CHAPTER 26

1.1K 58 20
                                    

" Des. Berapa orang temen kamu yang datang ke rumah? Kamu gak lupa ngundang temen - temen kamu ke sini kan Des? Buat acara syukuran kamu. " tanya mamih sambil mempersiapkan semuanya untuk syukuran ku di rumah. Ternyata mamih hanya mengundang teman - teman ku dan seluruh keluarga besar ku saja.

Beberapa keluarga besar ku dari pihak mamih dan papih pun juga sudah datang dan memilih untuk duduk - duduk santai di ruang keluarga dan di halaman samping rumah yang ada gazebo. Sedangkan beberapa keluarga ku yang lain lagi, membantu mamih untuk mempersiapkan acara syukuran kali ini.

" Cuma anak - anak tim OSN fisika, sama yang sekamar sama aku pas karantina OSN doang mih. Paling cuma enam orang doang kok yang aku undang, gak banyak. " sahut ku enteng, seraya diri ku ikut membantu mamih untuk membereskan semua yang perlu di bereskan untuk acara syukuran ku kali ini.

" lho? Kok? Kenapa cuma enam orang aja yang kamu undang ke sini? Temen - temen sekolah kamu kenapa gak ada yang di undang. Mamih udah banyak lho masak buat kalian semua nanti. Ntar kalo semua makanannya gak abis gimana sih Des. Kamu nih. Kenapa kamu ngundang temen dikit banget sih. Kayak gak punya temen aja sih. " ujar mamih menghentikan kesibukannya sembari menoleh ke arah ku dan memandang ke arah ku dengan pandangan yang sangat - sangat penasaran.

" ngapain juga ngundang mereka semua banyak - banyak mih. Kan gak ada urusannya juga sama ini. Lagian bingung mau ngundang siapa. Gak ada yang akrab kalo di sekolah. Lagian kalo makanannya ntar lebihan, kan masih ada tuh tante - tante sama om - om semua. Kalo makanannya masih ke sisa juga, suruh aja mereka bawa pulang. Susah amat deh mamih ih. " ujar ku enteng sembari membalas perkataan mamih.

Karena memang aku sama sekali tidak memiliki teman - teman dekat yang begitu akrab di sekolah ku, di Smansa. Aku hanya berteman sewajarnya dan biasa saja dengan mereka semua, tanpa ada yang akrab satu orang pun.

Aku memang selama ini sama sekali tidak terlalu membeda - bedakan semuanya dan mengotak - kotakkan mereka untuk membedakan yang akrab atau tidak.

" nanti nak Arjuna datang ke sini kan, Des? " tanya mamih tiba - tiba kepo dan penasaran karena dirinya tiba - tiba ingat mas Juna dan menanyakan sosok senior ku di OSN Fisika itu.

Pertanyaan mamih barusan membuat ku langsung mengerutkan kening ku karena bingung. Kenapa juga sampai mamih harus menanyakan perihal mas Juna datang atau tidak ke sini nanti.

" dih. Kenapa gitu? Sampe nanyain mas Juna segala sih Mih. Aneh banget deh. Gak biasanya mamih nanya - nanya. " balas ku bingung dan bertanya pada mamih yang tidak biasanya menanyakan teman - teman ku hingga seperti ini.

" ya gak papa sih. Mamih cuma nanya kok. Kan jarang - jarang aja kamu punya temen deket cowok. Biasanya temenan sama buku sama laptop melulu. Sampe bosen mamih liat kamu kayak gitu. Gimana kamu mau dapet suami kaya raya, trus ganteng kalo begitu caranya. " cibir mamih dan membuat ku memutar kedua bola mata ku malas.

Lagi - lagi masalah ini. Aku sama sekali tak berminat untuk membalas ucapan mamih kali ini dan lebih memilih untuk diam sembari menyibukkan diri ku sendiri.

" mentor kamu di OSN kemarin gimana? Jadi dateng gak hari ini? Siapa namanya? Mamih lupa. " tanya mamih lagi karena aku tak membalas ucapannya yang barusan tentang suami kaya.

" pak Zam? Kayaknya pak Zam gak bisa deh hari ini. Soalnya kata beliau, beliau ada dinas ke luar kota sejak kemaren. Salam aja katanya buat mamih sama papih. Laoshi sama Gege juga udah di Korea. " sahut ku sembari mengingat chat dari pak Zam di grup, saat beliau mengatakan tidak bisa datang ke rumah ku. Dan mengingat jika Laoshi dan Hyunbin sudah berada di Korea saat ini.

*****

Drtt.. drrrttt... drrrttt...

" Hallo? "

304 TH STUDY ROOM 01 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang