan apa semua yang sudah terjadi sama elo dan juga bokap elo. Tapi maafin bokap elo, karena elo emang pantas untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Kata - kata itu kan maksud elo, Des? " tanya mas Juna mengulang ucapan ku dengan pasti.
Aku sedikit terkejut jika ternyata dirinya mengingat dengan sangat baik ucapan ku dulu, saat dirinya yang mengantarkan ku pulang ke rumah ku, sepulangnya kami berdua sehabis dari penyelenggaraan OSN Fisika dulu.
" gimana mungkin gue bisa lupa sama kata - kata yang terlontar dari mulut elo sih, Des. elo udah bener - bener ngubah cara pandang gue tentang seluruh hidup gue selama ini, Des. " sambung mas Juna di dalam hatinya dan tak terucap pada ku yang ada di sampingnya.
" hehe, inget ya elo ternyata sama ucapan gue, mas. Gak nyangka gue kalo elo bakal inget sama ucapan gue yang itu. Gue fikir elo bakal lupa. " sahut ku tertawa senang karena dirinya yang mengingat ucapan ku.
Tanpa ku sadari jika suara tawa yang keluar dari mulut ku, justru malah membuat mas Juna memandang ku dengan wajahnya yang sedikit agak merona karena dirinya mulai terpesona dengan tawa renyah yang hadir di wajah ku dan membuatnya tersenyum sangat samar.
" iya lah! Jangan kira elo aja yang inget sama masalah semua orang. Gue juga bisa inget sama ucapan elo kali! " gerutu mas Juna malu, seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain selain memandang ke arah ku, agar aku tak bisa melihat wajahnya yang sedikit memerah akibat menahan malu.
" dih, kok malah marah - marah sih. Cepet tua lho mas kalo suka marah - marah. Tapi gue seneng deh, akhirnya masalah elo sekarang udah selesai, mas. " ujar ku lagi tersenyum senang dan memilih tak memperdulikan gerutuan yang keluar dari mulut mas Juna tadi.
Apalagi masalah internal yang di alami oleh semua teman - teman ku sudah selesai dan kini mereka tinggal melanjutkan semua keinginan mereka masing - masing. Aku benar – benar berharap jika kami semua bisa sukses suatu saat nanti, setelah semua masalah ini selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
304 TH STUDY ROOM 01 (FAN FICT) (Completed)
Fanfiction~(TAMAT)~ Cerita yang berasal dari Web*toon dengan penulis adalah Felicia Huang. Saya hanya membuat fanfiction yang berdasarkan imajinasi saya sendiri. Bercerita tentang seorang gadis yang bernama Desyca Taniadi yang berhasil masuk kedalam karantin...